'krakk'
Pintu kaca sebuah toko bunga terbuka. Seorang laki-laki berkulit putih berdiri di belakang pintu kaca yang telah terbuka itu. Dari raut wajahnya, sudah jelas ia merasa sangat bahagia.
Kemudian ia mengeluarkan bunga-bunga dan menatanya sehingga nampak indah. Ia juga menyusun dari jenis ke jenis atau warna ke warna. Lalu, ia membalik tulisan 'close' di pintu kaca menjadi 'open'.
"Ini hari pertamaku." gumamnya.
'drrt...'
Ponsel di saku celananya bergetar. Ia memperoleh sms dari ibunya.
'Jihoonie, apa kau sudah membuka tokomu? Apa perlu eomma bantu? Eomma akan datang sekarang juga.'
'Tidak usah, eomma. Aku bisa sendiri. Tidak sesulit apa yang kau bayangkan.' balasnya.
Jihoon memasukkan ponselnya kembali. Kemudian, ia menunggu pelanggan yang datang di dalam toko. Pandangan Jihoon terus ke arah jam sembari mengetuk-ketuk harinya di atas meja.
"Pfft.. sepi." gumamnya.
Tak lama kemudian, seorang pelanggan datang. Dia adalah pelanggan pertama bagi Jihoon.
"Silahkan, apa yang bisa saya bantu?"
"Hm, apa toko ini baru? Aku belum melihat sebelumnya."
"Haha, iya."
"Aku mencari bunga untuk pacarku."
"Kira-kira pacar anda suka bunga apa?"
"Aku tidak tahu jelas, haha. Yang pasti dia tidak suka dengan mawar. Jadi tolong carikan yang pas untuknya."
"Tunggu sebentar."Jihoon memilih-milih bunga di tokonya. Dia mengambil satu tangkai bunga tulip berwarna kemerah-merahan. Jihoon memang suka bunga tulip.
"Aku rasa bunga ini cocok untuk pacarmu."
"Jinjja? Ngomong-ngomong apa kau bisa merangkai bunga ini?"
"Tentu saja. Kamu mau aku merangkai bunganya?"
"Ah iya, tolong rangkai sebagus mungkin ya. Jangan sampai ada sekuncup bunga mawar."
"Baiklah, kamu akan menunggunya atau..."
"Selesaikan sebelum minggu depan. Ah iya, panggil aku Soonyoung. Ini nomor ponselku, kalau sudah selesai hubungi aku ya." pelanggan itu memberi sebuah kertas ke Jihoon.
"Baiklah, aku Jihoon. Aku akan berusaha sebisa mungkin."Pelanggan itu tersenyum kepada Jihoon dan pulang. Jihoon tampak senang sekali mempunyai pelanggan pertama.
Sambil menunggu pelanggan berikutnya datang, Jihoon mengerjakan rangkaian bunga. Ia sungguh teliti dalam memilih dan menata bunga. Ia merasa ada yang kurang.
'Aku lupa menanyakannya!' batin Jihoon.
Kemudian ia mengirim sms ke Soonyoung.
'Berapa banyak rangkaian yang kau butuhkan? Dan berapa besar? Maaf aku tadi lupa menanyakannya.'
Tiga menit kemudian Soonyoung membalasnya, 'Aku butuh sekitar 20 rangkaian. Ukurannya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil.'
Bagi Jihoon, 20 itu lumayan banyak. Tapi dia senang melakukan itu, jadi tidak akan terasa banyaknya.
Pelanggan demi pelanggan terus berdatangan. Jihoon juga terus merangkai bunga. Telapak tangan Jihoon terlihat berkeringat sekali. Sampai-sampai ia menghabiskan tisu 25 lembar. Jihoon beristirahat sejenak.
'Apa yang terjadi padaku? Apa penyakitku kambuh lagi?'
Jihoon duduk sambil memegangi kepalanya. Ia nampak merasa pusing. Dengan agak sempoyongan dia menutup pintu kaca dan membalik tulisan 'open' menjadi 'close'.
Pandangan matanya mulai buram. Tubuhnya semakin lemas.
'brukk'
Jihoon pingsan. Sementara itu, ponselnya bergetar. Ibunya terus menelepon, namun tak kunjung dijawab.
Ibu Jihoon khawatir. Ia langsung pergi ke toko bunganya. 'Close?' Ibu Jihoon heran kenapa tokonya tutup.Kemudian, Ibu Jihoon masuk ke toko bunga. Didapati anaknya yang tergeletak lemas di lantai. Ibu Jihoon kaget. Ia mencoba membangunkannya, namun sia-sia.
Ia menelepon kakak Jihoon untuk menjemputnya. Tak lama kemudian kakak Jihoon datang dan membopong Jihoon masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
tulip
FanfictionJihoon, seorang laki-laki yang menderita penyakit jantung. Nyawanya terancam jika tidak ada yang bersedia mendonorkan jantung untuknya. Namun, pelanggan pertama di tokonya, Soonyoung, bersedia mendonorkan jantung untuk Jihoon. Kenapa? [typo berteba...