"Fighting Soonyoung-ssi, jangann galau mulu wkwk.." Jihoon mengirim pesan sederhana untuk Soonyoung.
"Terima kasih."
Walaupun hanya enam kata, pesan itu membuat Soonyoung tersenyum. Ia merasa bersalah juga, karena sudah merepotkan Jihoon. Ia tahu bahwa penderita penyakit jantung lemat tidak boleh kelelahan. Sedangkan Soonyoung malah memberinya orderan yang cukup banyak.
"Ppfftt..."
Soonyoung menghela nafas dan membaringkan tubuhnya di atas kasur putihnya. Sesekali ia melihat jam.
"Biasanya aku mendapat ucapan selamat malam dari Lee-chan." gumam Soonyoung.
Tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia mengira kalau Lee-chan yang mengirim pesan kepadanya, ternyata bukan, Jihoon yang mengiriminya.
"Selamat malam, Soonyoung-ssi."
"Malam juga."
"Terima kasih telah menjadi pelanggan pertamaku."'Jadi aku pelanggan pertamanya? Wah, spesial sekali.' batin Soonyoung.
Keesokan harinya, Soonyoung mampir ke toko bunga milik Jihoon. Ia melihat Jihoon sedang melayani pelanggan-pelanggannya yang membeli bunga. Ia menghampiri Jihoon.
"Perlu kubantu Hoon-ah?"
"Kau disini? Dan apa itu Hoon-ah?" Jihoon tertawa pelan.
"Ya itu nama panggilan dariku."
"Hm, kalau kau mau membantu silahkan, tapi bukannya kau tidak mengerti bunga? Haha.."
"Enak saja, aku mengerti walaupun sedikit."Soonyoung membantu Jihoon melayani customer. Seharian Soonyoung membantu Jihoon. Jihoon sungguh berterima kasih kepadanya.
"Terima kasih, Soon-ah."
"Sama-sama. Besok aku kesini lagi, ya." ucap Soonyoung sambil mengacak rambut Jihoon.'deg'
Entah apa yang Jihoon rasakan, ia merasa tak pernah sebelumnya.
Soonyoung pun pergi pulang. Sementara Jihoon masih tetap berada di tokonya. Ia harus menata kembali bunga-bunganya. Sesekali ia merasa pusing dan beristirahat.
'Dasar lemah!' batinnya.
Dua hari telah berlalu. Setiap pagi, Soonyoung selalu pergi ke toko bunga Jihoon untuk membantunya. Sebagian kebiasaan Jihoon telah Soonyoung ketahui. Sementara Soonyoung, sudah tidak memikirkan Lee-chan, mantan kekasihnya lagi.
Pagi itu, Soonyoung mengajak temannya, Seokmin, untuk mengunjungi toko bunga Jihoon.
"Hoon-ah, ini temanku sekolah dulu, Seokmin."
"Annyeong, Seokmin imnida." ucap Seokmin memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
"Jihoon imnida." kata Jihoon sambil membalas uluran tangan Seokmin.Hari ini toko cukup berantakan. Soonyoung dan Seokmin berencana membantu Jihoon untuk merapikan tokonya kembali.
Jihoon terlihat kesulitan menaruh bunga ke rak atas. Tetapi, Soonyoung segera meraih bunga itu dan menaruh ke rak atas. Jihoon hanya melihati Soonyoung yang berdiri di sampingnya.
"Kau menghinaku?" tanya Jihoon.
"Menghina apa maksutmu? Aku hanya membantumu saja, eoh."
"Alasan."
"Hm, kau memang pendek, dasar." ucap Soonyoung sambil memencet hidung Jihoon.'deg'
Perasaan itu datang kembali. Jihoon hanya terdiam, ia tak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya.
"Hei, kau kenapa?" Soonyoung membuyarkan lamunan Jihoon.
"Eh, hm, ti...tidakk.." Jihoon meninggalkan Soonyoung dan melanjutkan pekerjaannya lagi.Setelah satu jam lamanya, akhirnya mereka bertiga selesai. Mereka berbaring di lantai sambil mengobrol.
"Seokmin-ah, kau suka bunga apa?" tanya Jihoon.
"Hm, mungkin bunga anggrek? Tapi tulip juga bagus."
"Ku akui tulip memang bagus hm."
"Jadi aku berkumpul dengan penyuka tulip?" sahut Soonyoung.Tiba-tiba Jihoon merasa pusing dan dadanya sesak. Ia meremas kaos Soonyoung untuk menahan rasa sakit.
"Soon-ah..."
"Kau kenapa? Kau tidak apa-apa?"
"Sakit...."Seokmin membopong Jihoon ke rumah sakit. Jihoon memasuki ruang UGD untuk yang kesekian kalinya. Sementara itu, Soonyoung dan Seokmin menunggu di ruang tunggu.
"Dia kenapa?" tanya Seokmin.
"Di menderita penyakit jantung lemah."
"Apa?"
"Iya, umurnya tidak panjang lagi."
"Ha? Emangnya dia tidak bisa sembuh."
"Entahlah, aku pernah bertanya pada kakaknya, bahwa penyakit Jihoon kecil kemungkinannya untuk bisa sembuh."
"Tak ada cara lain?"
"Hm, ada kalau seseorang bersedia mendonorkan jantungnya. Dan sampai sekarang belum ada."
"Mau kucarikan?"
"Tidak usah, aku akan bersedia."
"Apa? Kau gila? Kau bisa mati! Bahkan, Jihoon orang yang belum genap sebulan kau kenal!"
"Aku tidak peduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
tulip
FanfictionJihoon, seorang laki-laki yang menderita penyakit jantung. Nyawanya terancam jika tidak ada yang bersedia mendonorkan jantung untuknya. Namun, pelanggan pertama di tokonya, Soonyoung, bersedia mendonorkan jantung untuk Jihoon. Kenapa? [typo berteba...