Kelsey terbangun karena suara ketukan pada pintunya. Selama sesaat ia hanya diam, berharap dengan begitu siapa pun yang mengganggu waktu tidurnya akan pergi. Namun semakin lama, ketukan itu justru semakin keras.
"Ah! Di mana aku bisa menemukan ketenangan?!" gerutu Kelsey penuh emosi.
Kelsey bangkit berdiri, tidak peduli pada bantalnya yang jatuh ke lantai, lalu membuka pintu.
"Apa—"
Ucapan Kelsey terhenti tatkala matanya melihat siapa yang berdiri di depannya. Seulas senyum terkulum dengan mata hijau berkilau menyapa Kelsey, membuat gadis itu kembali merutuki diri dalam hati.
Lalu Kelsey menyadari bahwa penampilannya saat ini benar-benar jauh dari kata menarik. Dengan cepat tangannya bergerak untuk menutup pintu, namun Hunter segera menahannya dan kini mereka berdiri berhadapan dengan tangan saling mendorong pintu.
Seperti orang bodoh saja, batin Kelsey gemas. Ia tidak lagi peduli pada penampilannya. Hunter ingin melihatnya dengan wajah mengantuk juga rambut kusut? Silakan. Kelsey tidak akan menghalanginya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Kelsey akhirnya.
Hunter menaikkan sebelah alis.
"Aku datang untuk mengajakmu berkencan," jawabnya dengan ekspresi wajah polos.
Kelsey memejamkan mata, lalu membalas, "Aku tidak libur hari ini—"
"Dan aku tidak memintamu untuk membolos," sela Hunter. "Kau pasti belum sarapan, bukan? Ah, makan siang maksudku."
Kelsey melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas siang, lalu mendesah.
"Baiklah. Hanya makan siang, bukan? Aku akan bersiap." Hening sesaat, kemudian dengan ragu Kelsey melanjutkan, "Kau ... ingin masuk?"
Hunter menatap Kelsey lekat, sebelum akhirnya menggeleng.
"Aku akan kembali dalam limabelas menit."
Setelah mengatakan itu Hunter membalikkan tubuh dan menaiki tangga menuju apartemennya.
Kelsey mengikuti kepergian Hunter dengan satu helaan napas panjang. Apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya?
***
Limabelas menit kemudian, Kelsey sudah siap dengan gaun musim panasnya. Gaun itu berwarna kuning, jatuh di pertengahan pahanya, dan tidak berlengan. Tampak manis melekat pada tubuh semampai Kelsey.
Suara ketukan terdengar. Membuat Kelsey segera meraih ponsel dan dompetnya, lalu berjalan untuk membuka pintu.
"Aku siap," ucap Kelsey.
Hunter menatap Kelsey yang terlihat sederhana namun sangat cantik di hadapannya. Tidak bisa menahan seulas senyum di bibirnya. Meski begitu, Hunter tidak mengatakan apa pun. Ia hanya mengulurkan tangannya.
"Ke mana kita akan pergi?" tanya Kelsey setelah mengunci pintu apartemennya.
Hunter tetap tidak bersuara. Ia menarik Kelsey menuju tangga. Namun anehnya, Hunter justru melangkah menaiki tangga.
"Kau meninggalkan sesuatu di apartemenmu?" tanya Kelsey bingung.
Pertanyaan itu terjawab ketika Kelsey melihat lahan kosong yang berada di antara kebun kecil dan apartemen Hunter telah diisi dengan sebuah meja panjang dan pemanggang. Di atas meja terdapat banyak makanan dan minuman. Tidak ada penjelasan yang dibutuhkan. Kelsey mengerti seutuhnya.
Dan Kelsey merasa bahagia karenanya.
Dengan senyum lebar, Kelsey bertanya, "Apa kau mempersiapkan segalanya seorang diri?"
YOU ARE READING
Lost Girl (Lost #2)
RomanceKelsey Eiren tidak pernah berpikir dirinya akan kembali ke kota yang telah menghancurkan hidupnya. Namun ketika lima tahun berlalu dan keadaan tidak memberinya pilihan, Kelsey pun melakukannya; kembali ke kota Holy. Kali ini, tidak hanya harus berha...