"Apa kau baik-baik saja?" Jisoo menatap sembari menepuk bahu kiriku.
Mengatakan bahwa aku baik-baik saja setelah kejadian semalam tidaklah benar. Aku baru saja menceritakan semuanya pada teman-temanku. Beruntung aku memiliki mereka yang setia menemani dan mendengar keluh kesahku tentang hidupku.
"Maafkan aku, kau pasti sudah tahu tentang itu" Jennie menundukkan kepalanya. Aku tahu apa yang dimaksud olehnya adalah tentang ia bertemu Jimin. Aku hanya menganggukkan kepala sembari mengelus punggung tangannya yang bertengger di atas meja.
"Tak apa, Jen. Kau tak perlu meminta maaf. Ini bukan salahmu"
"Tapi saat itu dia terlihat aneh, dia menatapku tapi tatapannya sulit ditebak"
Entah apapun tentang pria itu, aku menyerah. Aku segera mundur dan berdiri dari kursi, membuat mereka menatap ke arahku dengan kompak, "Kau mau kemana?" Jisoo ikut berdiri.
"Tentu saja kerja. Sebentar lagi jam kerjaku" Aku menatap ke arah jam tangan yang mengitari pergelangan tanganku. Hanya terisisa sepuluh menit lagi, aku terlarut dalam curhatan sehingga lupa bahwa aku harus bekerja. Mereka semua mengangguk, kemudian Jisoo kembali duduk.
"Hati-hati" teriak Chaeyoung setelah aku berbalik.
🔹🔹🔹
Setelah asik mengutarakan perasaan, aku sampai di tempat kerjaku. Tepat pukul sepuluh. Lisa telah berdiri cantik di pintu masuk, tidak lupa menampilkan senyumnya kepada siapapun yang akan masuk. Jungkook yang ada di sampingnya sesekali menjahilinya dengan memukul lengannya. Lisa hanya pasrah sembari membalas kembali apa yang diperlakukan Jungkook padanya.
Senyum gadis itu tak pernah hilang. Aku iri melihatnya, bahkan senyum gadis itu seperti virus bagiku karena menular padaku yang sekarang ikut tersenyum melihatnya.
"Unnie, tumben sekali kau baru datang" ia meninggalkan Jungkook dan beralih menghampiriku yang masih beberapa puluh senti dari pintu masuk. Ia menarik lenganku dan membawaku masuk ke dalam.
"Jungkook kau ini jahil sekali pada Lisa. Jika kau menyukainya, katakan saja padanya" aku menyindirnya ketika melewati dia. Lisa telah jalan lebih dulu dengan aku di belakangnya.
"Nuna! Kau ini bicara apa? Bagaimana jika ia mendengar?" Jungkook memperkecil suaranya.
"Tak apa, akan lebih seru jika Lisa mendengar. Ya kan Lisa?" aku sedikit menekan ucapan terakhirku.
Menjahili Jungkook di pagi ini bukan masalah kan? Pria bergigi kelinci itu terlalu sayang jika tidak dijahili. Ia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian kulihat bibirnya membentuk suatu ucapan "awas kau nuna" aku terkekeh mendapati apa yang diucapkannya tanpa suara itu.
Selesai menjahili Jungkook, aku bergegas ke ruang pegawai untuk mengambil celemek dan menaruh tasku ke locker. Tidak lupa mengikat kuda rambut panjang yang sering mengganggu ini. Setelah semua sudah siap, aku keluar dan mulai untuk melayani para pelanggan. Wangi kopi di kedai ini begitu khas dan dominan setiap harinya, berbeda dengan minuman manis dan dingin.
"Satu americano, please?"
"Tentu, 3.600won"
Mendapat pesanan, aku segera mengangguk dan berbalik untuk membuatnya setelah ia menyodorkan uangnya.
"Ini pesanan anda, silahkan di nikmati"
"Terimakasih, Yoonie"
Darahku mendesir dan jantungku seketika berpacu lebih cepat. Aku mematung ketika dengan terpaksa menatap wajahnya yang akan berbalik itu. Ia berjalan ke arah salah satu meja di ujung sana, menyadarinya aku segera berlari ke arahnya.
"Kenapa kau memanggilku seperti itu?" dia sedikit mendongak ketika mendapati aku berdiri di sampingnya.
"Tidak bolehkah? Maaf kalau begitu" ia merogoh sesuatu dari tas ransel yang dibawanya, kemudian mengeluarkan laptop putihnya.
"Bukan seperti itu Taehyung, hanya saja itu—aku tidak menyukainya"
Ia memalingkan wajahnya dari layar laptopnya yang telah menyala, "Maaf"
Aku menyambut kata maafnya dengan sebuah anggukan. Ia kemudian tersenyum dan kembali terpaku pada layar laptopnya dan mulai mengetikkan sesuatu. Melihat itu, aku berpikir bahwa urusanku dengannya telah selesai. Aku berbalik untuk kembali ke tempatku, sebelum Taehyung menahan tanganku yang membuatku langkahku terhenti.
"Bisa kau temani aku di sini?" suara beratnya yang khas membuatku memalingkan wajah ke arahnya. Sungguh, Taehyung adalah pria yang tampan. Jika kau melihatnya secara langsung, ia bak pangeran di film-film disney yang sering aku tonton.
Bentuk wajah, mata, hidung dan bibirnya terlukis sempurna. Siapapun akan jatuh pada pesonanya. Taehyung benar-benar sempurna, sama seperti Jennie. Apa rahasia kedua orangtuanya sampai memiliki dua anak yang sempurna seperti itu? Aku iri dengan mereka.
"Yoona?"
Aku tersadar, bodohnya diriku yang tiba-tiba diam melamun dan sibuk memuji dirinya dalam hati. Dengan cepat, aku menggeleng mengingat bahwa aku sedang kerja.
"Tidak bisa Taehyung, kau lihat sendiri aku sedang dalam jam kerja"
"Kumohon" ia menarik ujung lengan bajuku, raut wajahnya berubah seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan balon oleh ibunya. Seperti itulah dia.
"Tidak bisa, jika pegawai lain melihat aku bersantai-santai, mereka tidak akan diam"
"Aku akan bertanggung jawab jika bosmu menegur"
"Tetap saja, aku tidak bisa. Lagipula, kenapa harus aku?" aku melepas tangannya dari bajuku.
"Sangat tidak nyaman duduk sendirian. Lagipula, hanya kau satu-satunya yang aku kenal di sini. Kumohon, hanya sampai Hoseok hyung datang"
"Hoseok hyung?"
"Hm, dia kakak kelasku saat kami sekolah dulu. Aku sudah menganggapnya sebagai hyung sendiri. Saat ini aku menunggu kedatangannya untuk membantuku membuat skripsi untuk persiapan kelulusanku"
Aku memilih duduk dan mendengar kelanjutan ceritanya. Masa bodoh pegawai lain mengadu, Taehyung bilang ia akan bertanggung jawab kan?
"Jadi kau rajin juga"
"Tentu saja, Jennie pemalas bukan?" ia memasang tampang sok kerennya.
Aku hanya terkekeh dengan kelakuan pria ini. Sungguh di luar dugaan, Taehyung sangat banyak bicara, beberapa kali ia melontarkan lelucon aneh dan kadang kembali diam terpaku pada laptopnya.
***
kimtvh's :
sorry yang udah nunggu up dari lama:") bisa dibilang kemarin-kemarin aku hiatus dulu nulis ff.
dan juga sorry bgt part ini dikit, untuk part selanjutnya akan lebih panjang:)
omong-omong, kalo aku bikin ff baru dgn gaya bahasa yg lebih rapi, kalian mau siapa tokohnya? silahkan comment ya;)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Time ; pjm
Fanfiction"Don't ever look back or you'll regret it" hanya sebuah kisah tentang seorang gadis malang yang bertemu kembali dengan mantan kekasihnya setelah berjuang melupakannya. Park Jimin × Min Yoona