2

210 22 11
                                    

Didedikasikan untuk kirskey yang pernah komen di Ability versi lama, dan hal itu bikin Ability banyak yang baca (gak tau apa hubungannya:')). You said that i made your day because you were sad (kinda forgot what you wrote there exactly HAHA), but trust me, with your comment back in that day, you are the one that made my day, Sashi.


GUE DRAMA BANGET SUMPAH /slap/. Tapi yha begitulah, di asik asikin aja geng.

Btw, gue semacam lupa update, makanya kelamaan... Tapi semoga suka ya! x



Dua.

Ketiga perempuan yang sedang berdiri di depan Gabby sontak kaget, kemudian saling bertatapan. Setelah beberapa saat, Sonya menghembuskan napas panjang lalu menatap Gabby.

"Eh, oke." Sonya menggaruk tengkuknya, kemudian menelan ludah. "Nama gue Sonya. Yang gue lakuin ke Gea..." Ia berhenti sejenak kemudian mengalihkan pandangannya ke Gina dan menatapnya dengan tatapan memelas. "Gue gak ngerti mau jelasinnya gimana." Ucapnya frustasi.

Gina mengangguk pasrah pada Sonya. Ia menggigit bibirnya kemudian maju satu langkah agar menjadi lebih dekat dengan Gabby. "Pertama, Gab, lo nggak boleh ngasih tau ini ke siapa-siapa. Ngerti?"

Gabby mengangguk, kemudian Gina melanjutkan. "Kami beda dengan manusia lainnya." Ucap Gina. Gabby yang mendengarkan kalimat itu mengerutkan alisnya. "Bukan kayak alien atau apalah, kami tetep manusia. Tapi bedanya kami punya kelebihan yang orang lain gak punya."

"Wow, oke. Lanjutkan." Ucap Gabby sedikit meremehkan—walaupun sebenarnya ia mulai tertarik dengan arah pembicaraan ini.

"Jadi, gue Gina. Dan gue punya suatu kelebihan—" matanya tampak ragu sesaat, tapi kemudian dengan pasti ia melanjutkan."—dimana gue bisa ngebaca pikiran orang lain."

Gabby terbelalak kaget. Ia hampir tertawa kalau saja ia tak sadar bahwa wajah Gina saat itu sangat serius. "Gue gak percaya akan hal-hal fiksi." Ucapnya melawan pernyataan Gina.

Terdengar decakan kesal dari balik punggung Gina. Disana berdiri Hana, memasang wajah 'sumpah-gue-bosen' sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Gina mendengus dan memutar kedua bola matanya. "Sekarang lo pikirin suatu hal yang gak bakal bisa gue tebak. Gue bakalan buktiin sama lo."

Gabby mengangguk, kemudian ia memejamkan matanya sejenak. Setelah ia membuka matanya, Gina langsung mendeskripsikan isi pikiran Gabby. "Lo lagi pengen makan martabak yang ada di seberang rumah lo."

Gabby masih menolak untuk percaya, maka dari itu ia langsung memberi sanggahan. "Lo bisa aja liat di—"

"Apa? Instagram?" Ucap Gina langsung memotong. "Gue tau lo selalu minta extra-cheese dan nggak pernah mau bilang hal itu ke siapapun."

Sonya yang sedari tadi menyandarkan punggungnya ke dinding tertawa kecil. "Gue selalu minta extra-cheese dan semua orang sepertinya tau itu. Dan by the way, dari semua hal lo cuma mikirin martabak?" Cibirnya dengan matanya yang menyipit akibat tertawa. Saat dia menyadari tak ada yang ikut tertawa bersamanya, ia buru-buru menambahkan. "Sorry, lagi receh."

Perhatian Gina kembali terfokus pada Gabby. "Yaudah. Kalo lo nggak percaya, ya nggak apa. Setidaknya lo pantas buat dapat penjelasan. Jadi, gue bakalan ngelanjutin.

"Yang terjadi sama Gea dan teman-temannya tadi adalah moodnya diubah benar-benar drastis. Dan hal itu dilakuin oleh Sonya—the Mood Changer. Sonya bisa ngubah mood siapa aja yang dia kehendaki melalui pikirannya."

ABILITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang