100 Hari Sebelum Final Battle

354 20 1
                                    

"Nyawa hanya titipan, kehidupan akan beganti, dewa akan mengambil, atas kehendakaknya semua kembali jadi nyata! BANGUNLAH!" Ujar Beby membacakan sebuah mantra andalannya.

Sedangkan diruang utama Istana, Shania saat ini tengah asyik mengobrol dengan paman kesayangannya, Katakura Koujuro.
"Paman, sebenaranya apa tujuan paman kemari?" Ujar Shania.
"Paman hanya ingin memastikan bahwa kamu baik baik saja, bukannya kemarin adalah hari dimana tepat 100 hari Sebelum perang terakhir?" Ujar Koujuro khawatir.
"Paman tenang saja, aku akan baik baik saja, terlalu banyak orang yg baik untuk saya tinggalkan secepat itu!" Ujar Shania menenangkan Pamannya.
"Bakan begitu, tapi paman lihat dari negeri sebrang sana, bahwa kekuatan terbesar telah kembali lagi, dan sayngnya lagi kekuatan itu bukan berpihak pada kita." Ujar Koujuro menerangkan kekhawatirannya.
"Kekuatan? Maksud paman? Kekuatan apa yang paman maksud? Apa kekuatan itu bisa mengalahkan sang Bidadari, apakekuatan itu bisa tidak terlihat oleh "the Eye's Angel"?" Ujar Shania
"Itulah yang paman khawatirkan, mungkin "the Eye's Angel" sudah merasakannya dan paman fikir, kekuatannya tidak melebihi sang sayap bidadari. Tapi..." Koujuro menggantungkan Ucapannya.
"Tapi apa paman?" Ujar Shania penasaran.
"Begini Shan"
"Shan..Ehh" Beby keluar dari balik pintu kamar Veranda.
"Ayah... Ayah kapan datang?" Ujar Beby pada Koujuro
"Beby, apa yang kau lakukan, dia rat..."
"Tidak paman itu perintah saya, supaya kita lebih akrab."ujar Shania langsung memotong ucapan Koujuro
"Heem... Yasudah, oh ya Beby, apa yg kau lakukan di dalam kamar bidadari itu?" Ujar Koujuro.
"Itu Ayah... Veranda terluka, Aku sedang menyembuhkan lukanya." Ujar Beby
"Gimana Beb, apa dia sudah pulih." Ujar Shania
"Udah Shan, dia bahkan sudah sadar, dan ingin bertemu kamu." Ujar Beby
"Baiklah. Paman, sebaiknya paman istirahat, saya mau urus Bidadar itu dulu." Ujar Shania
"Baiklah, Paman akan ke kamar dulu." Ujar Koujuro lalu beranjak menuju kamarnya.
"Ayah, ibu gak ikut bersama Ayah?" Ujar Beby yg mengikuti Ayahandanya ke kamar.
"Tidak Sayang, Ibumu sedang mengurusi tanaman di negeri sana. Ohya, sampai dimana sekarang kekuatanmu, apa syairmu gerakanmu bisa mengalahkan salahsatu pedang ayah?" Ujar Koujuro menantang
"Ahh... Ayah, manamungkin gerakan dan syairku bisa menandingi Ayah!" Ujar Beby malu malu
"Kenapa Tidak?" Ujar Koujuro.

Di kamar Veranda, Shania tengah melihat Bidadari itu sedang menatap kosong keluar jendela Istana.
"Apa yang kamu lakukan Ve?" Ujar Shania. Namun Veranda sama sekali menghiraukan nya.
"Veranda!" Ujar Shania kali ini sambil memegang bahu Sang Bidadari Itu.
"Mengapa Tuan putri menolong Saya?" Ujar Ve tanpa menoleh
"Apa yang kau katakan Ve, Itu sudah tugasku. Kamu perajurit ku, jelas aku akan menolongmu. Selama kau berada di istana ini, kamu adalah bagian dari The Queen." Ujar Shania dengan Nada sedikit di tekan.
"Maafkan saya. Tapi saya tidak ingin merepotkan Ratu." Ujar Ve kali ini menghadap Shania walau sedikit tertunduk.
"Itu sudah tugasku!" Ujar Shania sakali lagi.
"Terima kasih atas semua perhatian Ratu pada Saya!" Ujar Ve sedikit mendongkakan kepalanya menghadap wajah Ratunya.
"Tidak apa, oh ya, Tadi Kinal kemari." Ujar Shania sedikit membuat Veranda terkejut.
"Apa tujuannya dia kemari?" Ujar Veranda sedikit memanas.
"Dia ingin bertemu kamu, namun Aku melarangnya, karena dia membuat keributan diluar Istana." Ujar Shania.
"Lalu siapa yg terluka kali ini karena ulahnya, apa perlu saya balaskan untuk Ratu?" Ujar Veranda.
"Tidak usah, kamu harus beristirahat, maaf saya tidak bisa menemani kamu, saya akan suruh Nabilah dan Jeje yg akan menemani Kamu disini!" Ujar Shania lalu beranjak keluar.
"Terimakasih Ratu!" Ujar Veranda yg hanya di balas senyuman oleh Shania.
Lalu shania pun pergi kedepan gerbang Istana menemui Nabilah dan Jeje.
"Ratu, apa yg anda lakukan disini?" Ujar Jeje yg kaget melihat Ratunya brrada di depan gerbang.
"Ah, untung kalian ada di sini. Kalian temani Veranda di kamar, dia sedang masa pemulihan dan butuh sedikit lelucon dari kalian!" Ujar shania
"Baiklah kami akan memenuhi keinginannya!" Ujar Nabilah.
"Mari ikut Saya!" Ujar Shania lalu Jeje dan Nabilah pun mengikutinya dari belakang.
"Je, emang muka kita konyol bet ye? Bidadari aja kangen lelucon kita?" Ujar Nabilah sedikit berbisik
"Mukelu kayak bom bolotok sih, abstrak kagak karuan." Ujar Jeje
"Sialan lu, yg ade juga muke lu yg konyol, kyak tamengan yg penyok!" Ujar Nabilah tak mau kalah.
"Heh kalian!" Ujar Shania berbalik menghadap keduanya.
"Eehh... m...mma...af t..tu..an... pu..t..ri." ujar Jeje gugup.
"Kalian ini, adada aja." Ujar Shania melanjutkan perjalannya.
"Lu sih Bil!" Ujar Jeje
"Apanya yg gue, lu jug"
"Kalian kalau tidak bisa diam, saya kurung kalian!" Ujar Shania tanpa berbalik. Jeje dan Nabilah pun hanya menundukan kepalanya.
Dan sampailah mereka di kamar Veranda.
"Ve!" Ujar Jeje
"Ehh, iya Je, Bil sini temenin aku ya!" Ujar Veranda.
"Ve... lu kenapa kemaren lemah bet dah? Gak biasanya lo kayak gitu! Apa karena..." Ujar Jeje menggantungkan Ucapannya.
"Iya Je! Kamu pasti tau apa yg aku lakukan." Ujar Ve.
"Udah lah Ve, dia udah milih jalannya, dan lo harus bisa hadepin itu, lu harus terus bisa jalanin hidup lo." Ujar Jeje
"Iya Ve, banyak koq yg suka sama lau, termasuk Jeje!" Ujar Nabilah menaik turunkan alisnya.
"Sialan lu, gak, gak Ve. Si konyol penyok ini ngawur Ve!" Ujar Jeje Gugup
"Elahh... je, ngaku ja! Lu kan pernah bilang ama gue, kalo Ve itu cantik dan lo s..." ucapan nabilah terputus karena mulutnya di bekap oleh tangan Jeje.
"Dia boong Ve!" Ujar Jeje
"Awwww... sakit bego!!!" Ujar Jeje melepaskan tangannya dari mulut Nabilah.
"Lagian Lu, engap tau!" Ujar Nabilah terengah engah nafasnya.
"Je, kamu beneran suka sama aku?" Ujar Ve menyeringai dan menggoda Jeje.
"Wahh ini urusannya kalo gini gue harus jaga gerbang Nih!" Ujar Nabilah dan beranjak
"Aduh tuhann,,, mati gue mati!" Ujar Jeje pasrah
"Kenapa Je? Katanya kamu suka sama Aku?" Ujar Ve berbisik di telinga Jeje
"Vehh, ghhlihhhi... phhllishh, ahh!" Ujar Jeje tertahan
"Je!" Ujar Ve menangkup Wajah Jeje dan menghadapakan padanya.
"Ve, Plis gue gak mau dapet masalah, iya jujur gue suka lo, tapi gue gak mau apa apa dari lo, bahkan gue gak akan sama sekali nuntut jawaban dari lo, pleas, gue harap lo ngerti, gue tau lo lakuin ini, karena lo ingin ngilangin magic lo kan, gue tau, kelemahan lo, kekuatan lo akan ngilang kalo lo berhubungan dengan sesuatu yg bukan dari bangsa lo, bangsa bidadari!" Ujar Jeje setelah tenang.
"Maaf Je, tapi kali ini tolongin aku, aku gak mau lagi ikut perang, lebih baik aku mati, aku gak bisa lihat orang orang yg ada di sekitar aku terbunuh." Ujar Ve menunduk.
"Ve, dengerin gue. Lo itu bidadari, lo bisa apa aja yg lo mau, bahkan lo lihat Shania, dia Ratu disini, tapi dia takut sama lo, apalgi gue, gue bukan takut mati karena kekuatan lo, tapi gue takut kalo Kinal marah sama gue dan dia bakal habisin orang orang yg gue sayangin! Lo tau kan, sesuatu yg berharga buat gue skarang ada di pihak Kinal, Gue takut kalo dia di siksa." Ujar Jeje
"Iya Je, aku tau, Ayana kan? Dia juga orang yg kamu sayangi kan, Je?" Ujar Ve
"Dia separuh hidup gue, Sama halnya dengan Kinal buat lo." Ujr Jeje
"Bill, lo Sini deh, gue udah kenyang, lo mau nyicip kagak?" Ujar Jeje.
"Gue bakal nolong lo Ve kalo lo yg minta, tapi bukan tubuh gue, gimana?" Ujar Jeje
"Kagak Je, gue lagi enak nih ada makanan enak!" Uhar Nabilah dibalik Pintu
"Nghhhh, gimana ya?" Ve mulai gelisah
"Tunggu Ve!" Ujar Jeje lalu beranjak menghampiri Nabilah.
"Bil!"
"Anjrit! Lo, ah sialan lo!" Ujar Nabilah kaget.
"Gue mo minta tolong sama lo, Bil!" Ujar Jeje Serius.
"Apaan?" Ujar Nabilah.
"Layanin nafsunya Ve!" Ujar Jeje sontak membuat Nabilah mematung.
"Mmm...ma...maks..ud... lo?" Ujar Nabilah gugup.
"Udah... lo masuk sonoh!" Ujar Jeje mendorong tubuh Nabilah ke dalam kamar Veranda.
"Eh...eh...eh... Je...!!! Eh, Ve sorry!" Ujar Nabilah ketakutan.
"Bil, gimana kamu mau nolongin Aku?" Ujar Veranda tanpa menoleh Nabilah.
"Emmm, Ve gue gak, mmmh, gue... bukannya gue gak mau, cuman gue takut kalo ntar lo kenapa napa! Gue takut Shania bunuh gue!" Ujar Nabilah sedikit hati hati.
"Yaudah aku juga gak maksa." Ujar Veranda tenang dan tersenyum.
"Sini donk! Temenin aku. Je... sini dong!" Ujar Veranda memanggil keduanya.
"Bil, Tadi Kinal ada kesini ya?" Ujar Veranda.
"Iya! Nih mukaaaaa adaaww!" Ujar Nabilah meringis saat Jeje mencubit pinggang Nabilah
"Kenapa Bil? Dia lukain Kalian?" Ujar Ve penasaran. Jeje hanya menghela nafasnya.
"Nggak Ve, tadi dia emang kesini, tapi dia cuman sendiri dan dia gak ngapa ngapain." Uajr Jeje berbohong
"Bener Bil?" Ujar Ve memastikan pada Nabilah
"Huhhfth... iya Ve!" Ujar Nabilah. Dan ketiganya pun Larut dalm obrolan yg ringam dan sedikit kerusuhan Nabilah dan Jeje.
"Ve, masa nih ya, tadi gue liat Nabilah Salting di perhatiin Si tante!" Ujar Jeje Jahil
"Sialan lo, lagian gue sukanya bukan ma tu tante tapi sama si Gaby....." sekejap Nabilah mencerna kata katanya sendiri.
"Ehhh...!!! Aduhhh!" Ujar Nabilah menyesal dan Malu
"Haahhh, seriusss Bil? Demi apa?" Ujar Jeje Antusias.
"Kamu bener suka bil sama Gaby?" Ujar Ve tak kalah Kaget
"Heeemhhh, gitu deh! Udah ah, gue ambil makan dulu buat lo Ve!" Ujar Nabilah beranjak meninggalkan keduanya yg masih menatap tak percaya sahabatnya itu.
Saat Nabilah membuka pintu, tak sengaja Nabilah menabrak seseorang yg tengah menguping tadi
Braak...
"Ehh... maaf maaf, saya gak... Gaby?"....




TBC.

Hai hai....
Auothor cantik nya balik lagi nihh...
Maaf ya lama updatenya...
Janlup Vometnya ya...
See you ;)

The QUEEN: LAST HEROES OF IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang