Part 5

27 5 3
                                    

"Kak, lia lapar banget nih. Traktirin dong." Ucapku sambil memakaikan seatbelt nya.

"Iya, iya. Kakak traktirin deh. Kita ketempat biasa aja ya" ucap kak Handy sambil mengendarai mobilnya.

Selama diperjalanan, aku menceritakan kepada kak Handy kejadian semalam. Yaitu, Tania tidak pandai menggambar, Andreas sama Welly suka komik, Andreas ketahuan punya lukisan cewek dimeja belajarnya, Welly tau rumahku dan kak Handy, kami berempat bertingkah konyol serta Welly ngantar aku pulang kerumah karena kak Handy gak bisa jemput. Terus, tadi di sekolah juga Bu Bella memuji hasil kerja keras kami. Respon kak Handy senang mendengar curhatku yang mungkin gak terlalu penting untuk di dengar. Hahaha.

Kak Handy juga menceritakan kegiatannya di sekolah kok selama di perjalanan. Dia bilang dia begitu sibuk akhir-akhir ini. Berhubung karena dia baru resmi ketua osis di sekolah semenjak ajaran baru, kak Handy harus membuat visi dan misi serta prospek kerja yang membangun kreativitas, bakat atau kemampuan para siswa/i dalam belajar.

Sekian lama kami bercerita di perjalanan, akhirnya kami sampai juga ke tempat yang sering kami kunjungi ketika makan.

Kak Handy memarkirkan mobilnya. Keluar dari mobil dan berlari kecil membukakan pintu mobil yang aku duduki.

"Makasih kakak Lia paling ganteng" kataku berdiri memberi senyuman manis kepada kak Handy.

"Itu sudah kewajiban buat laki-laki, adikku" kata kak Handy mengacak-acak rambutku pelan sambil berjalan menuju restoran.

Kami duduk di tempat biasa makan, di lantai 2 rooftop yang bisa melihat semua aktivitas yang ada di Jakarta.

"Silahkan mas, mbak mau pesan apa?" Kata pelayan sambil memberikan menu kepada ku dan kak Handy.

Kak Handy sudah tau makanan favorite ku di restoran ini, jadi dia gak perlu lagi melihat menu makanan.

"Juice avocado 1, ice cappuccino 1, sushi 1, cane cake 2, noodle with seafood 1" kata kak Handy.

Selang beberapa menit menunggu pesanan, aku merasa bosan. Sehingga aku mengajak kak Handy selfie bareng.

"Kak, lihat ke sini donk." Ucapku yang sudah memegang gadgetku ke depan muka kami.

Kak Handy berpose melihat ke arah ku dengan tangan sebelah kanannya memegang kepalaku serta mengekspresikan muka geramnya sedangkan aku mengekspresikan muka kaget ke arah kamera.

Tiba-tiba seorang cewek menghampiri kami mengambil gadget ku dengan keras dari tanganku.

Aku merasa syok dan melihat siapa yang mengambil gadgetku dengan ekspresi emosi. Hmm ternyata kak cantik nan alay yang ngambil gadgetku. Siapa lagi kalau bukan kak Lucy.

"Lo tuh yah baru aja murid baru udah gatal sama kakak kelas. Pakai acara selfie bareng segala lagi" ucap kak Lucy memegang gadgetku.

"Baliki gak hp gue!" Akupun berdiri menarik hpku kuat dari tangannya. Sehingga gadgetku kembali ketangan pemiliknya aku.

"Jangan mentang lo kakak kelas lo bisa seenaknya sama gue yah." Sambungku emosi.

"Hahaha, akhirnya lo nantangi gue. Hahaha" Cetusnya tertawa.

"Nantangi lo? Emang gue nantangi apa? Lucu yaa" sahutku kembali.

Brukkkk !!! Suara pulukan meja dari tangan kak Handy.
"HENTIKAN! Lo ngapain ngurusin Ryelia? buat malu aja lu Lucy" ucap kak Handy ngebentak.

Astaga kak, daritadi lo kemana aja. Kok baru nongol sih. Mampus lu kak Lucy, kak handy ngebentak lu ucapku dalam hati melihat ekspresi kak Handy membentak kak Lucy.

Sebenarnya aku terkejut melihat kak Handy ngebentak kak Lucy. Secara, seumur hidup aku tuh, kak Handy belum pernah ngebentak aku maupun cewek disekitarnya.

"Gue bukan ngurusi dia Handy. Tapi gue peduli sama lo Ndy. Dia dekatin lo cuman numpang famous karena lo ketos di sekolah" ucap kak Lucy lembut.

"Haa? Gue dekatin kak Handy karena numpang famous? Hello kakak Lucy, gue tuh Ryelia Fralyn" belum sempat bilang adik kandungnya kak Handy, kak Handy motong perkataanku.

"Dia pacar gue" kata kak Handy cuek. Aku segera membuka mulutku mengatakan bahwa perkataan kak Handy bohong. Tetapi dia menginjak kakikku pelan dan menatapku tajam seolah-olah mengatakan nanti kk jelasin ini. Masalah ini kk dulu yang ngurus. Melihat tatapan kak Handy akhirnya aku diam dan membisu.

"Lo.. Lo.. Paa..pacaran sama nyaa.. Se..sejak ka..kapan?" Ucap kak Lucy. Aku melihat kekecewaan dimatanya. Dia melemah, dan duduk terbengong. Matanya mengeluarkan air sehingga pipinya basah.

"Itu bukan urusan lo! Sekarang gue minta, lo jangan ganggu Ryelia lagi!" Ucap kak Handy yang tidak peduli dengan kondisi kak Lucy sekarang.

"Kalau dia memang yang terbaik, gue tidak akan mengganggu kalian terutama dia. Semoga hubungan kalian langgeng." Kata kak Lucy yang menghapus airmata dipipinya.

Jujur saja, biarpun kak Lucy dari awal tidak menyukaiku, tapi melihat kondisi dia sekarang ini aku ingin sekali memeluknya dan mengelus-elus punggungnya. Apa daya, aku takut dia malah emosi ke aku. Rencana kak Handy memang benar-benar menyesatkan!

"Bagus! Sekarang lo pulang! Lo udah ngerusak acara kami" ucap kak Handy lagi.

Kenapa kak Handy jadi kasar gini? Mendengar perkataan kak Handy, kak Lucy langsung pergi tanpa bicara lagi. Aku melihat punggungnya yang berjalan sangat lambat. Menghapus air mata di pipinya. Baru kali ini juga aku melihat sosok seorang kak Lucy lemah tak berdaya.

"Kak, kakak kok gitu sih sama kak Lucy? Kasihan tau" ucapku masih memperhatikan kak Lucy dan tidak terlihat lagi karena udah turun dari tangga.

"Biarin, biar dia mengerti dan berubah"

"Kak antarin dia pulang. Ntar kenapa-kenapa lagi kak Lucy dijalan" ucapku.

"Gak! Kakak gak mau!" Kata kak Handy membantah.

"Yaudah, Ryelia aja yang ngantar" aku mengambil kunci mobil dan berjalan mencari kak Lucy. Aku mendengar kak Handy memanggil namaku. Aku menoleh berhenti.

"Sini kunci mobil. Kakak aja yang ngantar. Kalau Lia yang ng an tar bisa bahaya" aku memberi kunci tersebut dan kak Handy langsung pergi keluar restoran mencari kak Lucy.

Setelah kak Handy tak terlihat, aku kembali ke tempat kami tadi. Disana sudah tersedia makanan dan minuman yang dipesan. Aku juga melihat bill. ternyata kak Handy sudah membayarnya. Aku sudah tidak mood lagi untuk makan sehingga aku menyuruh pelayan supaya membungkus makanan dan minuman kami. Sayang kalau di tinggalin begitu aja. Karena banyak orang di luar sana belum tentu bisa merasakan makanan selezat ini. Aku sudah diluar restoran. Aku mengsms kak Handy langsung pulang ke rumah karena aku sudah gak mood lagi untuk makan. dan sudah permisi juga aku duluan pulang naik taxi. Beberapa menit kemudian kak Handy membalas smsku mengiyakan apa yang ku bilang serta berkata hati-hati di jalan.

25 Juli 2016 (May Theresia)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang