Part 5

380 13 4
                                    

Part 5

Kegilaan macam apa yang terjadi di ruang rapat Alfonso Coorp tadi? Memikirkannya saja membuatku mual. Bertemu dengan pria-pria penggoda seperti Kim Sunghee dari Kim Coorp, Austin Forksley dari Forkley Coorp, Galih Handoko dari Handoko Coorp, Rustan Arlin dari Arlin Coorp.

Ku langkahkan kakiku dengan perlahan sambil memikirkan saat-saat aku berada dalam kemustahilan yang melanda. Mulai darisi Mr.M yang membawa.. oh bukan lebih tepatnya menculikku ke dunia aneh! Aku benar-benar gila sekarang! Setelah memikirkan berbagai jawaban yang terlintas diotakku aku hanya mengerang kesal karena rasa pusing terus saja mendera kepalaku. Saat aku telah tiba di ruangan yang aku tuju. Dengan segera ku buka pintu, ku edarkan pandangan mencari seseorang yang harus aku jadikan tempat sampahku.

“Clianta?” Suara bass itu terdengar dari sudut kiriku, dengan langah tergesa aku datang menghampirinya.

“Edward.” Panggilku lalu memeluk erat tubuh atletisnya.

What wrong honey?” Edward mengecup dahiku perlahan, lalu mata hitamnya menatap mata cokelat tuaku dengan begitu dalam. Aku pun terhanyut ke dalam dunianya. Dunia yang selalu aku sukai, dunia yang penuh dengan ketegasan dan kekejaman.

Aku tersenyum sambil menatap mata hitamnya. “Lil prob Ed.”

And then?” Mata hitamnya menatap curiga ke arahku, lalu ia kembali mengecup dahiku dengan lembut. “Tell me, Clianta.” Ucapnya kemudian.

Aku menggelengkan kepalaku dengan begitu lemah “I dont know... Im... just...” Ucapku sambil meremas-remas rambut hitamnya.

Just?

Im just not understand with all.” Aku mendesah penuh spekulasi, susah sekali rasanya menceritakan semuanya.

Oke, i hear you.”

Ku ceritakan semua dari awal sampai akhir. Tidak ada yang terlewatkan sama sekali. Mimik wajah Edward berubah-ubah. Sesuai dengan kalimat per kalimat yang aku berikan.

Edward memijat dahinya lalu terkekeh dengan begitu menyebalkan. “Well, ini karanganmu atau apa?” Katanya kemudian.

Aku melotot tidak terima “Astaga Ed, kamu pikir aku mahluk macam apa?”

“Aku pikir bagus sekali jika cerita aneh mu itu di bikin novel.” Edward memegang dagunya sambil menatap aneh ke arahku.

“Bodoh ! sudah aku kira. Sudahlah, Aku mau pulang.” Ku ambil tasku lalu berdiri sebuah tangan mencekal pergelangan tanganku.

“Jangan marah honey.” Mata hitamnya menatap sedih ke arahku.

“Apa pedulimu.” Ku tepiskan tangan kanan Edward, lalu beranjak pergi. Edward mengejarku, dan aku langung berlari menjauhinya karena malas dengan tanggapannya yang terlampau lamban.

Edward menyebalkan !

Dua kata itulah yang aku umpat terus menerus dalam pikiranku. Pria memang keterlaluan. Selalu Seenaknya saja !

***

Air beraroma apel di bathup yang aku gunakan menyeruak memasuki indera penciumanku. Ku pejamkan mata seraya mencoba untuk berpikir jernih. Namun bukannya semua pikiranku jernih, wajah pria menyebalkan dengan seringaian puasnya itu selalu muncul di pikiranku. Mataku terbelalak kaget bukan main.

SIAL !

Ku pejamkan mata sekali lagi. Berharap sosok pria menyebalkan itu pergi menjauh. Tapi nihil, sosoknya malah hilir mudik dengan wajah mengejek seakan berkata ‘Kau memikirkanku, Love?’.

Book Of MagaloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang