Kelsey melangkah menuju lapangan tempat pertandingan diadakan. Berusaha terlihat normal, meski pada kenyataannya ia merasa tidak nyaman. Setelah hal yang dialaminya kemarin, Kelsey merasa sedikit takut berada di luar. Dan Kelsey benci merasa seperti itu.
"Kelsey!"
Seruan itu berasal dari Connor yang berlari menghampirinya.
"Kau datang," ucap Connor dengan senyum lebar.
Mau tak mau Kelsey tersenyum. Adiknya masih seperti itu; selalu ceria dan mampu membuatnya tenang.
"Kau benar-benar terlihat besar dengan seragammu itu," kata Kelsey.
Connor hanya mengangkat bahu, lalu mengulurkan helm-nya.
Kelsey mengerjap, tidak mengerti.
"Pakaikan untukku," jelas Connor. Ada semburat merah pada wajahnya. "Aku menganggapnya sebagai jimat keberuntungan. Aku akan memenangkan pertandingan ini untukmu."
"Untukku?" balas Kelsey. Sekuat tenaga menahan tawa demi melihat ekspresi adiknya. Connor tidak sering menunjukkan perasaannya, karena itu ia terlihat sangat canggung.
Berdecak, Connor menjawab, "Cepat pakaikan saja. Atau aku akan mencari gadis lain yang bersedia melakukannya."
Kini tawa Kelsey mengudara. Dengan cepat ia meraih helm dan memakaikannya di kepala Connor. Meski harus berjinjit, Kelsey merasa hal yang baru saja dilakukannya itu sangat istimewa.
Karena hal itu menandakan adiknya benar-benar sudah memaafkannya.
"Omong-omong tentang gadis lain, siapa gadis yang bersamamu di restoran cepat saji itu?" tanya Kelsey.
"Bukan siapa-siapa," jawab Connor cepat.
Mata Kelsey menyipit curiga. Namun sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, seseorang dari tim memanggil Connor. Para gadis pemandu sorak memasuki lapangan dan keadaan menjadi riuh setelahnya.
Connor menatap Kelsey, lalu berseru, "Aku akan menang!"
Sebagai jawaban, Kelsey mengangkat dua ibu jarinya.
"Kalian baik-baik saja."
Kalian yang diucapkan tepat di telinganya itu membuat Kelsey tersentak. Ia menoleh, lalu mengembuskan napas begitu melihat Hunter berdiri di hadapannya.
"Kau membuatku terkejut!" seru Kelsey.
"Segalanya berjalan baik dengan adikmu?" tanya Hunter.
Kening Kelsey berkerut, di tengah suara riuh penonton, ia tidak bisa mendengar pertanyaan Hunter.
"Apa?!" tanya Kelsey. "Aku tidak bisa mendengarmu! Astaga, jika kau melihat mereka, kau akan berpikir pertandingan ini dilakukan oleh atlet-atlet profesional!"
Hunter melirik tempat timnya berkumpul. Beberapa anak memandangnya dengan terang-terangan, menunggu kedatangannya untuk arahan singkat sebelum pertandingan dimulai. Ia tidak memiliki banyak waktu untuk berbincang dengan Kelsey. Namun hatinya menginginkan hal lain.
Maka dengan satu gerakan, Hunter kembali menunduk dan berbicara di telinga Kelsey.
"Pulang bersamaku. Kau berhutang satu makan malam denganku."
Kelsey membeku. Selama sesaat ada perasaan aneh yang mengaliri tubuhnya. Membuat kulitnya meremang. Dan sebelum Kelsey bisa bereaksi, Hunter sudah berlari meninggalkannya.
YOU ARE READING
Lost Girl (Lost #2)
RomanceKelsey Eiren tidak pernah berpikir dirinya akan kembali ke kota yang telah menghancurkan hidupnya. Namun ketika lima tahun berlalu dan keadaan tidak memberinya pilihan, Kelsey pun melakukannya; kembali ke kota Holy. Kali ini, tidak hanya harus berha...