Chapter 5

7.6K 746 16
                                    


***

Dua minggu kemudian ...

"Jadi, hari Sabtu nanti akan ada Cerdas Cermat antar kelas. Sensei ingin kelas ini menyumbangkan satu murid untuk lomba besok," Menma menopang dagu. Lomba cerdas cermat? Menma tertarik sih. Tapi ...

"Sensei yang akan pilih muridnya. Sensei sudah lihat kemampuan dia untuk ikut Cerdas Cermat ini," Para murid hanya diam memperhatikan sang Sensei dengan seksama.

"Uzumaki Menma," Menma terlonjak kaget. Kenapa dia?

"Kamu ikut Cerdas Cermat ya? Di pelajaran Matematika dan Fisika. Kamu bisa gak?" Menma merenung. Berfikir cepat. Kalau itu memang bidangnya, tidak ada salahnya untuk mencoba kan?

"Saya siap Sensei," Jawab Menma tegas.

"Kenapa Menma, Sensei? Kan disini masih banyak murid yang pinter dibidang Matematika sama Fisika!" Ucap Ryu tidak setuju.

Cewek itu memang sombong. Dia tidak menyukai semua orang yang ada disekolah ini. Pengecualian, para pengikutnya yang dijadikan budak.
Pintar sih, tapi otaknya gak dipake.

"Ryu, Sensei sudah mengamati Menma dengan baik baik. Dia sangat suka berhitung dan menyelesaikan masalah yang rumit. Nilainya juga bagus,"

"Nilai saya juga bagus kok Sensei,"

"Ryu! Jangan membantah! Ini keputusan saya. Menma, persiapkan diri kamu untuk hari Sabtu besok, oke? Kalo butuh konsultasi, silahkan datang ke ruang guru dan temui Sensei,"

"Baik Sensei," Jawab Menma patuh.

Lalu, Kurenai-Sensei melanjutkan materi pelajaran yang sempat terlupakan tadi karena membicarakan Cerdas Cermat.

***

"Menma, lo mau kemana?" Tanya Rio.

"Mau ke perpus. Mau latihan soal buat hari Sabtu besok,"

"Sabtu masih lama kali, sekarang kan masih hari Rabu. Santai aja,"

Menma menjitak kepala Rio. "Justru karena sekarang hari Rabu! Gue harus belajar dari sekarang,"

"Yaudah iya, sana sana," Menma mendengus dan mendorong kursi roda nya menuju perpustakaan.

Setelah mengisi daftar hadir, Menma segera mencari buku dan mengerjakan soal soal.

Mungkin dengan mengikuti Cerdas Cermat ini, Menma bisa membanggakan Papa dan Pamannya.

***

"Pa," Panggil Menma yang duduk di sebelah Naruto.

"Kenapa?"

"Menma ikut Cerdas Cermat di sekolah," Naruto mengangguk.

"Di bidang apa?"

"Matematika dan Fisika," Astaga. Kenapa Menma mirip banget sama Sasuke? Sasuke sangat menyukai pelajaran menghitung. Menyelesaikan rumus, memecahkan masalah dan semacamnya. Naruto memijat pangkal hidung nya.

"Bagus deh. Berarti belajar yang bener ya," Menma mengangguk senang.

Acara makan malam berlangsung seperti biasa. Pamannya pulang terlambat karena ada rapat penting katanya. Menma bercerita tentang bagaimana hari hari di sekolahnya, dan Naruto hanya menjadi pendengar yang baik.

Terkadang, muncul di kepala Menma untuk pergi menemui Ayahnya. Tapi, Menma takut Papa nya marah. Lagipula Ayahnya juga tidak pernah mencarinya.

"Pa, aku boleh nanya gak?" Tanya Menma sambil menaruh sendok diatas piring.

Shinin' ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang