chapter 2 : 속삭이다

224 31 1
                                    

Minggu siang. Aku menyesap minumanku selagi menunggu kehadiran Jennie. Hanya gadis itu yang paling ku tunggu di antara teman-temanku. Chaeyoung telah sampai duluan tadi, bahkan ia mulai bosan dan ingin segera pulang. Tapi, Jennie menahan kami, katanya ia memiliki informasi penting.

Kenapa aku bisa ada di cafe ini? Singkat cerita..

Pagi tadi aku menyuap sandwich yang baru saja selesai kubuat. Aku bangun cukup terlambat, dan tidak sempat membuat makanan. Beruntung bukan saat hari kerja. Sambil menonton acara pagi yang sedang tayang di televisi, aku mencari-cari keberadaan ponselku yang terakhir kali kupegang sore kemarin. Entah akhir-akhir ini aku kurang tertarik dengan benda itu, bahkan aku hampir mengabaikannya. Jika saja ponsel bukan benda penting untuk berkomunikasi, mungkin akulah orang pertama yang membuangnya.

Aku terus mencari kesela-sela sofa, mana tahu jika ponselku terselip di sana? Tapi ternyata hasilnya nihil. Suapan terakhir dari sandwich yang kumakan, akhirnya aku berdiri. Dengan malas, aku melangkah masuk ke kamar dan mendapati benda kotak berwarna rose gold itu tengah berbaring santai di atas nakas tempat tidurku. Kenapa aku bisa lupa?

Aku tercengang ketika menghidupkan layarnya, ada dua belas pesan yang masuk. Selama ini, aku jarang mendapat pesan sebanyak itu. Apa aku terlalu lama mengabaikan benda itu? Dengan excited, aku segera membukanya. Aku membuang napas kasar dan mulai merasa kecewa ketika mendapati sekitar delapan dari dua belas pesan itu adalah pesan dari operator. Sisanya adalah pesan yang berasal dari temanku.

Jisoo : Aku bosan, bisakah kau menemaniku ke mall?
Received Yesterday 7.09pm

Aku terkekeh, dia memang seperti itu. Hanya tahu yang namanya menghabiskan uang. Kurasa ia tidak pergi semalam karena aku baru membaca pesannya, ㅋㅋㅋ

Jennie : Kau akan terkejut dengan apa yang kulihat tadi. Dia semakin tampan~
Received Yesterday 11.34pm

Jennie : Penasaran? Besok kita harus berkumpul di tempat biasa!
Received Yesterday 11.35pm

Aku? Terkejut? Aku penasaran, apa yang dilihatnya? Siapa yang semakin tampan? Gadis gila itu memang sangat senang membuat orang lain penasaran. Di tengah malam seperti itu masih sempat mengiriminya pesan aneh? Tidak heran jika Jennie belum memilki kekasih.

"Girls, Jisoo tidak bisa datang. Jadi tak masalah jika hanya kita bertiga 'kan?"

Jennie yang muncul entah dari mana merubah suasana. Aku bahkan tidak menyadari kapan ia sampai. Ia duduk di hadapanku, tepatnya di sebelah Chaeyoung yang kosong. Karena kursi di sebelahku telah terpakai oleh tas kecilku dan juga tas Chaeyoung. Entah kenapa gadis itu tidak menaruhnya di kursi sebelahnya dan malah memilih kursi sebelahku.

Chaeyoung tampak meletakkan ponselnya, begitu juga denganku karena Jennie mulai geram dengan kami yang sibuk sendiri. "Kebiasaan buruk" ia menyindir. Bibirnya maju kedepan dengan pipi gembulnya yang mengembang. Sungguh lucu, Jennie benar-benar imut.

Aku terkekeh pelan, diikuti Chaeyoung. Tapi, tidak lama kemudian tatapan Jennie berubah serius. Ia tampak berpikir, tapi kemudian ia berubah gelisah. Chaeyoung yang menyadarinya langsung mengerutkan dahi, sedangkan aku hanya menunggu ucapan yang akan dilontarkannya. Kenapa aku tiba-tiba merasa tegang?

"Jadi begini---" ia memulai.

Aku dan Chaeyoung mulai fokus mendengarkan, menunggu kelanjutan ucapannya yang masih menggantung seperti jemuran yang belum kering.

"Aish, aku tidak bisa mengatakannya. Maaf" Ia mengacak rambutnya sendiri dan seketika tampak frustasi. Kenapa dia sampai segitunya? Aku semakin penasaran karenanya. Jennie Kim, si ratu pemberi harapan palsu. Chaeyoung menepuk dahinya sendiri, namun kemudian mengangguk mengerti. Ia sudah kebal dengan Jennie yang suka menggantung ucapan. Aku mengelus dada sabar sambil kembali menyeruput minumanku.

Aku berdiri setelah selesai menghabiskan minumanku. "Girls, kalau begitu aku pergi duluan. Aku harus membeli bahan makanan karena persediaanku hampir habis"

Chaeyoung mengangkat kepalanya untuk bisa bertatapan denganku, kemudian menganggukkan kepalanya. "Baiklah, hati-hati" kata terakhir dari Chaeyoung sebelum aku benar-benar meninggalkan mereka.

Seperdelapan jalan aku berlalu lebih tepatnya sedikit di belakang mereka, tiba-tiba kakiku terasa menginjak sesuatu. Aku paling merasa tidak nyaman, jadi kusempatkan diri untuk berhenti dan menunduk melihat ke arah sepatuku. Ternyata permen karet, siapa yang dengan joroknya membuang permen karet di cafe yang bersih ini? Sungguh keterlaluan.

Sepintas dapat kulihat Jennie memukul kepalanya sendiri, kemudian beralih menatap Chaeyoung. "Aku mabuk semalam, dan tanpa sengaja mengirim pesan pada Yoona bahwa aku melihatnya"

Aku mendengar samar-samar. Tak lama Chaeyoung menjawab, "Memangnya siapa yang kau lihat?"

Aku berhasil menarik permen karet itu dengan bantuan tissue yang ada digenggamanku sejak tadi. Aku ingin merasa senang, tapi tiba-tiba aku mendengar Jennie menyebutkan nama seseorang yang terdengar menusuk hati.

"Aku melihat dia, Park Jimin"

Bagai tersengat ubur-ubur, sudah lama aku tidak mendengar nama itu, tapi kenapa aku mendengarnya lagi dari temanku? Jennie melihatnya? Aku ingin merasa tidak peduli, tapi kenapa rasanya aku ingin tahu lebih dalam? 'Kau yakin tidak ingin mendengar kabarnya? Berbaliklah, kau merindukannya' sebuah bisikan terngiang di kepalaku. Tapi kemudian ada bisikan lain yang menutut 'Kau telah melupakannya, ingat itu. Jangan pernah berbalik atau kau menyesalinya'

Bisikan itu berasal dari mana aku tidak tahu. Aku segera menutup kedua telingaku, awalnya biasa saja namun kemudian kedua bisikan itu seakan menyatu dan beradu memaksaku untuk memilih salah satunya. Bisikan itu berubah aneh, bahkan aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Seakan berputar mengitari telinga dan pikiranku. Ternyata efek bisikan itu tak hanya sampai disitu, lama kelamaan pandanganku menjadi buram, kepalaku terasa sakit. Aku berusaha memegang kuat kepalaku, rasanya semakin menyakitkan.

Sampai akhirnya tungkaiku terasa lemas dan akhirnya aku jatuh. Aku sempat melihat beberapa kaki menghampiriku dan suara orang-orang terdengar heboh sampai akhirnya aku tak sadarkan diri.

▪🔸▪🔸▪

kimtvh's :

Vote dan commentnya jangan lupa kuyy.

Jimin belum muncul ya? Nanti juga muncul kok hehe. Yang penting tinggalkan vomment setelah membaca.

love,

kimtvh

 

The Second Time ; pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang