4

6.6K 564 64
                                    

Diatas ada Reo ya, BF-nya Tio. Dia uke♡♡
.

.

Dari jam 5 pagi, aku sudah berada disini.
Duduk di mobilku sambil mengetuk-mengetuk pelan stir di depanku. Menunggu seseorang keluar dari pintu pintu putih yang terlihat agak kusam.

Hah! Itu dia. Setelah menunggu 2 jam lamanya, Gama keluar dari kosannya. Dia sudah terlihat rapi dan manis seperti biasanya.

'Apa hari ini dia ingin berkencan dengan seseorang?'

Aku terus mengikuti jejaknya diam-diam. Aku sengaja memberi jarak agak jauh agar ia tidak curiga bahwa mobilku sedang mengikutinya. Sebenarnya, Gama mau kemana sih? Sampai aku tidak boleh menemaninya?

'Oh! Sekarang dia membeli bunga! Sialan! Jadi dia tidak sekolah hanya untuk berkencan? Pantas saja dia melarangku ikut! Dasar licik!'

Tak lama, Gama keluar dari toko bunga itu. Kulihat sekarang ia berjalan ke pangkalan ojek yang tak jauh dari toko bunga itu. Segera ku lajukan mobilku ketika ojek yang dinaikinya pergi. Jujur saja mood ku tiba-tiba menjadi buruk setelah tau dia akan berkencan dengan seseorang. Apa aku pulang saja ya? Tapi, aku sangat penasaran. Bagaimana sih sosok orang yang akan dikencaninya? Apa dia seperti sangat cantik bak dewi dari khayangan? Sampai-sampai dia lebih memilih untuk tidak sekolah.

Ojek yang dinaikinya berhenti. Bukan disebuah restoran atau taman yang menjadi tempat wajar untuk berkencan. Tapi,

Pemakaman?

Untuk apa dia kesini? Apa.. Gama memiliki kekasih gaib? Karena rasa penasaranku tidak dapat dibendung lagi, aku kembali berencana untuk mengikutinya. Kuparkirkan mobilku dan segera aku mengikuti langkah kecilnya secara diam-diam. Aku agak bergedik ngeri dan selalu memperhatikan setiap langkahku. Aku tidak mau kalau aku sampai tersandung sebuah nisan atau tidak sengaja menginjak tempat peristirahatan orang yang sudah tiada. Bisa-bisa aku akan terkena tulah atau bisa saja aku akan diganggu oleh pemilik makam yang kuinjak. Hih!

Mataku terus meneliti setiap pergerakan kecil dari Gama. Dia akhirnya berhenti disebuah makam yang terlihat rapi dan terawat. Menatapnya dan kemudian berjongkok disampingnya. Aku masih berdiri dibelakangnya. Tanpa kusadari aku semakin mendekatinya, dan bisa kudengar kalau Gama sedang menangis.

"Hei." sapaku sambil menepuk pundaknya.

Gama berbalik, dia nampak terkejut dan segera mengusap kasar air mata di pipinya.

"Ra-Rafa? Apa yang kau lakukan disini? A-apa kau mengikutiku?"

"Hm, mungkin."

"U-untuk apa? Bukankah kemarin sudah ku katakan untuk tidak--"

"Sudahlah. Aku disini untuk menemanimu."

"Kau bolos sekolah kan?"

"Kau juga."

"Aku sudah izin untuk mengunjungi makam ibuku. Jadi aku tidak bolos!" ucapnya. Dia sepertinya tidak suka aku disini.

"Aku juga sudah izin. Aku akan menjaga seseorang yang sedang mengunjungi makam ibunya."

"KAU--"

"Syutt.. jangan berteriak ditempat seperti ini." aku segera menutup mulutnya dengan telapak tanganku dan memeluk pinggangnya dengan sebelah tanganku yang lainnya.

"Lepaskan aku..!"
.

.
"Ayo kita bersenang-senang hari ini. Bagaimana kalau kita ke Taman Kota?" tanyaku padanya untuk memecah kesunyian diantara kami. Ya, kami tidak berbicara sepatah katapun sejak di pemakaman tadi.

G & G [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang