I Just Want It, Simple [2]

1.1K 119 28
                                    

Berkencan ke sebuah taman bermain di sabtu malam adalah impian sedari dulu lelaki manis berpipi gembil, Kwon Soonyoung. Hanya saja jika berkencan dengan seorang yang bahkan menjadi teman bertengkarnya setiap hari lain lagi ceritanya. Soonyoung benar-benar tidak menduga dengan apa yang terjadi setelah hari dimana Seokmin -si idiot teman bertengkar Soonyoung, menyatakan pada teman sekolahnya bahwa ia telah menjalin hubungan spesial dengan Soonyoung. Ia kesal, sungguh. Hanya saja kekesalannya tidak seratus persen harus di lampiaskan pada anak bermarga Lee itu. Karena Kakak kelewat tampannya pun ikut ambil andil dalam kacaunya hari pertama masuk sekolah Soonyoung.

Kini Soonyoung sedang berada di antrian membeli karcis untuk menaiki biang lala. Dengan kuku yang di gigit dan kaki yang mengetuk-ngetuk pelan tanah, Soonyoung berada dalam antrian. Seokmin? Oh anak itu kini berada di belakang Soonyoung. Sesekali ia akan mengarahkan Soonyoung kembali dalam antrian dengan memegang sisi pinggang Soonyoung ketika anak itu keluar dari jalur antrian. Romantis? Oh ayolah, bagi Soonyoung itu hanya akan membuatnya jantungan. Soonyoung itu sedari tadi melamun, oke. Wajar saja jika ia terkejut atas perlakuan Seokmin.

Soonyoung masih menggigit-gigit kuku ketika Seokmin berbisik di telinga kanannya. "Giliran kita Soonyoung."

Soonyoung menoleh kekiri dan kanan melihat memang tidak ada lagi orang yang mengantri didepannya. Dengan gerakan pelan Soonyoung mendekat kearah penjaga karcis diikuti Seokmin disebelahnya.

"Untuk sepasang kekasih, ya?" Ucap penjaga karcis itu yang membuat Soonyoung membuka mulutnya. "Tidak-" Soonyoung membuat gerakan menyangkal dengan telapak tangannya yang bergerak kekiri dan kekanan. Tapi satu detik setelahnya Soonyoung refleks menoleh kearah Seokmin. Anak itu sedang menatap Soonyoung dengan wajah tersentaknya. Hell, suara -lebih tepatnya pekikan, Soonyoung tadi itu lumayan membuat telinga berdenging.

Soonyoung menatap Seokmin dengan wajah bersalahnya. Ia pikir raut wajah terkejut Seokmin tadi itu karena dirinya yang tidak mengakui hubungan mereka. Nyatanya Seokmin hanya terkejut dengan suara Soonyoung. Dengan cepat Soonyoung kembali mengalihkan pandangannya pada si penjaga karcis.

"Maksudku... Ya, untuk kami berdua." Soonyoung menolak untuk mengulang ucapan si penjaga karcis yang menyebut mereka sepasang kekasih. Karena bagi Soonyoung mereka memang bukanlah sepasang kekasih. Mungkin, belum. Hah.

Si penjaga karcis lalu memberikan dua karcis pada Soonyoung, melihat itu Seokmin lalu dengan cepat mengeluarkan lembaran uang dan memberikannya pada si penjaga karcis. Setelahnya Seokmin mengarahkan Soonyoung ke penjaga satunya yang berada di dekat pintu masuk. Memberikan dua lembar karcis lalu beeralih menaiki biang lala. Wahana bermain tersebut mulai bergerak. Soonyoung duduk berhadapan dengan Seokmin yang sedang menatapnya dalam dan itu membuat Soonyoung gugup sehingga tidak berani menatap balik Seokmin. Ia memilih untuk menatap kearah lain.

Hening diantara mereka. Hingga saat mereka berada di puncak paling atas tiba-tiba wanaha yang mereka naiki berhenti. Soonyoung terkejut dan refleks melihat ke bawah yang membuat kepalanya pusing seketika. Melihat itu Seokmin membawa tubuh Soonyoung kedalam pelukan. Soonyoung yang tadinya memegang kepala sambil memejamkan mata kini tersentak kaget dengan mata yang membola. Astaga. Anak itu selalu membuatnya jantungan saja. Sesekali Seokmin mengelus pelan surai Soonyoung, menenangkan.

"Jangan lakukan lagi. Nanti kepalamu pusing."

Soonyoung hanya mengangguk patuh dengan ekspresi terkejut masih terlihat jelas di wajah manisnya.

"Seokmin." Soonyoung memanggil dengan nada pelan. Seokmin hanya menjawab dengan deheman.

"Bisakah kau melepaskan pelukanmu. Maksudku, sesak. Ck. Bagaimana caraku mengatakannya, ya." Seokmin melepaskan pelukannya. Ia lalu memegang kedua sisi bahu Soonyoung dan menatapnya tepat di mata sipit lelaki itu.

SeokSoon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang