2#Antara Cinta dan Persahabatan

461 26 1
                                    

Aku harus memilih,bertahan dengan memendam rasa ini,atau mengungkapkan dan menghancurkan semua yang sudah terjadi di antara kami berdua


Minhyuk duduk termenung di balkon atap rumahnya. Dia memandangi langit yang nampak sepi tanpa di hiasan bintang-bintang. Langit ini seperti bisa merasakan apa yang dirasakan laki-laki ini, perasaan yang kosong.

Minhyuk memang menyukai sahabatnya sendiri Kim Luna, perasaan yang berawal sebatas teman. Namun rasa di hati tetaplah sebuah rasa yang tak bisa dipungkiri.

Setelah mendengar semua jawaban Luna, Minhyuk menyadari betapa besarnya arti persahabatan mereka, betapa berartinya Luna untuknya dan dia tidak akan merusak semua itu hanya karna cinta yang tak jelas ini.

Tak terasa air matanya sudah mengalir deras,

"Maafkan aku, yang telah memelihara rasa ini." Minhyuk mengucapkan kalimat itu di dalam hatinya, cukup hatinya yang tau akan rasa yang ia miliki.

Deringan ponsel, membuyarkan lamunannya, dan ternyata itu adalah panggilan dari ayahnya yang berada di korea, tanpa berlama-lama, ia langsung mengangkat panggilan itu.

"ya appa ada apa?" tanya Minhyuk
"Nak, kamu bisa ke korea tidak? appa butuh bantuanmu menjalankan perusahaan, kamu kan sudah tidak ada urusan apa-apa, kenapa kamu masih di Indonesia? besok kamu harus berangkat ya, tidak ada penolakan nak" tegas sang ayah dari seberang telfon
"Ne Appa, aku besok berangkat, ya sudah aku tutup telfonya yah, selamat malam" tutup Minhyuk dengan suara lemas.

Dilemma pun menghampiri laki-laki ini di satu sisi ia ingin membantu orang tuanya, disisi lain dia tidak bisa meninggalkan sahabatnya yang sudah jadi yatim piatu ini yaitu Luna.

Setelah berfikir cukup lama akhirnya terfikirkan ide untuk mengajak Luna ikut bersama nya ke korea, negeri impian sang sahabat.

****

Aku sedang bersantai di taman samping rumah sendirian, aku memang suka sekali menghabiskan waktu ku sendiri.

Tak berapa lama aku melihat Minhyuk datang dengan membawa koper, sungguh aku bingung belum hilang penasaran ku akan pertanyaanya kemarin, dan sekarang dia kembali bertingkah aneh.

Dia menghampiriku dan langsung duduk di sebelahku, wajahnya benar-benar serius dan langsung mulai berbicara tentang tujuan utamanya datang menghampiriku.

"Luna, aku mau membicarakan sesuatu yang penting" ucap Minhyuk.
"Hmm..ada apa? ngomong aja, aku siap buat dengerin kamu kok. Eh ngomong-ngomong, kenapa bawa koper gini, kamu mau minggat yah? kamu hamilin anak orang atau nyuri duit orang mangkanya mau kabur." godaku untuk mencairkan suasana
"Ya ampun nih bocah, orang lagi serius malah di ledekin, aku serius nih" jawab Minhyuk dengan wajah kesalnya
"Aduhh digodain gitu aja marah." ledek ku dan aku pun tertawa lepas melihat wajah jengkel nya Minhyuk
"Aku...... akan ke Korea" tegas Minhyuk yang membuat tawa ku berhenti seketika.
"apa? Korea? kamu bercanda kan?" tanyaku dengan wajah serius
"Aku.... aku akan, .... berangkat sore ini" jawab Minhyuk dengan nada mulai melemah
"Kau, meninggalkanku?" air mata ku tak terasa telah mebasahi pipiku
"Tidak. Kalau kau mau ikut bersamaku." ucap minhyuk sambil menghapus air mataku.

Seketika aku hanya bisa tertegun, tidak mengerti apa yang sedang dia bicarakan. Tapi melihat tatapannya, aku tau dia sedang tidak bercanda. Apa dia benar-benar akan membawaku?

Korea ada negeri impianku, negeri yabg sangat ingin aku kunjungi. Ini kesempatanku untuk pergi. Tapi, bagaimana mungkin aku pergi sebagai beban bagi sahabatku sendiri?

****

Dreaming Girl Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang