8. Revenge?

1K 213 12
                                    

Seakan tidak mau air matanya terlihat oleh orang lain, Jessie menarik tangan Luke dengan cepat dan membawanya lari ke parkiran.

"Ayo buruan pulang, ngebut ya." dengan suara seraknya, Jessie susah payah melengkapi kalimat nya.

Saat di perjalanan, perasaan Luke saja atau bukan, tapi Luke mendengar suara isak an tangis dari belakangnya, pelukan Jessie lebih erat dari biasanya, dagu Jessie di istirahat kan di pundak Luke. Entah mengapa, kedua nya merasa nyaman.

"Jess? Kok ga turun? Ini udah sampe" ucap Luke sambil menengok kebelakang, dan ternyata Jessie ketiduran.

Perlahan, Luke menepuk pipi Jessie sampai dia terbangun. "Bisa bisa nya gitu tidur di motor."

"Eh udah sampe ya." Jessie turun dari motor sambil melepas helm dan mengembalikan nya ke Luke.

Terlihat jelas mata Jessie yang sembab dan bengkak, tapi entah mengapa senyuman malah terukir di wajahnya.

"Kok... Senyum?" tanya Luke

"Di jalan tadi gue baru sadar, Ashton ga pantes dapet se tetes air mata gue." ucap Jessie dengan yakin.

Ada jeda sebentar sebelum Jessie melanjutkan kalimatnya, "dan gue baru sadar, pelukan lu adalah pelukan terbaik."

Luke menegang, tidak yakin dengan ucapan Jessie tadi. Pasti bercanda, pikirnya. "Gue pulang ya?" Luke membasahi kerongkongannya untuk memperlancar ucapannya.

Bukannya menjawab, Jessie malah diam dan senyumannya pudar. Sedangkan Luke sudah memutar motornya dan bersiap pergi.

"Luke, wait!"

Yang di panggil hanya menengok dan melihat Jessie. Matanya kembali berkaca kaca senyumannya masih terungkir, tapi tidak terlihat jelas. Tanpa di suruh Jessie, Luke mengerti bahwa Jessie perlu di temani. Segera Luke memutar motornya lagi dan masuk ke garasi.

Dengan cepat Luke memeluk Jessie dan menaruh dagu nya di puncak kepala Jessie. Suara isakan Jessie teredam oleh dada Luke. Luke yakin Jessie bisa mendengar detak jantungnya.

Perlahan Jessie melepaskan kepala nya dari dada Luke tetapi tangannya masih melingkar sempurna di pinggang Luke. Sedangkan Luke sekarang menangkup wajah Jessie dengan kedua tangannya.

"Katanya Ashton ga pantes dapet se tetes air mata lo, tapi lo nangis. Gimana sih?"

Bukannya menjawab, Jessie malah merengek dan bersembunyi di dekapan Luke. "Ah lo mah gitu Luke!" Lagi lagi, suaranya teredam.

"Shh, okay okay, i'll stay. I promise."











"YA TAPI BISA BISA NYA DIA KAYAK GITU KE GUA LUKE?! OTAKNYA DI MANA SIH?!" dengan nafas nya yang memburu dan ter engah engah karena terlalu besar meluapkan emosi nya Jessie kembali bercerita kepada Luke.

"Yaaa, udahlah ga usah di pikirin lagi. Ngapain di pikirin orang ga bener kayak dia?" Ucap Luke bersungguh sungguh sambil menyelipkan anak rambut Jessie ke belakang telinga.

"Trus itu ngapain nangis? Katanya ga mau nangis lagi?" Lanjut Luke, karena memang benar Jessie kembali menangis setiap kali dia menceritakan apapun tentang Ashton.

"Iya iya ga nangis kok." Gumam Jessie sambil mengelap kasar air mata nya.

Perlahan tapi pasti, Jessie merebahkan kepalanya di bahu Luke. Seakan menyadari pergerakan Jessie, Luke melebarkan lengannya, merengkuh badan Jessie dalam dekapannya.

Tidak ada yang berbicara dalam kurun waktu yang lama. Keduanya merasa nyaman walaupun saling diam. Luke dengan pikirannya, begitu pula dengan Jessie.

"Jess?" Tiba tiba suara Luke memecah keheningan di antara mereka berdua. Jessie hanya bergumam untuk membalas Luke.

"Gue ambil baju dulu ya dirumah buat besok? Nanti gue balik kok."

Jessie terlihat berfikir sebentar, hingga akhirnya dia buka suara, "Ga usah Luke. Besok kita ga bolos aja. Because i have a plan for him."








DUNG TAKTAK DUNG TAK

AKH UDAH GA BISA NYAMPAH DI NOTIF KALIAN DENGAN APDETAN GUE YANG SEHARI APDET DEH WKWK BCS UDAH MASUK SEKOLAH DAN BANYAK TUGAS INI ITU BELOM LAGI EKSKUL

HUH.

btw NEW COVER LOH

IYA TELAT, TAU.

udah itu aja.

Tertanda, istri Ashton, cashew-ay

Kebanjiran  ft. Luke HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang