#2

143 19 3
                                    

"Va,va bangun nak. Udah mau jam berapa ini, kamu mau sekolah gak?" teriak Naura mamanya Niva. Namun tidak ada jawaban dari Niva. Naura berusaha membangunkan Niva dengan cara menggoyangkan badan Niva.

"Apa sih ma, aku tuh masih ngantuk lagipula ini kan masih pagi," ucapnya sambil mengucek-ucek matanya.

"Kamu liat jam deh, mama mau kebawah dulu," ucap mamanya yang langsung meninggalkan anaknya yang masih tiduran dikasur.

"Aaargh, mama kenapa gak bangunan Niva. Niva udah telat nih. Duhh udah sekarang jam 7 kurang sepuluh menit. Udah deh gue gak mandi, gue sikat gigi sama cuci muka aja dah biar cepet," ucapnya dengan diri sendiri.

Setelah 5 menit ia membersihkan diri, ia bergegas untuk ke sekolah. Dia menuruni tiap anak tangga dengan terburu-buru. Sesampai di bawah ia langsung berpamitan dengan mamanya dan langsung mengejar Rehan, papanya yang ingin menaiki mobil.

"Pah, tunggu, Niva mau nebeng ya kalo Niva yang naik mobil sendiri takutnya lama, soalnya Niva udah telat nih. Boleh ya pa," ucapnya dengan muka yang memelas dan senyuman yang terukir diwajahnya.

"Yaudah ayo masuk cepetan " ucap papanya. Tanpa basa basi ia langsung menaiki mobil papanya itu.

Setelah sepuluh menit kurang ia sampai di sekolah, ia berpamitan dengan ayahnya dan lari menuju gerbang sekolah. Namun sayangnya ia terlambat dan pintu gerbangnya telah ditutup.

"Ah gila sih gue terlambat. Kesel gue dateng terlambat udah gak ada orang. Cuma gue doang " gumamnya dengan kesal. Beberapa menit kemudian ia melihat motor besar yang mendekati Niva. Ketika motor itu sampai depan gerbang, seseorang yang memakai helm lalu membuka helmnya.

"Elo," ujar Niva sambil menunjuk orang yang tersebut.

"Eh Niva, lo terlambat ya," ucap lelaki itu dengan senyuman.

"Iya nih gue telat, terus lo juga telat? Percuma gerbang udah ditutup," ucapnya dengan datar.

"Yaelah santai aja kali kan masih ada pintu belakang yang selalu terbuka," ujarnya.

"Lo pernah telat sampe tau dibelakang sekolah ada pintu," ucapnya dengan nada bingung.

"Bukan pernah lagi, tapi sering bahkan hampir setiap hari. Yaudah lah ayok naik motor gue. Kita ke belakang sekolah bareng," ujarnya.

"Ga ah sama lo," ucapnya sambil memutar dua bola matanya.

"Yakin gak mau, daripada lo gak sekolah. Asal lo tau ya kalo lo masih mau di sini terus sambil teriak teriak gak jelas dan minta buat dibukain pasti hasil lo nihil, gue udah pernah coba, tapi tetep dibukain sih pas udah pulang sekolah," ucapnya dengan santai.

"Ya Allah kenapa hamba mu ini bernasib seperti ini," gumamnya dengan mengangkat kedua tangan seperti sedang berdoa, Alvin yang melihat sikapnya Niva hanya mengelengkan kepalanya.

"Yaudah deh gue ikutin kata lo daripada gue gak sekolah," lanjutnya.

Bel istirahat pertama berbunyi, semua yang ada dikelas berhamburan entah kemana. Niva yang dari tadi menelungkup di sela-sela tangannya.

Sial, batin Niva.

"Lo mau ke kantin gak?" tanya Farah mengajak Niva.
"Gak ah, mager gue," ucapnya.

"Lo kenapa sih va, tumben banget lo kek gini," ujar Adres nimbrung yang bingung dengan sahabatnya yang selalu ceria, tetapi gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba murung.

"Sial gue hari ini," ucap Niva yang membuat Farah dan Adres tertawa terbahak-bahak.

"Kok lo pada ngetawain gue gitu sih, gue serius tauu," lanjutnya.

"Kita bukan ngetawain lo, tapi gue bingung aja, tiba-tiba lo kena sial gitu, kan biasanya yang kena sial itu Adres," ucap Farah yang cekikikan.

"Lah kok gue sih rah, lo jahat sama gue," gumam Adres tidak terima.
Akhirnya Farah dan Adres meninggalkan sahabatnya yang masih menelungkup ditangannya dan mereka pergi ke kantin. Tiba-tiba hp Niva berbunyi menandakan telepon masuk. Ia langsung melihat siapakah yang menelpon dia ternyata, Dewi. Ia langsung mengangkat telpon dari Dewi.

"Halo, wi kenapa?" ucapnya.

"Hai Niva, tebak sekarang aku dimana?" ucap Dewi.

"Di Inggris kan," ucapnya menebak.

"Bukan, aku di Indonesia. Aku lagi di rumah kamu pulang dong. Aku kangen banget nih sama kamu," gumam Dewi dengan semangat.

"Serius kamu ada di Indonesia, yaudah deh kalo udah bel pulang sekolah, aku langsung ke rumah," ucap Niva dengan semangat.

Bel pulang pun berbunyi, Niva langsung merapikan buku dan meninggalkan teman-teman nya.

"Guys, gue balik duluan ya," ucapnya sambil keluar kelas. Ia langsung pergi ke parkiran, ketika ia sampai di parkiran, ia baru ingat kalo dia tidak bawa mobil.

"Ohiya gue baru inget tadi kan gue ke sekolah naik mobil papa, bukan naik mobil gue. Terus gue pulang sama siapa coba," gumamnya diri sendiri.
Akhirnya ia pergi untuk mencari taksi, namun sayang tidak ada satu pun taksi yang lewat. Tiba-tiba ada seseorang datang ke arah Niva. Niva sangat hafal motor yang mendekat ke arahnya.

"Ah pasti yang dateng si Alvin, bosen gue liat mukanya," gumamnya dengan kesal.

"Hai va, lo ngapain di sini?"ucap Alvin yang berhenti depan Niva.

"Nunggu taksi, lo ngapain di sini"ujar Niva dengan datar sambil melihat kanan kiri.

"Lo gak bawa mobil, btw di sini jarang ada taksi lewat. Mau gue anterin?"ujar Alvin menawar.

"Enggak, tadi kan gue naik mobil papa jadi gue gak bawa mobil. Btw lo mau nganterin gue"ujarnya. Dan dijawab oleh Alvin dengan anggukan.

"Gak deh, lebih baik gue nunggu taksi"ujarnya santai.

"Yakin gak mau kalo lo mau nunggu taksi sampe kapan, gini aja gue nunggu taksi lewat dah pengen tau gue kapan tuh taksi dateng"ucap Alvin dengan senyum miring.

"Terserah lo deh"gumam Niva dengan kesal.

Setelah menunggu 10 menit, ternyata benar memang tidak ada satu pun yang lewat. Ia melihat Alvin yang sampai sekarang menemani ia menunggu taksi sepertinya Alvin kelelahan.

"Udah deh lo pulang aja, lo keknya udah cape, udah sana pulang biar gue nunggu taksi sendiri aja"ujar Niva dengan datar namun melihat ke arah Alvin.

"Gue gak akan pulang kalo lo gak pulang bareng gue"jawabnya dengan senyum.

"Keras kepala banget sih, yaudah deh gue pulang bareng lo"ujarnya dengan kesal. Dibalas senyuman oleh Alvin sebagai jawaban.

Setelah sampai di rumah, ia melihat Dewi didepan gerbang rumah Niva. Niva turun dari motor Alvin, ia tersenyum melihat Dewi disana.

"Niva aku kangen banget sama kamu"sambutnya sambil memeluk Niva yang dibalas kembali pelukan dari Dewi.

"Aku juga"jawab Niva.

"Ehem, gue jadi nyamuk nih"suara nimbrung Alvin. Niva baru ingat kalo Alvin belum pergi.

"Eh itu siapa va, pacar kamu ya. Ganteng banget ya pinter kamu cari pacar"ujar Dewi sambil melepaskan pelukannya.

"Ihh apaan sih wi, dia tuh temen sekolah aku dia tuh tadi nganterin aku doang"jawab Niva datar.

"Kenalin gue Alvin temennya Niva, salam kenal"ujar Alvin dengan senyum dan mengulurkan tangannya. Dewi langsung mengulurkan tangannya ke Alvin.

"Dewi, salam kenal"ucapnya Dewi.

"Gue pamit pulangnya va"pamit Alvin. Yang dijawab dengan anggukan kecil dari Niva, ia melihat motor itu pergi hingga tidak keliatan jejaknya. Dewi dan Niva masuk ke dalam rumah.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang