Caution :
Part ini mengandung unsur cerita dewasa meskipun tidak terlalu eksplisit. Untuk readers yang usianya di bawah 18 tahun, mohon untuk diperhatikan peringatan di atas. Terimakasih.
Happy reading ~~
°
°
°
°
°Yeonra menyeka air matanya. Meskipun sudah menduga ini semua, namun ia masih belum bisa jika harus berpisah dengan Wonwoo. Terlebih dengan cara Wonwoo memutuskannya, itu sangat tidak adil bagi Yeonra. Mengapa Wonwoo tidak mengatakannya secara langsung? Mengapa Wonwoo bersikap seperti pecundang seperti ini?
"Jeon Wonwoo..." gumam Yeonra pelan seraya memejamkan mata. Membiarkan air mata yang kembali jatuh membasahi wajahnya. Namun tiba-tiba Yeonra membuka kedua matanya saat suasana di sekitarnya berubah menjadi gelap. Televisi, lampu dan AC padam.
Gadis itu meraba-raba meja di depannya. Begitu berhasil mendapatkan ponselnya, Yeonra menyalakan benda berwarna putih itu agar bisa melihat ke sekitarnya. Dengan mengendap-endap Yeonra berjalan keluar dari ruang keluarga menuju ruang tamu. Ia ingin mengecek penyebab padamnya listrik di rumahnya.Tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dari luar diiringi dengan suara letusan yang sangat keras. Yeonra menjerit ketakutan sampai menutup wajah dengan kedua tangannya. Tiga detik kemudian suasana rumahnya kembali terang. Lampu sudah menyala, dengan confetti yang berserakan di lantai. Yeonra menurunkan tangannya dari wajah. Dan ia semakin terkejut saat di hadapannya berdiri seseorang dengan jumper warna hitam, membawa bouquet bunga mawar merah. Juga sebuah beanie hitam menutupi sebagian wajahnya yang tertunduk.
"Kau merindukanku?" tanya sosok tersebut sambil mengangkat kepalanya. Menunjukkan wajahnya, wajah yang sangat ingin dilihat oleh Yeonra.
"Apa maksudmu? Kenapa kau datang kemari?"
"Karena aku ingin menemui seseorang yang nyaris frustasi karena merindukanku."
"Aku membencimu, Jeon Wonwoo."
"Kau yakin? Kau benar-benar benci padaku?"
"Lantas apa lagi yang kau inginkan?"
"Bahkan jika aku memelukmu," Wonwoo menarik Yeonra ke dalam pelukannya. Ia dekap erat, sangat erat. Bahkan tidak memberikan ruang bagi Yeonra untuk memberontak. "kau masih membenciku?"
Yeonra merasa hatinya bagai diaduk saat itu. Ingin memaki Wonwoo, namun dekapan pria itu lebih menguasai hatinya. Jadi yang bisa dilakukannya hanya menangis dan memeluk Wonwoo.
"Aku pernah berkata padamu, kalau aku tidak akan meninggalkanmu. Kau harus percaya itu, Park Yeonra."
"Bagaimana aku bisa percaya kalau kau baru saja mengatakan ingin berpisah dariku?"
"Kau tidak percaya padaku?"
"Katakan apa kekuranganku, Wonwoo? Kesalahan apa yang pernah aku lakukan? Katakanlah agar aku bisa memperbaikinya."
Wonwoo melepaskan Yeonra dari dekapannya. Ia memegang pipi Yeonra, mengusap air mata yang membasahi wajah cantiknya meskipun tanpa sapuan makeup. Senyuman tipis tergurat di wajah Wonwoo, ia tatap Yeonra lekat, "Aku mencintaimu dengan semua yang kau miliki ataupun tidak. Dengan kekurangan yang mungkin ada pada dirimu, maka aku akan menyempurnakannya."
"Lantas mengapa kau menghilang selama beberapa hari?"
"Um, kalau itu kau bisa menanyakannya pada Hyoseung dan Seungcheol." Wonwoo menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Hah? Kenapa dengan dua orang itu?"
"Yedeul-ah!"
Masih belum mengerti dengan maksud ucapan Wonwoo, tiba-tiba Yeonra kembali mendengar suara letusan yang sangat keras dari arah pintu. Sampai-sampai ia harus menutup telinganya. Dan entah darimana asalnya, muncullah 2 orang masuk ke rumahnya sambil berseru,
"Happy birthday, Park Yeonra!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way - Jeon Wonwoo✔
FanficPark Yeonra nyaris frustasi karena harus berkelompok dengan Jeon Wonwoo. Namun pada akhirnya ia jatuh cinta pada pria emo yang super dingin itu. autumn quartz / 02092016