Waktu berlalu lambat sekali bagi gadis itu saat pikirannya sibuk memikirkan cara keluar dari mansion itu. Kunci? Kunci perunggu? Kunci apa? Gadis itu terhanyut dalam pikirannya. Apapun yang dimaksud dengan 'kunci' itu pastilah sesuatu yang kecil, yang bisa membuka semua selubung yang menutupi mansion itu.
Berjam-jam gadis itu berpikir namun tak ada hasilnya. Tak sengaja matanya menangkap seberkas cahaya yang menerpa perapian. Cahaya itu berasal dari celah tirai tebal yang menutup jendela ruang tengah. Cahaya bulan.
Bulan?
Mendadak saja gadis itu teringat si anak laki-laki. Apa yang dia bilang saat itu? Jam-nya membeku. Waktu berjalan terbalik di mansion ini. Namun selama apapun waktu berjalan, cahaya yang ada akan tetap hanyalah cahaya bulan. Matahari tak akan sampai karena jam itu berada di waktu pertengahan malam.
Jam itu adalah kuncinya.
Gadis itu bangkit dari kursinya dan berjalan menuju salah satu pintu sambil berharap itu pintu yang langsung menuju ke koridor tempat jam tua berada. Mujur, pintu yang dipilihnya tepat. Gadis itu berlari sekuat kaki telanjangnya bisa membawanya. Ia tak boleh membuang-buang waktu. Ini kesempatannya untuk keluar dari mansion itu.
Jam tua itu ada di balik selubung. Gadis itu menarik kain putih yang menutupi jam tua tersebut. Jarumnya masih bergerak mundur dengan bunyi berdetik setiap kali jarum itu bergerak. Gadis itu menahan napas. Kuncinya sudah di depan mata.
Gadis itu mengepalkan tangannya.
PRANG!
Kaca pecah dengan suara keras, pecahannya berserakan di lantai. Tanpa memedulikan tangannya yang terluka dan kemungkinan kaki telanjangnya akan menginjak pecahan kaca, gadis itu mengulurkan tangan hendak mengambil jarum jam yang terus bergerak mundur. Entah kekuatan darimana yang membuat gadis itu mampu menarik lepas jarum jam itu dari porosnya. Ketiga jarum jam terlepas dan terjatuh ke lantai, menimbulkan suara berisik. Diambilnya salah satu jarum, yang paling panjang dan ringan tentu saja jarum penunjuk detik. Besi itu terasa dingin di genggamannya.
Tidak, itu bukan besi. Jarum jam itu terbuat dari perunggu, dan itulah mengapa jarum itu terasa lebih berat dari seharusnya.
Jarum itu adalah tiket emasnya untuk keluar dari mansion itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad End Night
HorrorHidup tersiksa, sebatang kara, dan menderita. Gadis muda itu tidak punya alasan lain untuk hidup selain karena Tuhan belum berkenan mencabut nyawanya, sesuatu yang sesungguhnya ia tunggu-tunggu sejak kematian ibunya. Ayahnya adalah seorang pemburu y...