Ryan memarkirkan motornya disalah sebuah warung yang tak jauh dari sekolahnya. Waryul, ya anak-anak biasa menyebut warung itu dengan sebutan waryul. Nama itu diambil dari nama pemilik warung itu, Yuli. Warung-Yuli.
Ryan pun melepaskan helmnya dan masuk kedalam warung tersebut.
"Wey, tumben lo kesini lagi?" Tanya Bayu ketika Ryan memasuki waryul.
"Paling lagi ribut sama nyonya besar, hahaha" sambung Dirga.
"Yan... Yan.. cewek macem begitu masih aja dipertahanin. Heran gue sama lo" kata Refin menambahkan ucapan teman-temannya.
"Udah deh gue lagi males bahas itu cewek" jawab Ryan seraya menyalakan rokoknya. Ia menghisap dengan penuh kenikmatan, sambil sesekali memainkan asap rokoknya.
"Mending nih lo cari cewek baru, Yan. Lo juga nggak jelek-jelek amat, tajir pula. Pasti banyak cewek yang mau sama lo" kata Refin.
"Nah, cakep tuh. Lagian lo sama Rara kan pacaran udah 3 tahun, nggak bosen apa lo?" Timpal Bayu menambahkan.
Dirga hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sementara yang namanya disebut-sebut lebih memilih untuk menikmati rokoknya. Seakan ia tak memperdulikan apa yang dikatakan oleh teman-temannya.
"Nih, Yan, gue ada cewek cantik banget asli, bening coyy" kata Refin sambil memperlihatkan sebuah foto lewat applikasi instagram kepada Ryan.
Sementara Ryan hanya melirik sepintas siapa wanita yang dimaksud oleh temannya itu.
"Ryan kan udah tobat coy jadi playboy, percuma kali lo kasih cewek juga, Fin. Nggak liat noh macannya Ryan galak bener" kata Bayu.
Ryan hanya terdiam mendengar perbincangan kedua sahabatnya itu. Refin dan Bayu memang terdengar kompor banget untuk membuat kesetiaan Ryan luntur. Berbeda dengan Dirga, ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya jika Refin dan Bayu memberikan saran yang tidak baik.
Tiba-tiba saja handphone Ryan bergetar, menandakan ada pesan yang masuk. Ia pun membuka screenlock handphone-nya dan melihat pesan tersebut.
Rupanya Rara yang mengirimkan pesan tersebut.
Rania : yan?
Setelah membuka line dari Rara, Ryan hanya membacanya. Ia tak berniat sedikitpun untuk membalas pesan Rara.
"Kok nggak lo bales, nyet?" Tanya Dirga secara tiba-tiba. Rupanya ia mengintip handphone milik Ryan.
"Males banget gua anjir. Lagi nggak mood gua sama dia" jawab Ryan jujur apa adanya.
"Tuhkan, emang lo itu udah bosen Yan sama Rara. Mending nih lo chat Melvia aja, cewek yang tadi gua kasih liat fotonya" sambung Refin.
Belum sempat Ryan menjawab ocehan Refin, tiba-tiba saja handphonenya bergetar lagi.
Rania : p
Rania : p
Rania : p
Rania : p
Rania : read aja trs chat gue yan!
"Hahhaha, si ibu bos udah bawel tuh Yan" ledek Bayu ketika melihat line Ryan yang sudah dipenuhi pesan oleh Rara.
"Hahahahaha" Refin pun ikut tertawa.
"Udah-lah, Yan, mau nggak nih sama Melvia?" Tanya Refin lagi. Entah mengapa ia ingin sekali jika Ryan menghubungi melvia-melvia itu.
"Nggak, Fin, thankyou" jawab Ryan dengan tegas. Ia sambil memakai jaketnya.
"Gue duluan ya." Sambung Ryan lagi sambil bertosan kepada ketiga sahabatnya dan berjalan menuju motornya.
*****
Sementara ditempat lain, Rara sedang kebingungan dengan perasaannya sendiri. Ia berada dikamarnya bersama Vinny, sahabatnya.
"Gimana dong Vin?" Tanya Rara kepada Vinny.
Rara terlihat frustasi karena line-nya tak kunjung dibalas oleh Ryan. Melainkan hanya diread saja oleh orang yang sedang ia tunggu-tunggu itu.
"Mungkin Ryan lagi males kali sama lo. Lagian sih lonya juga keterlaluan banget sama dia." Jawab Vinny dengan wajah juteknya. Ia tak berhenti-henti untuk menyalahkan Rara . Huh, sahabat macam apa dia ini?
"Tunggu deh, Vin. Kenapa lo terus-terusan nyalahin gue sih? Udah jelas loh itu Ryan yang salah" jawab Rara dengan kekeuh bahwa Ryan lah yang bersalah.
"Lo mau gue kasih tau sesuatu nggak, Ra? Lo itu lebay, terlalu berlebihan, over protective!" pekik Vinny dengan lantang. Rara hanya terdiam bak habis ditampar oleh ratusan tangan. Omongan Vinny barusan sangat menusuk hatinya dan berhasil membuat Rara langsung diam melongo.
"Jangan lo pikir kalo pacaran 3 tahun itu berarti nggak ada kemungkinan untuk kalian putus. Jangan lo pikir mentang-mentang Ryan selalu ngalah sama lo, terus nggak ada kemungkinan untuk dia ninggalin lo! Lo salah besar, Ra". Lanjut Vinny lagi dengan berapi-api. Sepertinya ia sudah menunggu moment seperti ini. Dimana ia bisa berkata sejujurnya kepada Rara, bahwa yang Rara lakukan kepada Ryan selama ini itu salah besar.
"T-tapi Vin, lo kan tau sendiri kenapa sekarang gue jadi kayak gini? Ryan udah dua kali nyelingkuhin gue, Vin! DUA KALI!" Akhirnya Rara angkat suara dan tak terasa kalau ia membentak sahabatnya. Rara tak kuat membendung semua amarah dan kini kedua matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Gue sayang sama Ryan, Vin. sayang banget. Maka dari itu gue nggak mau dia selingkuh lagi. Gue nggak mau dia ninggalin gue! Mankanya gue jadi lebih over ke dia. Gue takut dia selingkuh lagi. Gue bener-bener takut". Kini pecahlah tangisan Rara yang sedaritadi ia tahan. Ia tak kuat lagi menyembunyikan kesedihannya dengan amarahnya, yang memperlihatkan bahwa ia kuat. Nyatanya ia tak sekuat itu.
"Yaudah, yaudah. Sekarang lo tenangin diri lo dulu aja. Nggak usah hubungin Ryan dulu malem ini. Lo intropeksi diri dulu, pikirin semuanya dari awal sampe akhir. Renungin apa yang mau lo tau. Besok pas di sekolah baru deh lo temuin dia, ajak dia ngobrol, dan jangan lupa untuk minta maaf, oke?" Jelas Vinny panjang-lebar sambil memeluk tubuh Rara yang masih saja menangis.
*****
Author note:
Hai, hooo!
Maafkan semuanya aku baru sempet update lagi setelah sekian lama menghilang dari peradaban😂
Ku sudah sibuk kuliah soalnya huhu.Keep reading ya!
Semoga kalian masih mau membaca cerita ini!
Hahahahaha...
Luv❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
INFIDELITY.
Teen FictionApakah hubungan ini seolah-oalah hanyalah lelucon bagimu? Bertahun-tahun bersama namun hanya hitungan bulan bagimu? Entah apa yang membuatmu pergi, saat ada ratusan cara untuk tetap tinggal. Apakah kekuranganku yang akhirnya meruntuhkan kesetiaanmu...