Ya, para Grammar Nazi.
Tidak ingin membahas tentang sejarah PD 2, tapi mereka adalah salah satu dari banyak varian manusia Wattpad yang kontroversial. Beberapa orang menganggap mereka pahlawan (dan beberapa Grammar Nazi juga menganggap dirinya begitu). Dengan lantangnya menegakkan keadilan dalam ber-EYD dan tata bahasa. Mereka menghabisi cerita-cerita yang tidak layak dengan senjata-senjata pamungkas mereka:
"Ini salah!"
"Kurang titik."
"Gak ada di KBBI."
"Huruf kapitalnya mana mbak?!!"
"Kenapa pake bahasa gaul?! Ganti!!!"
Dahulunya, mereka adalah pahlawan sejatiku. Mereka membabat habis seluruh cerita ngasal bikinan orang yang cuman cari popularitas. Tetapi, semua berubah saat Negara Api menyerang. Mereka kini datang dalam pasukan dan menyerang target bertubi-tubi tanpa pandang bulu. Menodongkan senjata mereka dengan prasangka pada setiap yang asing. Dan gue mulai merasa kalau...
Mereka ganggu, dan kadang cuma sok tahu.
No offense buat mereka yang memang ingin membuat tulisan orang lebih baik, atau yang emang diminta. Tapi nyebelin bukan kalau itu cuma berakar dari rasa sotoy dan merasa lebih baik belaka? Atau mereka yang cuma pengen cepet kelar dalam tukeran feedback dan gak mau mendalami ceritanya sedalem empang engkong lu. Emang, gue tahu tata bahasa itu penting. But cut me some slack! Bahkan penulis profesional aja bisa membuat kesalahan, mereka punya editor, dan kita bahkan nggak dibayar buat nulis.
Seringkali juga, yang mereka bawelin itu kesalahan yang insignfikan. Dan mereka bilang itu dengan cara yang nggak sopan, like "That's the worst thing exists, it gives me cancer!"
Baiklah, biar kalian paham gue bikin sebuah tes: Apa yang salah dari paragraf di bawah ini?
'Lily dapat merasakan jus jeruk Florida dingin mengaliri tenggorokannya. "Ah, segar." Ujarnya sambil meneguk minuman kesukaannya itu.'
Apa yang salah? Beberapa dari kalian mungkin berpikir bahwa di akhir kalimat langsung seharusnya memakai koma, dan huruf "F" dalam "Jeruk Florida" seharusnya memakai huruf kecil. Anda benar!
Tapi, ada yang lebih salah lagi
Pertama, kata "Tenggorokan." Tenggorokan alias trakea adalah jalur udara penghubung rongga hidung dan paru-paru dalam sistem respirasi.
Dan kedua mari kita lihat ini: "Ah, segar." Ujarnya sambil meneguk minuman kesukaannya itu. Ini salah b a n g e t.
Plis deh, lu lagi minum! Emang bisa sambil berujar "Ah, segarnya"? Magic kali!
Ini emang entah gua terlalu detil atau cuman terlalu bego jadi gak bisa ngasih contoh dengan benar, tapi intinya, kadang Grammar Nazi itu gak bisa ngelihat bagian yang lebih besar dan krusial dari cerita tersebut:
"Ini plot-hole kok segede blackhole?"
"Kok tiba-tiba dia bisa muncul di sini?"
"Ini sekolah gak ada gurunya apa? Kok murid di-bully dibiarin aja? Orangtuanya ke mana?"
"Kok mbolos kuliah seminggu dapet nilai A terus sih?"
"Ini magic-nya gak punya kelemahan apa? Padahal itu tipe elemen api, kok sama elemen air gak padam?"
"Kok kalau tokoh utamanya ngelanggar peraturan asrama dibiarin aja, tapi waktu itu tokoh lain disetrap?"
"Ini kenapa di tengah pertarungan sengit ada ceramah khotbah Jumat a la Naruto? Ain't nobody got time for that!"
"Ini sistem pemerintahannya gimana sih? Gak ada petugas sosial apa? Kok anak yatim bisa dibiarin sendiri dan kelaparan? Katanya masyarakat yang maju dan beradab!"
Dll...Dsb...
Nah itu...! Itu broh! Itu poin-poin penting yang biasa mereka lewatkan. Justru in my opinion, cerita yang bagus itu nomor satu, EYD nomor satu setengah. Bikin cerita yang bagus itu butuh latihan dan proses yang panjang, dan mbetulin EYD cuman butuh beberapa menit atau jam. Lagian, esensi yang terpenting dari sebuah buku itu isinya, bukan EYD nya. Mending mana? Lu baca cerita yang menarik dengan beberapa kesalahan EYD yang manusiawi, atau baca cerita boring yang tata bahasanya lolos untuk jadi jurnal ilmiah internasional? Walaupun, cobalah sebaik mungkin menyeimbangkan keduanya.
Kadang, alasan orang menjadi Grammar Nazi juga gak penting. Sebelum kamu nge- Grammar Nazi-in cerita orang hendaknya kamu pikir-pikir dulu:
"Apa kesalahannya separah itu? Mungkin dia emang gak punya waktu buat nulis? Mungkin dia punya kesibukan lain."
"Aku ini niatnya ngebantu dia atau cuman mau nunjukkin kalau ceritanya itu gak terlalu bagus dan gak pantes buat dapet vote sebanyak itu?"
"Apa aku begini ngerasa hebat karena read-ku banyak banget dan followers ku bejibun?"
"Apa aku cuman males baca ceritanya dan berhubung aku bego jadi gak mudeng sama ceritanya, aku komenin lah yang super gak penting?"
"Apa aku sudah cukup sopan berkomentar?"
"Apa mungkin saja dia penderita diseleksia? Dan aku ngejelek-jelekin dia gara-gara ejaannya yang cacadh while she can't help it?"
"Apakah komentarku akan membantunya menulis, atau aku cuma pamer pengetahuan dan ingin mengatakan pada dunia tentang kesalahan orang lain?"
Dan seterusnya.
Dah, sekian dari gue... Kayaknya cukup deh. Mau berapa panjang ini rant?
KAMU SEDANG MEMBACA
Amuk Massa: A Wattpad Rant
Random(Indonesian) Kumpulan dari curahan jengkel hati yang membuncah akan hal-hal di Wattpad ini. Ditambah dengan taburan bahasa kasar dan sedikit rasa tak tahu diri. Mohon ditanggapi dengan kepala dingin. Saya takut diamuk massa.