Chapter 4

7.6K 712 17
                                    


***

Semenjak pemikirannya semalam, akhirnya Menma berusaha melakukan semuanya sendiri. Dia hanya tidak ingin menjadi beban bagi Papa dan Pamannya.

Seperti Sabtu pagi hari ini, Menma mengambil piringnya sendiri yang berada di rak atas. Dia berniat menyiapkan sarapan untuk Papa dan Pamannya. Setelah menyiapkan piring, Menma menyiapkan gelas. Sedangkan minuman dan makanan diambil alih oleh para pelayan.

Sudah beberapa kali para pelayan menegur Menma untuk tidak terlibat. Tapi, Menma keras kepala dan ingin menyiapkan semua nya sendiri.

Jam tujuh pas, Papa nya turun dari lantai dua. Terkejut melihat Menma yang masih sibuk menata makanan. Naruto langsung menahan Menma, tapi dengan halus Menma menolak dan meminta Papa nya untuk duduk saja di meja makan.

Sepuluh menit kemudian, Paman nya turun dan langsung berjalan ke ruang makan. "Tumben Menma udah bangun,"

"Ye, emangnya aku kebo banget apa?" Jawab Menma sambil merengut kesal.

"Iya, kamu kan susah dibangunin. Apalagi kalo udah liburan,"

Menma merengut kesal. Pamannya memang suka sekali memutar balikkan fakta. Padahal, Kurama yang sering susah dibangunin.

***

Menma pergi ke ruang keluarga. Ingin membaca buku yang ada disana. Di ruang keluarga ada tiga rak buku. Dan sudah dua rak buku yang Menma baca.

Menma menatap buku merah di atasnya. Pelan pelan, Menma mengambil meski tidak sampai.

Menma terus berusaha sampai-

Hap.

Dapat.

Tapi-

BRUKK

Semua buku yang ada disamping nya jatuh. Menma mendongak menatap buku buku yang sudah berjatuhan ke sisi kursi rodanya. "Menma!" Menma menoleh menatap wajah panik Papa nya.

"Kamu gak papa? Kamu kenapa?"

"Aku gak papa kok. Tadi mau ambil buku ini," Menma mengangkat buku merah yang berada di tangan kanannya. "Tapi jatoh semua. Bentar deh Menma beresin,"

Naruto menatap Menma yang berusaha menaruh semua buku di rak yang tinggi itu. Naruto langsung membereskan buku buku. Dia tidak bisa melihat anaknya dengan susah payah menaruh buku buku tersebut.

***

Menma mendorong kursi rodanya menuju taman belakang rumah. Disana, ada kolam renang, kolam ikan, dan lapangan basket. Menma menatap lapangan basket.

Sejak dulu, Menma selalu penasaran rasanya bermain basket. Dia hanya bisa berlatih melempar bola saja. Sedangkan trik yang lain dia tidak tahu.

Menma mengambil bola dan melempar nya ke dalam ring basket. Beberapa kali Menma mencoba, tetap saja gagal.

Di lemparannya yang kelima, bola nya terpental dan jatuh di kolam renang. Menma menghela nafas dan menatap pintu taman belakang. Baru saja Menma ingin memanggil Papa nya, dia teringat kata kata Tatsu dan Kezu.

Menma segera mendorong kursi roda mendekati pinggiran kolam renang. Lalu, menjatuhkan dirinya ke pinggiran kolam dan berusaha menggapai bola.

Bukannya tambah mendekat, bola basket itu malah menjauh. Menma mendekatkan badannya pada bola basket dan-

BYURR

Dia malah jatoh.

Menma gelagapan, kakinya tidak bisa digerakkan. Menma berusaha memanggil Papa nya sekencang mungkin dan meraih pinggiran kolam.

Shinin' ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang