Daerim
Aku menatap cermin di depanku tak percaya. Jadi dia Kim Mingyu temannya kak Hansol? Laki-laki yang dulu sering mengajakku bermain? Laki-laki yang sering membawakan aku jajan?
Ya Lord! Sumpah, dia tambah ganteng banget! Duhduh, jadi makin kesemsem. Jujur, aku pernah suka dia. Salahkan aku yang gampang nyaman sama orang, terlebih kak Mingyu dulu baik banget! Asli! Siapa sih yang nggak melting?
By the way dia sudah punya pacar belum ya? Hm, kuharap belum.
"Rim, turun yuk. Makan malam," kata kak Hansol dari ambang pintu kamar.
"O-oh iya, kak."
Aku menyisir rambutku serapi mungkin lalu membenarkan piyama kerropiku. Ih, kok aku deg-degan ya? Padahal cuma makan malam. Ckck, nggak beres memang.
Setelah puas dengan hasil karyaku (sumpah, nggak ada pengaruhnya padahal), akupun segera keluar menuju meja makan yang dipenuhi makanan kesukaanku.
"Wiih, ayam! Pizza! Eh ada susu juga!" pekikku kegirangan. Yah, aku sudah terbiasa makan makanan pesan-antar. Aku dan kak Hansol sama-sama nggak bisa masak, kalau kalian mau tahu.
Kuhempaskan bokongku di atas kursi lalu mencomot pizza toping daging dan keju mozarella. Sumpah, kejunya lumer. Enak enak.
"Dimana-mana kalau makan nunggu yang tua dulu."
Kursi di sampingku berdecit. Suara bass kak Mingyu berhasil buat aku terdiam. Kan, jantungku berdisko lagi.
"Duh, hyung kayak nggak kenal Daerim saja. Dia gila kalau sudah ada makanan," sahut kak Hansol yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Kak Mingyu mencondongkan tubuhnya ke arahku untuk mengambil sepotong pizza. Ya Tuhan, aku suka parfumnya. Wangi, jadi pingin cium yang pakai.
"Aku heran, kau doyan makan tapi nggak tinggi-tinggi. Dasar adik kecil."
Aku mengerucutkan bibir. Mulai lagi. "Aku bukan adik kecil, kak! Aku 18 tahun, dan sebentar lagi aku lulus. Aku sudah menstr--"
"Hush, diam! Itu urusan cewek, nggak usah diumbar," potong kak Hansol.
Oya aku lupa. Mereka kan cowok.
"Umur 18 badan 12 tahun. Itu kan maksudmu?"
Tch! Aku berdecak kesal. Untung ganteng, kumaafkan deh. Nggak rugi juga kan, haha.
"Hyung, setelah kupikir-pikir, kurasa kau tidak perlu tidur di hotel. Buang uang."
Aku hanya diam sambil merasakan setiap lelehan keju mozarella di mulutku. Oh, jadi kak Mingyu belum dapat tempat tinggal? Ih, kok nekat banget balik ke Korea. Eh tapi nggak apa-apa sih. Kalau nggak nekat nggak ketemu dong.
"Terus? Kau mau aku menggelandang?"
Aku hampir terbahak mendengar pertanyaan kak Mingyu. Masa iya ada gelandangan seganteng dia. Yang benar saja.
"Tinggal disini saja, hyung. Hitung-hitung ikut jagain si Daerim. Gimana?"
UHUKK!! Tersedak so hard! Aku buru-buru meraih susu di depanku lalu meneguknya hingga habis. Kak Hansol niat membunuhku ih!
"Dik, kau baik-baik saja kan?" tanya kak Hansol sambil menepuk punggungku. Aih, wajah dan mataku sampai memerah begini.
"Adik kecilmu tidak suka sepertinya," kata kak Mingyu. Aku menatapnya dengan sisa-sisa batuk kecilku. Mau menyanggah, tapi batuk sialan ini masih menderaku. Mau ngomong saja susah banget!
"Nggak, hyung! Dia cuma kaget. Ya kan, dik?"
Aku hanya menatap kak Hansol. Kuharap dia bisa membaca pikiranku. Kuharap dia tahu kalau aku--
"Besok aku pergi, jangan khawatir."
Ih! Bukan itu maksudku!
⚫⚫⚫
Pagi ini (seperti biasa) aku bangun, mandi, pakai seragam lalu membuat sarapan. Bukan buat sih, tapi menyiapkan. Cukup dengan roti, selai dan kopi, kak Hansol sudah puas. Beruntung aku punya kakak pengertian hihi.
"Pagi, dik!"
"Pagi, kak!" Kak Hansol menarik kursi di depanku lalu mengoleskan selai ke rotinya. Aku menatap kak Hansol dengan alis menyerngit. "Nggak siap-siap kak? Aku sudah mau berangkat."
Okay, jangan sebut aku manja. Kakakku yang tampan itu super protektif padaku.
✔ Dilarang berangkat dan pulang sekolah sendiri.
✔ Dilarang berpacaran.
✔ Dilarang berkeliaran di luar rumah tanpa wali(?)
Kalau benar-benar kepepet nggak bisa antar atau jemput (macem kemarin), kak Hansol bakal suruh kak Seungkwan buat menggantikan dia. Kak Seungkwan itu orang kepercayaan kak Hansol. Mereka kerja di tempat yang sama.
"Mingyu hyung yang akan mengantarmu. Baik-baik sama dia."
Aku mematung. Diantar Kim Mingyu? No! Jarak apartemen ke sekolah tidak dekat asal kalian tahu! Butuh lima belas menit, itupun kalau tidak macet. Bisa spot jantung aku kalau harus semobil dengan Kim Mingyu selama itu.
"T-tapi kak--"
"Sudah siap?"
Aku menelan ludah. Sial, lepas kaos polomu itu, Kim! Eh jangan-jangan. Kalau topless malah makin--Ya Tuhan! Ini masih pagi, Daerim!
"E-eh iya. A-aku berangkat, kak."
Aku dan kak Mingyu berjalan ke parkiran dalam diam. Sampai mobil melaju membelah jalanan Seoul pun, kami masih enggan membuka suara.
"Santai saja. Aku tidak tersinggung kok," katanya, pada akhirnya. Aku menatap dia dengan napas sedikit tercekat.
"A-aku santai kok. S-santai banget malah."
Dia tertawa. Gigi taringnya masih saja menggemaskan. Tidak berubah sama sekali.
"Aku tahu, tidak mudah menerima orang baru di dalam rumah. Ide Hansol juga kelewat konyol menurutku. Ya kan, adik kecil?"
Aku berdecak. "Jangan panggil aku adik kecil! Dasar Om om!"
Kak--tidak, maksudku Om Mingyu menatapku sejenak lalu kembali fokus menyetir.
"Hei, aku cuma setahun diatas kakakmu! Aku bukan om om!"
Aku melipat tanganku di depan dada. Asik juga menggodanya seperti ini.
"Kalau kau berhenti memanggilku adik kecil, aku juga akan berhenti memanggilmu om."
Mobil kak Hansol berhenti tepat di depan pintu gerbang SMA Hwasung. Om Mingyu menatapku lalu menyeringai.
"Dalam mimpimu."
Uh! "Om!"
"Adik kecil!"
Tck! Aku keluar dari mobil dengan muka kesal. Menyebalkan. "Om," panggilku dari samping mobil.
"Iya, adik kecil?"
Aku memutar bola mataku kesal. "Kau boleh tinggal di apartemen kak Hansol." Selamanya kalau perlu.
"Eh?"
"Aku duluan!"
Aku berlari meninggalkan Om Mingyu yang (aku yakin) masih terbengong dibalik kemudinya.
Selamat datang, om Mingyu yang ganteng!
⚫⚫⚫
Yaallah Daerim jadi nista sumpaaah. Maaf ya maaf😂😂
Btw jgn lupa komen dan vote yaa. Aku sih gak maksa tapi apa salahnya sih meninggalkan jejak dihati om ganteng eeaa. Daku fast update lo yaa, bisa jadi tiap hari kalo mood. Bhaqq. See u di chap selanjutnya🙇🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Mingyu✔
FanfictionOdd chapters are privated🔒 "Om, bisa nggak aku gantiin posisi kak Hanna di hati om?" "Maksudmu?" "Ayo nikah, om." Cast : Kim Mingyu (SEVENTEEN) Choi Daerim (OC) Mark Lee (NCT) 1st om series Disarankan baca Tsundere di workku dulu bia...