Seokmin benar-benar tidak mengerti. Yang sedang isi itu kakaknya, tapi kenapa malah 'suami'nya yang ngidam?
***
Tak ada yang lebih membahagiakan hati seorang Seokmin kecuali saat melihat 'suami' tercintanya Kwon Soonyoung (sekarang marganya sudah berubah jadi Lee) tersenyum dan terkekeh pelan ketika bermain dengan keponakannya tersayang. Senyum Soonyoung itu ibarat obat penenang untuk Seokmin. Ketika ia sedang lelah-lelahnya pulang dari bekerja larut malam, hanya dengan melihat Soonyoung menungguinya di ruang televisi dan menyambutnya dengan senyuman membuat seluruh penat yang Seokmin rasakan seketika menghilang.
Seperti hal nya hari ini. Seokmin baru saja pulang bekerja -tapi tidak larut malam, menemukan Soonyoung yang tampak asik berbincang dengan sang Kakak tercinta, sebut saja namanya Lee (Min) Jihyun. Seokmin lalu berjalan mendekat kearah mereka dan mendudukkan tubuhnya tepat disamping Soonyoung. Soonyoung yang baru tersadar bahwa disana tidak hanya ada dirinya dengan sang Kakak Ipar, langsung mengalihkan pandagannya kesamping.
Chu~
Seokmin mengecup pipinya kilat, yang membuat Soonyoung mengerucutkan bibirnya, merajuk. "Hey. Ada apa dengan ekspresi tersayangku ini, hm?"
"Kenapa tiba-tiba menciumku? Kau membuatku tekejut. Untung saja aku tak memiliki riwayat penyakit jantung."
Terkekeh pelan, Seokmin membawa jarinya mencubiti gemas pipi gembil Soonyoung yang mengundang sebuah deheman syarat akan intrupsi mengganggu aksi Seokmin.
"Disini bukan hanya kalian berdua, omong-omong."
Seokmin berdecak malas. "Mengganggu saja."
Jihyun yang tak terima dikatai seperti itu lalu melayangkan dua buah bantal sofa dan mengenai tepat wajah Seokmin. "Yak! Sopan lah sedikit. Aku ini Kakak mu, Tuan Lee."
"Ya ya ya. Maafkan aku kalau begitu."
Kini giliran Jihyun yang mengerucutkan bibirnya. Lalu menatap Soonyoung dengan tatapan memelas. "Soonyoung-ie~ Lihatlah suami mu yang tidak tahu diri itu."
Dan tepat setelah Jihyun selesai mengadu, Seokmin mendapati jari yang menjentik dahinya. Itu lumayan sakit. "Jangan begitu lagi. Kak Jihyun tidak boleh moodnya buruk, nanti mood bayinya akan ikut buruk."
Mendengar itu, Seokmin mengangakan mulutnya. "Yak! Kau isi lagi ya Kak?"
Pluk~ Satu lagi lemparan bantal dari Jihyun untuk Seokmin. "Kau berbicara seolah-olah aku baru melahirkan kemarin. Menyebalkan sekali."
"Tapi bahkan umur Jihoon baru menginjak lima tahun."
"Kenapa kau yang sewot sih?"
"Aku hanya takut kau menelantarkan keponakanku yang lucu itu. Oh dimana dia?"
Soonyoung menjawab. "Di sedang tidur." Dan dibalas anggukan dari Seokmin.
"Tak kan mungkin aku melakukan itu pada anakku sendiri Seok. Lagi pula aku isi tanpa disengaja, salahkan saja Min Yoongi."
Seokmin lalu menatap Jihyun tak percaya. "Seingatku, Kak Yoongi jarang pulang. Kenapa kau bisa isi secepat itu."
"Ya mana ku tahu. Eh, kenapa kau malah membahas tentang suamiku yang jarang pulang?"
"Memang itu kenyataannya." Seokmin tekekeh senang. Ia unggul satu point dari Kakaknya. Haha..
Kekehan kemenangan Seokmin terhenti ketika suara tangisan terdengar dari kamar atas. Oh! Itu keponakannya, Jihoon. Ternyata ia sudah bangun.
Seokmin baru saja akan beranjak ketika Soonyoung terlebih dahulu berdiri dari duduknya. "Biar aku yang mengambil Jihoon-ie."
Soonyoung berlalu dari sana. Dan tinggal lah Seokmin berdua dengan sang Kakak. "Jadi... Kau benar-benar hamil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SeokSoon Story
FanfictionBook yang berisikan Cerita berbagai Genre dari Seokmin x Soonyoung.