LTMH 5

9.9K 735 11
                                    

"Dek bangun, udah malem nih makan dulu yuk" panggil Jasmine kepada anak gadisnya itu. Sejak Melody pulang dari sekolah dia belum sama sekali keluar dari kamar dan itu membuat Jasmine khawatir.

Orang yang dipanggilnya bukannya bangun, malah semakin menenggelamkan kepalanya dibantal. Hingga terdengar gedoran dipintunya, membuat dia terpaksa bangun dan beranjak kearah pintu kamarnya.

"Astaga dek, mukamu kok gitu banget" ujar Jasmine saat melihat wajah Melody yang menurutnya sangat berantakan. Matanya sembab, rambutnya berantakan dan itu membuat dia sangat khawatir.

Melody yang masih belum sadar sepenuhnya mengucek-ngucek matanya " Nggak apa-apa bun, cuman mimpi buruk aja tadi" kilahnya, yang dia yakin bundanya tak percaya begitu saja, dan benar saja sekarang bundanya itu menatapnya penuh curiga.

Jasmine tak percaya dengan omongan anaknya itu dan dia tahu karena apa anak gadisnya seperti ini, tapi harus diurungkan niatnya untuk memastikannya karena sudah waktunya makan malam, terlebih lagi anaknya itu belum makan sejak pulang sekolah "Ayok turun dek, semuanya udah nunggu dibawah" Melody mengangguk dan mengikuti langkah bundanya untuk menuju ruang makan mereka dibawah.

Langkahnya terhenti ketika melihat Alan yang sedang berbicara dengan Arya, abangnya. Kenapa sih dia harus kesini, bikin kesel. Mungkin kalau hari biasanya dia bakalan seneng banget, tapi untuk hari ini nggak bakal.

Alan yang sedang sibuk bicara dengan Arya tak sengaja menangkap sosok Melody dibawah tangga. Diangkatnya tangan dan menyapa Melody, tapi gadis itu seperti tak mengindahkan sapaannya. Melody berlalu dan mengambil tempat diseberangnya tanpa memandangnya sedikitpun.

"Hai Mel" Alan mencoba menyapa lagi siapa tahu gadis itu mau membalas sapaannya, tapi nihil bukannya membalas Melody malah asik bicara dengan Tante Jasmine.

"Mel, Alan nyapa itu loh, kok kamu nggak bales" Jasmine memperhatikan sikap Melody yang tidak seperti biasanya, dia seperti tidak menganggap Alan ada disana, dan membuat suatu perkiraan apa mereka bertengkar"

"Oh nggak denger Bun" Melody menjawab pertanyaan bundanya dengan ekspresi meyakinkan yang sukses membuat Alan melengos tak berdaya.

Alan, Arya, dan Ayah Melody hanya menarap gadis itu nanar, mereka tau apa yang menyebabkan gadis itu bersikap dingin kepada mereka bertiga. Memang salah mereka tidak mengangkat telpon Melody, dan membiarkan dia menunggu selama 1 jam, orang lain mungkin akan melakukan hal yang sama, tapi mogoknya Melody bisa membuat mereka frustasi. Terlebih lagi bagi kedua orang yang tengah menatap gadis itu Arya dan Alan, mereka sangat-sangat menyesal karena lebih memilih mengantarkan orang lain ketimbang gadis didepannya ini dan berharap Melody nggak tahu yang satu ini karena kalau tahu bisa-bisa gadis itu marah besar.

Melody bukannya nggak tau dia diperhatikan oleh cowok-cowok dirumah ini, tapi masa bodok lah dia masih ngambek gini, kan nggak lucu kalau bilang apaan sih liat-liat sambil nutup mukanya seperti yang sering dia lakukan. Untuk itu, sekarang Melody berusaha untuk tidak mengindahkan tatapan itu dan fokus dengan makanannya itu.

"Aku udah selesai Bun, makasi makanannya" Melody bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju dapur, setelah selesai dengan urusannya gadis itu berbalik hendak masuk kedalam kamarnya saat seseorang memanggilnya.

"Mel, jangan diemin ayah dong. Ayah ada rapat tadi jadinya hpnya disilent" ucap Adit lirih, membuat istrinya tersenyum geli. Melody adalah kelemahan dari suaminya itu, kalau gadis itu marah sudah dipastikan Adit tidak bisa tidur tenang.

"Iya Ayah, Melody ngerti cuman kesel aja di tinggalan selama SATU jam disana" Melody sengaja menekankan kata satu jam agar cowok-cowok itu mengerti apa yang sekarang dia rasakan.

Melody Alan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang