SEPUPU RASA PACAR

511 22 2
                                    

Minsyusyu || wattpad : minsyusyu || Kim Seokjin, Kim Namjoon, Yoon Ri Ri || Romance || 17+ || Oneshoot

Editor : Creamy Kookies (Oktober)
-----------------

-Riri's POV-

Gue berkali-kali ngechat di semua akun chat pacar gue, line, bbm, whats up. Tapi, pacar gue sama sekali enggak ada balas satu pun pesan dari gue. Kim Namjoon, cowok yang sekarang jadi pacar gue sejak 3 bulan yang lalu, merupakan cowok yang super sibuk.

Tiba-tiba notifikasi line gue berbunyi. Gue bahagia banget kalo akhirnya Namjoon bales chat gue. Tapi nyatanya bukan Namjoon yg ngechat gue, melainkan Seokjin oppa, sepupu gue. Gue yg tadinya senyum, langsung berubah jadi manyun lagi.

"Ri, temenin gue jalan yuk. Gue suntuk di rumah mulu."

Begitu pesan dari Jin oppa. Memang, Jin oppa yang merupakan anak dari tantenya gue, dia orang yang paling deket sama gue. Jin oppa lebih tua dari gue 3 tahun. Walaupun begitu, gue sama dia dari kecil udah bareng-bareng. Makan bareng, jalan bareng, mandi bareng. Eits, maksudnya mandi bareng itu waktu kecil loh, mama gue sering ngajak gue dan Jin oppa ke kolam renang. Sekarang udah gede gini mana mungkin mandi bareng.

Gue pun membalas pesannya.

"Oke. Jemput gue ya oppa."

Kebetulan banget kan gue lagi bete sama Namjoon, daripada gue makin bete, mending gue jalan aja sama sepupu gue.

Tidak berapa lama, Jin oppa udah dateng buat jemput gue. Gue pun segera naik ke mobilnya.

"Mau jalan kemana sih oppa malam-malam gini?" tanya gue.

"Hm, gue mau ngajak lo clubbing, seriusan gue suntuk banget di rumah. Mending kita happy-happy di sana," jawab Jin oppa sambil tersenyum dan melajukan mobilnya ketempat yg dia tuju.

Sesampainya di tempat Club, Jin oppa menggandeng tangan gue dan masuk ke Club tersebut. Mungkin orang mengira kalo gue pacaran sama Jin, tapi padahal cuma sepupuan. Jin oppa juga sering memperlakukan gue layaknya seorang kekasih.

Jin mengajak gue duduk di bar dan tampaknya dia memesan alkohol. Gue pun meminum alkohol tersebut sedikit, karna gue emang gak suka minum-minum.

"Gue ke sana sebentar ya. Lo tunggu disini, Ri," kata Jin oppa seraya pergi meninggalkan gue seorang diri.

Karena enggak ada kerjaan, gue melihat-lihat sekeliling club ini. Ada yang asyik joget-joget menikmati alunan musik dugem, ada yg sedang asyik pacaran. Tiba-tiba mata gue menangkap sosok lelaki yang sangat familiar dan saat itu dia tengah bercumbu mesra bersama seorang gadis sexy. Gue perhatiin sekali lagi dan ternyata lelaki itu Kim Namjoon, pacar gue.

Gue naik darah. Air mata gue tertahan di pelupuk mata gue. Jadi alasan dia gak menghubungi gue akhir akhir ini karena dia selingkuh sama cewek lain? Heol.

Dengan mata berkaca-kaca, gue segera menghampiri Namjoon.

"Yak, Kim Namjoon!" ucap gue.

Namjoon segera melepaskan ciumannya dengan cewek itu dan kaget melihat gue.

"Riri? Kamu ngapain disini?"

"Joon, tega banget kamu. Selama ini kamu susah dihubungi karena kamu selingkuh? Jahat banget kamu. Aku gak nyangka kamu kayak gini."

"Ri, maafin aku. Aku udah bosan sama kamu. Kita akhiri saja hubungan kita."

Bagaikan disambar petir, kata-kata Namjoon benar-benar sukses membuat jantung gue seakan dihujam ribuan belati. Air mata yang gue tahan sedari tadi, akhirnya jatuh dengan deras.

BUG

Tiba-tiba sebuah kepalan tangan mendarat ke pipi Namjoon. Ternyata Jin oppa yg menghadiahi bogem mentah itu ke Namjoon.

"Brengsek lo! Udah gue tebak, lo tuh bukan cowok baik-baik! Beraninya lo nyakitin orang yang gue sayang! Setan lo!" Jin oppa yang hendak memukul Namjoon lagi, gue tahan tangannya.

"Udah, oppa. Mending kita pergi aja dari sini." Gue pun segera menarik lengan Jin oppa dan bergegas keluar dari club itu.

***

Sesampainya di rumah gue, yang saat ini lagi sepi karna mama papa gue lagi keluar kota, Jin oppa mengantarkan gue ke kamar. Mata gue sembab, karena sepanjang perjalanan tadi gue menangis.

Gue duduk di pinggir kasur dan Jin oppa duduk di samping gue. Dia mengelus rambut gue, dan seketika memeluk gue. Gue menangis makin menjadi-jadi di pelukannya. Bahu Jin oppa yg bidang, benar-benar terasa nyaman saat gue bersandar di bahunya.

"Udahlah jangan nangis lagi. Oppa kan udah pernah bilang, kalo Namjoon tuh cowok bajingan. Tapi kamu ngeyel dan tetap pacaran sama dia. Lain kali dengerin kata-kata oppa."

Gue masih menangis.

"Ya udah, sekarang kamu tidur. Oppa enggak mau lihat kamu sakit."

Gue pun menuruti perkataannya dan segera berbaring di kasur. Gue pun memegang tangan jin oppa.

"Oppa, temani aku malam ini."

Sejenak Jin oppa ragu. Tapi akhirnya dia mengiyakan dan berbaring di samping gue.

Wajah gue dan Jin berhadapan. Jin oppa mengelus kepala gue dengan lembut.

"Ri, seandainya kita bukan sepupu, mungkin aku sudah pacarin kamu dari dulu."

Kata-kata Jin oppa membuat gue kaget. "Maksudnya?"

"Oppa dari dulu menyukaimu, Ri. Tapi karena kita masih saudara, hal itu gak mungkin. Selama ini Oppa mengganggapmu sepupu rasa pacar, Ri."

"Masa sih oppa? Hm, iya sih oppa itu sangat baik sampai-sampai aku pengen punya pacar kayak Jin oppa."

"Kita mungkin gak bisa bersatu, Ri. Dan pasti kita gak jodoh, tapi kita gak usah mikirin ke depannya kita gimana, nikmatin aja waktu sekarang. Aku udah nyaman dengan status sepupu rasa pacar kayak gini."

Tidak berapa lama, Jin oppa mendekatkan wajahnya ke wajah gue dan mendaratkan bibir indahnya ke bibir gue. Sejenak itu hanya sebuah kecupan manis, namun lama kelamaan Jin oppa melumat bibir gue dengan lembut dan mengigit kecil bibir bawah gue.

Tanpa gue sadari, Jin oppa sudah berada di atas badan gue. Lengan gue mengalungi lehernya dan membuat Jin oppa memperdalam ciumannya. Bahkan Jin oppa juga mengecup leher gue dan meninggalkan kissmark di sana.

Gue memang sedih putus sama Namjoon. Tapi, entah kenapa perasaan sedih itu hilang seketika saat gue bersama Jin oppa malam ini. Gue bahagia memiliki sepupu sepertinya. Tapi lebih ke nyesek juga sih kayaknya. Karena gue gak bisa miliki dia sepenuhnya. Nevermind, yang terpenting Jin oppa berada disisi gue aja, gue udah merasa bahagia.

-FIN-
---------------------

Apresiasi nya ya^

~Munsyusyu~

KUMPULAN CERITA BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang