1#jangan pernah takut bermimpi

1.5K 47 2
                                    

Jangan pernah menganggap mimpi hanyalah angan-angan yang tak berujung, karena kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi dengan hidup kita.

******

Sojunghan saram naui jeonbuin saram
Sesang muetdo neol daesinhal sun eomnungeol
Niga bulleojwoya nae ireumdo sumgyeori damgyeo
Bojalgeoseopdeon nae mame biceul gadeuk chaewojun neoya
(Together-INFINITE)

Alunan nada-nada indah dari lagu itu menghantarkan ku kedalam mimpi ku, mimpi yang begitu indah. Mimpi bertemu dengan pujaan hati ku, idola ku, dan inspirasi terbesar ku "Nam Woohyun".

Aku selalu saja bermimpi bertemu dia, meskipun hanya mimpi, tapi semua itu seakan terasa nyata dimana aku dan dia menjalin sebuah hubungan yang indah, tanpa masalah dan selalu di warnai romantika yang tak terlupakan oleh ku.

Deringan Ponsel membangunkanku dari mimpi indahku. Dengan malas aku mengangkat telfon dari sahabat baikku Kang Minhyuk. Aku telah berteman dengannya sejak aku masih kecil, dan hubungan itu selalu kami jaga hingga saat ini. Aku telah menganggapnya sebagai kakak kandungku.

"Hmm..... Waeyo?" ucapku dengan keadaan setengah tersadar.
"Kamu sudah tidur? aku mengganggu mu yah?"
"Hmmm.... Menurutmu?"
"Maafkan aku" ucapnya menyesal
"Ahh, aku cuma bercanda, ada apa kamu menelfon ku"
"Ahh.... Kamu ini buat aku takut saja, udah tau aku paling takut jika kamu marah" ucap minhyuk
"Ya.... Ya..... Ada apa?"
"Ah iya, kamu besok mau menemaniku jalan-jalan?" ajak Minhyuk dengan nada memelas
"Oke deh, jemput aku aja yah, aku masih ngantuk nih, aku lanjut tidur lagi yah. Bye...." tutupku
"Oke bye, jaljja Luna-ya" kata terakhir yang ia ucapkan sebelum sambungan telfonnya terputus.

Aku langsung melanjutkan mimpi indahku, dan berharap bisa bertemu Nam Woohyun didalam mimpi.

****

Aku melihat mobil sedan biru berhenti tepat di halaman rumah ku, tak berapa lama terlihat seorang laki-laki tampan turun dari mobil itu dengan setelan sweater biru dan celana jeans putih, tampak sekali bahwa dia adalah orang yang santai dan rendah hati.

Dia berjalan kearahku, dengan membawa seikat bunga mawar merah. Sikap yang lembut dan romantis membuat ku tak bisa lepas darinya, yah dia adalah kekasihku Nam Woohyun.

"Kamu cantik sekali hari ini" ucapnya sambil memberikan bunga kepadaku
"Aah, sepertinya kemampuan merayumu meningkat." ucapku sambil tersenyum
"Yaah, padahal aku serius. Ah iya, kamu sudah makan" tanya nya lagi dengan suara lembutnya
"Belum oppa, kita makan diluar yuk" canda ku kepadanya
"Boleh, kamu mau makan dimana?"
"Jeongmallo? Aku tadi hanya bercanda oppa."
"Ani, gwenchana. Lagipula aku kesini juga untuk mengajakmu pergi kan."
"Aah, kalau begitu aku ingin makan di restoran di dekat sungai han, oppa mau?" tanya ku padanya
"Ya sudah, ayo chagiya kita berangkat" ajaknyaa kepadaku disertai senyum manisnya.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Tanggannya menggenggam tanganku. Aku memulai langkah kaki dengan kegirangan menuju mobil. Karena semangatnya aku tidak melihat adanya kulit pisang di jalan.

(Gubrakkk)

Aku dengan sempurna mendarat, bukannya mendarat dipelukkan Woohyun Oppa, tapi malah mendarat di lantai tempat tidur. Yaah, semua yang aku alami hanya mimpi indahku, yang berakhir tragis dengan pantatku yang mendarat sempurna dilantai.

"Haiissst.... Menyebalkan, kenapa harus bangun sih, aku kan masih ingin berlama-lama dengan Namu oppa" umpatku kesal.

Saat aku ingin merangkak naik lagi ke tempat tidurku, aku dikejutkan dengan bunyi bel rumah.

"Sial, siapa sih yang bertamu malam-malam begini?" umpatku kesal sambil melihat jam

"Mwo!! jam 9 pagi. Gila, aku ketiduran lagi.... Ahh" teriaku sambil berlari ke arah pintu dengan keadaan berantakan.

****

"Ahhh kamu, ngapain pagi-pagi kesini?" tanya ku dengan wajah bete
"Aku kemarin kan sudah bilang mau jemput kamu, jangan bilang kamu lupa" selidik Minhyuk
"Ahhhh, aku tidak lupa kok, emang aku udah pikun. Aku belum tua tau" ucapku gelagapan. Yah sebenarnya aku benar-benar lupa

"Dan kenapa belum siap-siap? liat tu penampilanm udah kayak singa baru selesai perang. Berantakan" ejek Minhyuk sambil memperhatikan ku dari ujung rambut sampai ujung kaki
"Ah.... Udahlah aku mau mandi dulu, kamu tunggu dulu ya, kamu mau nunggu kan?kalau nggak mau yah nggak usah pergi" ucapku jengkel
"Iya.. ya... ya aku tunggu disini, buruan sono mandi" ucap Minhyuk sambil mendorongku ke kamar mandi.
"Iya.. ya.. bawel" ejekku, dan langsung berlalu masuk ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama, aku telah selesai bersiap-siap dan langsung menghampiri Minhyuk yang sedang tertidur di sofa rumahku, aku mengendap-endap mendekatinya, takut akan membangunkannya.

Niat awalku sih ingin mengagetkannya, tapi setelah aku sampai di dekatnya, aku malah memandangi wajah sahabatku ini. Wajah yang tenang dan damai.

"Aku tidak menyangka, kita akan berteman selama ini, kamu sahabat terbaikku, kamu keluarga ku satu-satunya yang aku punya didunia ini, aku mohon tetap lah seperti ini, jangan pergi." ucapku dalam hati.

Tak terasa air mata ku telah berhasil lolos, dan jatuh tepat di wajah Minhyuk, dan membuat dia terbangun. Minhyuk yang melihatku menangis tepat di dekatnya langsung khawatir kepadaku.
"Kamu kenapa, kenapa menangis?" tanya Minhyuk sambil berusaha duduk dari tidurnya
"Aniya, aku tidak apa-apa, ya udah kita langsung pergi yuk, nanti kita kesiangan " ajakku dan langsung menarik Minhyuk untuk pergi
"Iya... ya bentar" ucap minhyuk dan langsung mengikuti langkahku

Aku tak tau akan pergi kemana, yang jelas asal bersama sahabatku ini aku pasti merasa nyaman.

****

Kami berjalan menyusuri hutan yang lebat, kami telah jauh meninggal kan pusat kota dan telah sampai didaerah pedesaan, tak berapa lama kami berhenti di depan sebuah pohon besar, tempat ini sangat sepi.

Minhyuk menuntunku untuk berjalan ke belakang pohon besar itu, dan sampailah kami di tepi danau yang sangat indah, danau yang memiliki air yang tenang dan jernih.

Minhyuk memang tau sekali tempat kesukaanku. Ya, aku memang pecinta tempat yang tenang, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kebisingan. Kami pun duduk di tepi danau.

Keheningan mulai terjadi, Minhyuk yang kukenal bukanlah orang yang pendiam seperti ini, dia selalu bisa mencairkan suasana. Tapi kenapa dia tiba-tiba diam seperti ini?

Tak berapa lama Minhyuk mulai berbicara dan memecahkan keheningan saat itu.
"Luna-ya, boleh tanya sesuatu nggak?" tanya Minhyuk dengan wajah seriusnya
"Iya tanya aja, ada apasih kenapa serius amat?" tanya ku penasaran
"Jika suatu saat kamu di hadapkan pada pilihan, cinta atau persahabatan? kamu pilih yang mana?" ucapnya sambil menatap dalam kedua mata ku.

Jujur aku kebingungan. Selama ini dia tak pernah menyinggung masalah Cinta denganku, karna dia sangat tau kalau aku begitu memuja Nam Woohyun, hanya Laki-laki itu yang selalu ada difikiran ku, dan dia tau jelas akan hal itu. Aku tak mengerti tapi aku berusaha menjawab dengan kejujuran hati ku.

"Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan ini?"
"Aah, aniya... Kalau begitu tidak jadi, tidak perlu dijawab"
"Ani..... karena kamu sudah bertanya, jadi aku akan menjawab. Jika aku harus memilih, aku akan memilih persahabatan, aku tak tau kenapa, yang jelas menurutku sebuah cinta bisa saja hancur, orang yang pacaran bisa saja putus, orang menikah bisa cerai, jadi menurutku mencari cinta yang suci dan kekal sulit, sampai detik ini aku tak pernah menjumpai cinta yang abadi." Jawab ku dengan penuh keyakinan
"Hmm begitu.... ya sudah" ucap Minhyuk dengan wajah sedihnya

Aku bingung, dia bertanya tentang hal yang tidak biasa, dan setelah itu dia berubah murung. Apa sih yang sedang dia fikirkan? Aku ingin sekali bertanya, tapi sepertinya tidak sekarang. Tak berapa lama kemudian Minhyuk pun mengajak aku pulang.

*****

Kami hanya saling diam selama perjalanan pulang. Sesampainya aku dirumah pun, dia juga langsung berpamitan pulang.

Aku memasuki kamar, dan merebahkan tubuhku diatas kasur. Otakku mengingat keja

Otakku mengingat kejadian di tepi danau. Aku masih tidak mengerti. Ada apa sebenarnya?

Dreaming Girl Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang