It's True, The name is L.O.V.E

45 2 0
                                    

Setelah membeli baju, kamipun kembali meluncur ke hotel. sesampainya di kamar aku coba berbicara sekenanya kepada sarah perihal masalah yang membuatnya menangis.

"Sarah, kamu mau disini sampai kapan?"aku genggam tangan sarah,

"aku gak tw juga tra, aku males pulang kerumah"

semakin erat genggaman tangan sarah dan matanya mulai berkaca kaca, "kalo kamu ada masalah bilang aja, cerita ke aku" aku coba yakinkan sarah aku pegang pipinya,

"aku gak mau melibatkan orang lain tra, ini urusanku dengan keluargaku" ucap sarah seraya meneteskan butir butir kesedihannya,

"saraah, plis deh! kalo kamu begini terus, selalu sedih, siapa nanti yang bakalan ikutan sedih" aku usap tangisnya,

"gak akan ada yang ikut sedih kok, sarah kan orangnya ceria" ucap sarah sambil menahan tangisnya dan sedikit tersenyum,

"oohh gitu, sarah boleh tanya sesuatu?"

"iyya, tanya apa tra?"

"seandainya aku sedih, kamu bakalan sedih juga gak?" kugenggam lagi tangan sarah,

"ya sedih lah, pokoknya kamu gak boleh sedih, cuman sarah yang boleh sedih"

"kenapa gitu?"

tiba tiba memelukku "sarah gak mau pangerannya sarah sedih, masa iya preman sekolah sedih"

"laah kamu sendiri kenapa pacaran sama preman?" ucapku sambil menahan tawa,

"iihh.. putra, sarah itu pacaran sama pangeran, jadi pangeran gak boleh nangis"

aku pandangi kedua matanya "sarah, jujur... kenapa aku gak boleh sedih?"

sarah memasang muka lucunya dan sedikit tertawa "eehhmm,,, ketahuan  bo'ongnya ya?? hihihi... sarah cuman gak mau putra sedih, karena putra udah jadi semangatnya sarah. kalo putra ikutan sedih juga nanti yang bikin sarah senyum lagi siapa?"

aku coba untuk meyakinkan keterbukaan sarah "maka dari itu sarah, kamu juga kalo ada apa apa cerita sama aku. kalo aku gak tw permasalahan kamu, gimana aku mw ikut bahagiain kamu?"

sarah terlihat bingung "ehmmm..."

aku mencoba menjelaskan lagi "sarah, cinta itu berbagi suka dan duka, bukan saling memberikan suka terus.. tapi masih ada yang lebih dari hanya sekedar suka

tiba tiba pandangan sarah kosong dan mulai berbicara ngelantur "Putra... kalo kamu pacaran sama pelacur, kamu..."

aku hentikan perkataan sarah "saraah, cukup. perkataan adalah do'a. semakin kamu berfikir kalo kamu itu pelacur, maka kamu akan menjadi pelacur. aku yakin kok seorang Sarah Angelina Syafitri gak akan macem macem menjadi pelacur"

sarah membuka Hp.nya"tapi tra..."

Tak kuasa aku menahan sakit didada, namun aku coba untuk kontrol diriku "Se-sejak ka-kapan kamu ngelakuin itu sarah?"

Tatapan kosong sarah seolah olah merekam kembali ingatan yang telah lalu "Sarah gak tw tra, itu udah hampir setahun yang lalu, sebenernya sarah pindah sekolah cuman pengen lari dari ini semua"

entah kebodohan apa yang aku perbuat, namun rasa sakit dan sedikit muak "aku gak nyangka sarah kamu seperti ini"

tiba tiba tatapan kosong itu hilang dan mulai menjadi tangisan dan teriakan "PUTRAAA... kamu mau kemana? kamu mw niggalin sarah?"

akupun melangkah keluar kamar, masih terdengar tangisan dan teriakan sarah. aku sedikit tidak terima sebenarnya, namun terfikir olehku, ini masih taruhan, dan aku pemenangnya. aku coba berjalan ke minimarket depan hotel, terlintas dibenakku untuk membeli kondom. namun kenapa dada ini semakin sesak. aku urungkan niatku untuk membeli kondom, akhirnya aku beralih ke kulkas minuman dan  mengambil sebotol air mineral. dan tak lupa membelikan sarah coklat.

Putra bodoh kenapa kamu berfikir seperti itu, cinta itu bukan tentang sex put || Iyya aku tau, aku paham, aku juga gak ingin melakukannya || lalu kenapa kamu kesini bodoh || aku hanya ingin membeli minuman || hei bodoh, Sarah sekarang sedang bersedih dikamar, mungkin saja dia frustasi dan ingin mengakhiri hidupnya || gak mungkin lah || Hey, Stupid U Bastard, inget sarah bilang apa tadi pagi. Bodoh...||

Terlintas dibenakku percakapan tadi pagi saat dipertama kali check-in.

"Saraaah, Pliss jangan lakuin hal bodoh", segera aku berlari masuk kembali ke hotel

langsung menuju kamar sarah. terlihat sarah duduk termenung menghadap jendela dengan tatapan kosongnya, Syukur daah kamu gak ngelakuin hal bodoh, namun kenapa firasatku tidak nyaman seperti ini, aku dekati perlahan.

"PUTRAAAAAA........."

K.A.M.UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang