Dia memang tak begitu mempesona, walaupun sebagian dari temanku berkata sebaliknya. Tapi setiap gerak-gerik, setiap kata yang terucap dari mulutnya, bahkan setiap kesalahannya mampu membuat senyumku melebar
Malam ini cara berpakaiannya berbeda dari sebelumnya, ia memakai jas hitam dan kemeja putih, tidak mencolok hanya saja ini bukan dirinya.
"Bisa nggak matanya biasa aja", kata-katanya sontak membuatku berhenti meliriknya dan merasa agak malu.
Di perjalanan aku tak dapat melepaskan pelukanku dari pinggangnya, entah sengaja atau memang caranya mengayuh sepeda seperti seseorang dikejar hutang yang tak bisa di lunasi.
Malam ini tujuannya menunjukan perasaannya padaku. Apa maksudnya? Kenapa tidak dengan kata-kata saja menjelaskan perasaan. begitulah dirinya, sosok yang tak bisa ditebak
Ia tipe pria yang dingin namun dia selalu berhasil mencairkan suasana, bahkan dia bisa mebuatku merasakan rasa yang sebelumnya belum pernah kurasakan. Detakan ini muncul saat ujung jarinya menyentuh jari-jari tanganku.
"Kamu yakin? Kalau nggak terlalu yakin masih belum terlambat buat pergi kok" senyuman manis yang aku ukir seakan aku tak terlalu peduli pada apa ucapannya nanti.
"Yakin". Singkat, padat dan jelas. Satu kata saja hatiku terasa berbunga-bunga.
Kini tangannya menggenggam seluruh bagian tanganku, dan yang lebih lagi pandanganku tak lepas dari wajahnya. Seseorang yang telah memenangkan hati ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating BillyBoy
Teen FictionSetelah sekian lama terpisah, Jenile dan Billy seakan dua pribadi yang tak saling kenal. Keduanya saling menutupi perasaan akibat masih terjalin cerita cinta dengan orang lain. Siapa sangka teman masa kecil kini berganti status menjadi pacar. Ikuti...