chapter 1 : 민윤아

389 34 0
                                    

selamat membaca, beloved readers.

🔹🔹🔹

Delapan bulan bukan waktu yang terbilang mudah untuk seseorang melupakan orang yang dicintainya bukan? Percaya atau tidak, masa-masa itu kuhabiskan untuk berjuang melupakannya. Usahaku hampir berhasil sekarang, salah satu cara yang kulakukan adalah menyibukkan diri. Hangout bersama teman, dan bekerja. Mungkin dua hal itu yang paling tepat.

Apa yang terjadi delapan bulan lalu?

Bulan Agustus adalah bulan di mana aku memutuskan untuk mengakhiri hubungaku dengannya, pria yang menjadi satu-satunya orang yang kupercaya selama satu tahun kami berhubungan. Aku selalu menaruh kepercayan padanya, sampai suatu saat aku mendapati sesuatu yang mengejutkan. Mengingatnya, rasanya hatiku tertusuk oleh ribuan panah, terlalu menyesakkan dan terlalu menyakitkan. Bertambah rasa pahit jika kau melihatnya di depan mata secara langsung.

Flashback

"Itu tidak benar, kau payah"

Aku terhenyak, langsung menghentikan langkahku dan menurunkan plastik bawaanku begitu mendapati Jimin tengah berbicara, tapi dengan siapa? Jimin hanya tinggal sendirian di apartmentnya. Atau Jimin sedang menghubungi seseorang?

Seketika terpintas dipikiranku untuk mengejutkannya dengan kehadiranku yang tiba-tiba. Aku melangkah pelan menuju ruang makan di mana sumber suaranya berasal, berusaha tidak menimbulkan suara apapun.

"Lalu seperti apa yang benar?"

Aku menghentikan langkah, mendapati suara seorang wanita setelahnya. Apa ketika kau berbicara di telepon suara orang yang kau hubungi bisa sekeras itu? Suaranya layak suara orang yang ada di ruangan itu juga.

"Seperti ini"

"Bagai---"

"Astaga Jimin! Kau mengejutkanku"

Kali ini aku mendengar suara protes, tidak, tidak hanya suara protes. Tapi aku bisa melihat apa yang baru saja di lakukan Jimin pada wanita itu. Ia tengah memegangi bibirnya malu yang baru saja menerima kecupan mesra dari Jimin. Bahkan suara kecupan itu masih terngiang di telingaku. Sedangkan Jimin secara tiba-tiba mencubit gemas pipinya, lalu merengkuh tubuhnya untuk memeluknya.

"Jika kau seperti ini terus, aku akan semakin menyukaimu" wanita itu bergumam dalam pelukan mereka.

Kakiku lemas seketika, aku menjatuhkan diri di ambang pintu. Pikiranku benar-benar kacau, tidak mengerti dengan situasi yang aku lihat. Yang aku yakin, aku tengah menyaksikan kekasihku yang bermesraan dengan wanita lain. Dengan kata lain, ia berselingkuh.

Aku menatap penuh amarah, sampai tiba-tiba aktifitas mereka terhenti. Jimin melepas pelukannya secara sepihak, ia membolakan matanya ketika matanya menangkap mataku. Selanjutnya ia mendesis,

"Yoona"

Kenapa rasanya sakit ketika namaku keluar dari bibirnya? Ia menjauh dari wanita itu, kemudian berjalan lemas ke arahku.

"Min Yoona, ini salah paham" matanya memerah, sambil berusaha menggapaiku. Ia semakin mendekat, sampai akhirnya berhasil meraih pipiku, kemudian ia menangkupnya lembut. Aku sama sekali tidak merespon, terlalu kelu untuk berbicara. Tangannya mulai terlepas, kemudian ia beralih meraih tubuhku, merengkuh diriku di dekapannya dengan tubuh dinginnya.

Flashback End

Kepercayaanku memudar selang beberapa menit setelah kejadian. Hatiku terasa terkoyak, tapi mau bagaimana lagi? Aku tidak mungkin terus-terusan memepercayainya 'kan? Bukti sudah terlihat jelas di depan mata, apalagi yang aku perlukan?

Ia sempat menahanku, berkata bahwa ia bisa menjelaskan semuanya. Juga beranggapan bahwa apa yang aku lihat tidaklah benar dan hanya kesalahpahaman semata. Emosiku mulai memuncak saat itu, tetesan air mata yang selama itu aku tahan akhirnya mengalir begitu saja.

Masalah tidak hanya pada kejadian itu. Sebelumnya, aku tak sengaja memergokinya tengah merangkul pinggang seorang wanita saat aku pergi ke mall bersama teman-temanku. Awalnya aku tidak percaya, aku pikir aku salah lihat. Tapi setelah memperhatikannya cukup lama, aku semakin yakin bahwa pria itu memang dirinya. Aku berusaha berpikir positif, mungkin wanita itu sepupunya yang tidak aku ketahui. Aku berusaha mempertahankan hubungan kami, tapi patah hatiku bertambah ketika aku melihat secara langsung kejadian menyakitkan itu.

Bahwa ia memang tengah mendekati wanita lain. Itu terasa menyakitkan ketika dengan santainya ia mengungkapkannya.

"Aku mendekatinya, tapi ini tidak akan lama. Jika kau tidak ingin hubungan kita berakhir, maka kau harus rela berbagi diriku padanya. Aku akan menjauhinya setelah masalahku selesai. Tunggulah sampai masa itu datang"

Aku tercengang, rasanya perih mendengarnya. Apa dia gila? Kenapa dia memintaku untuk merelakan dirinya terbagi? Aku tidak mengerti, wanita mana yang berbagi orang yang dicintainya pada wanita lain? Saat itu aku paham, bahwa aku memiliki dua pilihan. Mengakhiri​ hubungan kami atau mempertahankan hubungan kami namun aku harus rela membaginya.

Aku meminta waktu padanya untuk berpikir sejenak, bahkan aku sempat bertanya pada teman-teman kepercayaanku mana yang lebih baik. Sembilan puluh persen jawaban mereka adalah memilih yang pertama.

"Mungkin kau bahagia tetap bersamanya, tapi kau memiliki resiko besar. Ada saatnya kau merasa sakit ketika kekasihmu tak kunjung datang  karena tengah bersama kekasihnya yang lain, kasih sayangnya juga akan terbagi. Itu lebih menyakitkan. Dan jika kau memilih yang pertama, mungkin resiko kau sedih berlarut-larut itu tinggi, tapi pria tak hanya satu di dunia ini. Kau masih bisa menemukan yang lebih baik darinya"

Mungkin benar, pilihan kedua adalah pilihan yang terbaik.

▪🔸▪🔸▪
 


kimtvh's :

hyaaa, ff baru coming. Sebenarnya aku sempat bingung memilih antara Taehyung atau Jimin untuk tokoh utama pria di ff ini. Tapi rasanya, Jimin yang paling cocok.

genre hurt di ff ini sebenernya lebih mencolok, tapi aku jamin ada saatnya genre romancenya mencolok juga.

Ini baru part 1, nantikan kelanjutannya:)

love,

kimtvh

15 Apr 2017

The Second Time ; pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang