Cinta Pujangga Buta

93 3 3
                                    

Orlando POV...
Dari tadi playlistku cuma muterin lagu yang sama. Lost stars nya si adam levine. Gila. Banci banget ya cuma gara gara seorang Rena Hatta, aku jadi berubah semelow dramatis gini. Rena Hatta, gadis manis berumur 24 tahun. Asli keturunan Lampung. Kulitnya putih mulus seperti orang cina. Rambutnya hitam lurus sebahu, berada didekatnya aku bisa merasa teduh dan damai, selalu ada keikhlasan yang kutangkap setiap kali dia tersenyum.

Rena Hatta, yang beberapa bulan terakhir ini menemani hari-hariku. Bersamanya aku merasa menjadi lebih baik. Rena Hatta berhasil membuatku pensiun dari jabatan ketua penganut seks bebas dan anti setia pada satu wanita. Rena membuatku berhenti mencari. Namun, Rena Hatta bukan milikku seorang. Dia milik orang lain juga, seseorang sebelum aku yang sudah ada bersamanya bertahun-tahun. Aku hanyalah titik hitam kecil yang ada didalam kisah putih mereka. Aku gerah sendiri kalo ngebayangin dia sama pacar sialannya itu berduaan di apartemen. Mereka pasti ngapa ngapain. Shit! Heran. Kenapa juga harus jatuh cinta sama bidadari milik orang lain? Kayak gak ada cewek lain aja.

Tapi, memang nothing. Gak ada yang se-spektakuler Rena. Buat aku, dia itu hidup. Ya, coba deh Tuhan, kasih aku satu alasan kenapa diumur segini, yang seharusnya laki laki normal udah sibuk cari calon istri, aku masih sibuk ngejer ngejer Rena. 28 tahun, damn. Dan aku masih ngabisin waktu buat beginian. Tapi, kalau mengejar Re bisa bikin habis seluruh waktu di dalam hidupku, aku rela. Asli. Rela banget dijadiin kacungpun sama dia. Tapi, aku ngga mau terus terusan jadi sang second fiddle. Aku normal, man. Pengin juga bisa milikin Re seutuhnya.

Walaupun sepertinya itu hanya mimpi, well, that's ok. Semua bermula dari mimpi kan? No money no cry no Rena aku langsung bunuh diri mungkin, terjun dari menara Eifel, kalau bisa. Kalau ada duit juga sih buat kesananya. Haha. Mungkin ini yang namanya pujangga jatuh cinta. Jatuh cinta gila gilaan sampe buta.
Sore tadi, Re ngotot mau pulang sendiri dari kampus, ngga mau tak anter. Katanya, si Ardishit itu baru aja ngeberesin proyeknya di Lombok dan sekarang udah balik lagi ke Jogjakarta. Kenapa balik cepet, Sih? Sekalian aja nggak usah balik lagi. Biar Re sama aku selamanya. Tapi, ya mungkin ini porsinya kalo jadi orang ketiga, pilihan kedua.
Harus bisa sabar dan tahan banting, Men. Demi Re, aku mau jadi orang tolol nan idiot sekalipun. Ah, suka geli aku kalo ngebayangin si Orlando Pier, playboy terkeren, terganteng (pada masanya) ini tunduk hanya karena seorang Re. Sumpah, aku baru ngerasain jatuh cinta sama Re. Sekalinya jatuh cinta kok ya malah sama pacar orang. Emang sih sebelum mereka sah menikah, kesempatan untuk mencuri Re dari si Ardishit itu masih ada. Aku Cuma harus usaha lebih keras lagi. Aku harus buktiin ke Re hanya aku yang paling pantas buat dia.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Masih belum ada ucapan selamat tidur dari Re. Mungkin dia sedang sibuk bercinta memadu kasih dengan si Ardishit itu. Pikiranku kemana mana. Ngebayangin kalo laki-laki itu mencium Re, menyenangkannya, membuatnya ketagihan, membuatnya puas, ah, serasa aku pengen nabokin diri sendiri pake panci. Aku gak bisa tahan lagi. Aku harus sms dia. Tetapi, ketika jempolku sibuk ngetik 'kamu lagi apa?' tiba tiba dari layar hapeku muncul nama dan foto Rena. "Hallo?" aku langsung mengangkat telponnya.
"Lando.." Re terisak. Ya, Tuhan. Dia menangis. Ada apa ini ya? Kami hanya diam selama beberapa menit.

"Kamu ngapain di kamar mandi? Keluar aja, masuk kamar!!" akhirnya aku berinisiatif memecah keheningan, selama beberapa menit dia hanya sesenggukan. Aku tidak suka mendengarnya, ku tuntun dia melalui telepon agar dia mau kembali ke kamar tidurnya. Aku tahu banget kalo Re nangis dia pasti mengunci dirinya didalam kamar mandi. "Aku bertengkar dengan Ardiyan." Akhirnya Rena bicara. Ya!! Bagus sekali. Kalian bertengkar saja setiap hari, putus kalau perlu dan jangan balikan lagi. Ya Tuhan kabulkanlah keinginanku yang satu ini.

"Sayang, besok kalo si Ardishit-mu itu sudah pergi, aku langsung datang ke apartemenmu. Atau perlu malam ini juga kamu mau aku ada di sampingmu?". Aku menawarkan dengan sungguh sungguh. "Jangan gila, Lando!". Klik. Sambungan diputus. Shit.
***

I Behind YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang