Part 6 : Kenyataan

338 21 4
                                    

Part 6 : Kenyataan

Aku terbangun dengan nyeri yang mendera sekujur tubuhku, mataku yang sembab akibat terlalu banyak menangis semalam. Menangisi kebodohanku yang begitu murahan dan mau melakukan hal itu dengan Maynard. Aku memfokuskan titip pandangku ke depan, untaian indah lampu hias berkelipan seiring cahaya matahari yang memantulkan sinar pada lampu tersebut. Indah dengan kuatnya.

Seandainya aku bisa seperti itu. Lirihku dalam hati.

Menghembuskan nafas kesal, aku langsung mencoba bangun dari rebahanku, akan tetapi rasa sakit menyengat kembali menerpa tubuhku. Baru saja aku mencoba hal tersebut untuk yang ke dua kalinya, sepasang tangan besar memelukku dengan erat. Menghentikan pergerakanku.

"Hai... Selamat pagi, Love." Suara serak-serak sexy Maynard membuatku terdiam cukup lama.

Terpukau akan suaranya yang bisa membuat perempuan mana saja akan langsung menyembah cinta padanya. Begitupun aku.

"Kau tidak menjawabku huh?" Maynard mengerucutkan bibirnya, membuatnya terlihat begitu menggemaskan.

Aku menggeleng, tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

"Baiklah, sekarang lebih baik kita berdua mandi. Tubuh kita terlalu lengket." Suara seraknya mendayu lembut berusaha menggodaku.

Dengan sekali sentakkan keras, aku melepaskan kaitan tangannya di pinggangku. Ku ambil selimut dan menutupkan pada tubuh polosku. Aku memincingkan kedua mataku padanya, berharap ia menjelaskan tentang apa yang terjadi.

"Berhentilah bermain-main." Aku mengetatkan rahangku, menahan amarah yang telah mencapai ubun-ubunku.

"Aku serius, kapan aku bilang aku mengajakmu bermain Love?" Maynard menahan tumpuan kepalanya dengan tangan kirinya.

Tampaknya ia tidak terlalu memeperdulikan tentang keadaan tubuh polosnya. Aku saja mati-matian ingin membungkusnya dengan peti mati. Sangking aku jengah melihat dirinya lama-lama! Aku memaki dalam hati.

Akhirnya Maynard mengacuhkanku, ia berjalan menuju satu pintu dan masuk ke dalamnya  meninggalkanku sendirian di kamar ini dengan raut wajah tidak terima atas perlakuannya.

"Kau pikir kau ini apa hah? Dasar makhluk menyebalkan! Lama-lama aku bunuh juga kau!" Aku berteriak tepat di pintu dimana Maynard meninggalkanku dan menggedornya dengan kekuatan kuli. Meskipun aku btidak tahu kekuatan kuli itu seperti apa?

Tidak ada sahutan. Itulah sebabnya aku terlalu pusing dengan semua ini. Sialan! Tak henti-hentinya aku mengumpat dalam hati, berharap ada yang akan menjelaskan tentang dimana aku? Dan apa hubunganku dengan Maynard?

"Gila!" Aku terkekeh, kemudian menangkupkan kesepuluh jariku ke wajahku.

"Suamiku kau bilang? Hahahahaha... aku saja tidak tahu apa-apa tentangmu! Bagaimana mungkin kau bisa membuat diriku sekacau ini? Sialan! Bahkan aku bisa melakukan hal itu denganmu begitu mudahnya. Kau ini makhluk apa? Iblis? Setan? Jin?" Makiku sambil meninju badan pintu di belakangku.

"Sialan!" Teriakku sambil berlari ke luar kamar serba hitam ini.

Aku berlari dengan kecepatan yang bisa di bilang sangat cepat. Aku terdiam sebentar sambil bingung dengan jalan mana yang harus aku pilih. Kanan atau kiri? Aku mencoba memilih dalam hati. Suara langkah kaki terdengar mendekatiku, sayup-sayup aku mendengar nama 'Clianta' yang tidak lain adalah namaku.

Dengan wajah bingung, aku membawa tubuh beserta selimut tebal yang melilit tubuhku ini menuju arah ke kanan. Berlari dengan jantung yang berdebar, aku langsung menyentakkan diriku untuk berjuang keluar dari rumah mengerikan ini.

"Clianta!"

Suara wanita seindah lonceng berteriak di belakangku. Merasa akan ada sesuatu hal buruk menimpaku. Tanpa berusaha menoleh ke belakang, aku berlari lurus ke depan dan melihat ada satu pintu berwarna merah nyala.

"Clianta!"

Lagi suara wanita itu memanggilku dengan nada menyuruhku untuk menghentikan lariku, tapi aku tidak akan membiarkan antek-antek dari Pria menyebalkan itu berhasil mendapatkanku. Tangan kiriku membuka pintu merah tersebut dengan hentakan keras. Sinar hijau menembus mata cokelat gelapku.

Merasa tidak sanggup dengan sinar hijau yang menyilaukan itu, aku menutup mata dan melangkah ke dalamnya. Aku hanya ingin  kembali ke Forendhuzt. Kembali ke Negara Atelisina. Aku meminta dalam hati.

"Clianta! Jangan masuk! Kau tidak bisa kembali lagi ke Duniamu!"

Suara wanita itu tertelan angin. Aku dapat merasakan ada angin yang berputar-putar mengelilingkiku. Tubuhku terbawa sang angin, aku dapat merasakan bulu-bulu halus di sekujur tubuhku berdiri karena sensasi dinginn sang angin. Tubuhku berputar-putar sehingga aku bisa merasakan perutku seolah terpelintir sakit, membuat rasa mual yang tidak terhingga.

Bugh.

Tubuhku mendarat di sesuatu tempat yang cukup lembut. Ku raba tempat yang menjadi alasku terjatuh, konturnya seperti sprei kain satin yang begitu halus. Ada perasaan nyaman sekaligus was-was menghampiriku. Sepertinya aku tidak tersesat di suatu tempat antah-brantah, ini lebih baik dari yang aku kira.

"Fuh..." Aku menghembuskan nafas lega.

Akhirnya aku di rumah! Pekikku dengan luapan rasa bahagia di hati.

Perlahan aku membukakan kedua mataku. Namun, perasaanku seolah di permainkan oleh sang waktu. Disini aku terduduk dengan lilitan selimut tebal yang menutupi tubuh polosku. Di ruangan serba hitam tempat dimana aku mendapatkan kewarasanku menghilang karena seorang Maynard Palmer.

Ini kamar Maynard Palmer!

"Ya, kau ada di rumah dan kau tidak bisa kemana-kemana." Suara serak dari arah kananku menghenyakanku dari wajah ketakutanku.

Aku menoleh ke arahnya, di situ ada Maynard yang berdiri dengan kaos berwarna cokelat tanah dan celana kain berwarna hitam. Ia melipatkan kedua tangan di dadanya, mata cokelat elang menatapku dengan wajah datar misteriusnya.

"Bahkan kau tidak akan bisa pulang ke Dunia asalmu Love."

"Apa katamu?"

***

Hoyyy... akhirnya aku bisa publish juga ini cerita ^-^)/

Mohon maaf ya... aku lama mengupload.

Selamat menikmati.

Di tunggu votentarnya yaaa~~~

With love,

R

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book Of MagaloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang