"Hunter, berhenti."
Hunter menepikan mobilnya, lalu menoleh ke arah Kelsey.
"Itu Connor," ucap Kelsey, menunjuk pada seorang pemuda yang baru saja masuk ke restoran cepat saji dengan seorang gadis di belakangnya.
Kelsey melepas sabuk pengaman, lalu menoleh pada Hunter.
"Terima kasih karena sudah membantuku hari ini."
"Kau yakin tidak ingin aku menunggu?" balas Hunter.
Mengangguk, Kelsey menjawab, "Aku bisa pulang sendiri. Sampai jumpa."
Setelah itu Kelsey turun dari mobil dan melangkah memasuki restoran. Ia melihat adiknya duduk di sudut ruangan, membelakanginya. Kelsey menggunakan kesempatan itu untuk menghampiri gadis yang sedang mengantre di kasir. Gadis yang masuk bersama adiknya tadi.
"Hai, bisa aku meminta bantuanmu?" tanya Kelsey.
Gadis itu menoleh, mengerjap ketika melihat Kelsey.
"Kau ... Kelsey," ucap gadis itu. "Apa Connor tahu-"
"Karena itu aku butuh bantuanmu," sela Kelsey. "Beri aku waktu untuk berbicara dengannya. Kau bisa melakukannya?"
Gadis itu menoleh ke arah tempat Connor duduk, lalu menatap Kelsey.
"Dia membutuhkanmu," ucapnya pelan. "Aku harap kalian bisa menyelesaikan masalah apa pun yang kalian miliki. Aku hanya ingin dia bahagia."
Kelsey mengangguk. Ia bahkan tidak sempat berpikir ada hubungan apa gadis itu dengan adiknya. Biar saja masalah itu dipikirkannya nanti. Setelah itu Kelsey menggantikan tempat gadis itu untuk mengantre. Ketika pesanannya siap, Kelsey membawa nampan berisi makanan ke meja tempat Connor menunggu.
Kelsey meletakkan nampan, lalu duduk di hadapan Connor. Bisa ditebak, begitu melihatnya, Connor bersiap untuk pergi. Saat itulah Kelsey mengeluarkan sesuatu dari saku celana jeans-nya.
Mainan mobil berukuran sangat kecil, berwarna merah. Mainan kesayangan Connor.
Melihat itu, Connor membeku.
"Kau...."
"Aku selalu membawanya. Ketika melihat mainan itu, aku pasti mengingatmu. Mengingat betapa kau menyayangi mainan itu. Mengingat bagaimana kau tidak pernah melepaskan mainan itu. Juga mengingat ... bahwa mainan itu adalah satu-satunya hadiah dariku yang kau sukai. Maaf karena aku mengambilnya lagi," ucap Kelsey pelan.
Connor menatap lurus pada mainannya. Membiarkan rasa sesak dengan perlahan namun pasti menyelimutinya. Bersama iringan kenangan yang seakan menekan dadanya hingga sulit untuk bernapas.
"Aku pergi, bukan karena aku tidak peduli," jelas Kelsey lirih. Ditatapnya Connor penuh keyakinan. "Namun karena aku harus bertahan dan satu-satunya cara yang kutahu hanya pergi. Kau tidak tahu betapa aku berharap segalanya berbeda. Jika saja ada pilihan lain, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan tetap di sisimu. Melihatmu tumbuh besar. Menemanimu di hari kelulusan. Juga ... mengingatkanmu, setiap hari, bahwa aku tidak bisa meminta seorang adik yang lebih baik darimu. Dan aku menyayangimu...."
Connor tetap diam. Namun dari tempat Kelsey duduk, ia bisa melihat bahwa setetes air mata mengaliri wajah adiknya. Tangan Connor meraih mainan mobil, lalu menggenggamnya erat.
"Aku tidak bisa menjanjikan penjelasan lain, Connor. Tapi aku bisa meyakinkanmu bahwa alasan kepergianku bukan karenamu. Dan aku ... aku mampu bertahan, sampai hari ini, karena dirimu. Kau tidak akan tahu betapa aku ... merindukanmu. Lebih dari apa pun. Maafkan aku, karena aku ... datang sangat terlambat...."
YOU ARE READING
Lost Girl (Lost #2)
RomanceKelsey Eiren tidak pernah berpikir dirinya akan kembali ke kota yang telah menghancurkan hidupnya. Namun ketika lima tahun berlalu dan keadaan tidak memberinya pilihan, Kelsey pun melakukannya; kembali ke kota Holy. Kali ini, tidak hanya harus berha...