LTMH-4

12.3K 783 11
                                        

Sejak kepulangan Arya ke Indonesia, Melody selalu bermanja-manja dengan kakaknya itu. Kalau Melody ditegur oleh orang tuanya, gadis itu hanya menjawab Aku kan kangen sama abang yang mau nggak mau membuat dua orang tuanya menyerah. Seperti tadi pagi, gadis itu terus menerus menerus menggedor kamar kakaknya itu hingga kakaknya bangun dan mengantarkan dia kesekolahnya masih dengan muka bantal khas orang baru bangun.

Mengingat itu saja membuat Melody geli sendiri terlebih lagi melihat foto yang sempat diambil tadi membuat dia tak menyadari seseorang yang ada didepannya dan

Brug

Melody menabrak seseorang dan tubuhnya oleng kehilangan keseimbangan. Matanya reflek terpejam sudah siap untuk merasakan dinginnya lantai tentu dengan sedikit rasa sakit. Tapi sudah beberapa menit belum juga dirasakan tubuhnya jatuh dan itu membuat keningnya mengkerut heran, terlebih lagi dia mendengar suara deheman yang mau tak mau membuat dia membuka matanya.

Matanya terbelalak saat melihat seorang cowok yang wajahnya sangat dekat dengannya.

"Gue udah pegel megangin lo, jadi bisa bangun sekarang kan?" ucap cowok itu yang membuat Melody tersadar dan langsung bangkit dari pelukan cowok itu.

"Maaf gue nggak sengaja" ucap Melody menunduk malu merutuki dirinya sendiri. Pantas saja dia tak merasakan rasa sakit, cowok itu yang menahannya.

"Santai aja. Tapi lo berat juga ya tangan gue sampe pegel gini" ujarnya santai tanpa beban yang langsung membuat Melody terbelalak tak percaya

Malu yang sempat dia rasakan hilang sudah digantikan rasa kesal. Enak aja dia bilang gue berat, gini-gini berat gue ideal kali ucapnya dalam hati. Cowok ini nggak tau apa kalau kata "berat" itu bisa menyinggung perasaaat gadis.

Diangkat kepalanya dan menatap cowok yang tengah menatapnya itu "Heh mas, gue makasi banget lo udah nolongin gue tapi nggak usah ngatain gue berat juga kali" kesalnya.

Cowok itu mengangkat alisnya dan mengeluarkan senyuman yang dimata Melody entah kenapa sangat menjengkelkan "Gini ya mbak, gue punya nama dan itu bukan mas. Well kalau masalah berat" Matanya meneliti Melody dari atas sampai bawah " sepertinya lebih dari 50" lanjutnya

What, bener-bener cowok satu ini. Andai saja ini bukan disekolah sudah dia gepak mulutnya pikir Melody "Pertama Gue nggak tau nama lo. Kedua berat gue bukan segitu" geram Melody.

Cowok itu terkekeh mendengar ucapan Melody "Lo mau ngajak kenalan ya, bilang kek dari tadi gue Arka" diulurkan tangan kanannya kearah Melody yang langsung membuat gadis itu mendengus kesal

Ditatapnya uluran tangan cowok itu oleh Melody tanpa minat untuk menjabatnya "Gue nggak pernah ngajak lo kenalan" ucapnya sewot, lalu menghentakkan kakinya kesal dan meninggalkan Arka menuju kelasnya Paginya benar-benar menyebalkan batin Melody.

Arka yang melihat itu terkekeh geli masih dengan mengikuti gadis itu hingga berbelok "menarik" lalu melanjutkan keperluannya menuju kepala sekolah sebelum mamanya mengomel.

"Dasar cowok sableng" umpat Melody kesal sambil melempar tasnya kemejanya, membuat Letta dan Alan tersentak kaget

"Astaga Melody bisa nggak sih nggak usah asal lempar gitu bikin jantungan aja" Letta mengusap-usap dadanya mencoba untuk menetralkan detak jantungnya yang sempat berdetak lebih cepat gara-gara sahabatnya itu.

Melody yang merasa bersalahpun membentuk tanda "V" dengan jari telunjuk dan tengahnya tak lupa dengan cengiran diwajahnya "Ya maaf Let" lalu menjatuhkan tubuhnya disamping gadis itu

"Lo kenapa sih pagi-pagi udah keliatan bete gitu"

"Bukan keliatan tapi emang bete" sanggah Melody yang membuat Letta mengerutkan keningnya heran.

Melody Alan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang