#29

3.1K 534 9
                                    

"Gimana penampilanku?" tanya Sehun pada kedua temannya.

"Ckckck, Sehun, kalo aku cewek, aku pasti udah naksir kamu deh," komentar Kai setelah menatap Sehun dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya. "Hati-hati, Hun. Kali aja Kai suka cowok juga," katanya.

Kai mendelik padanya. "Kan aku sudah bilang 'kalo aku cewek'!" serunya kesal.

Chanyeol terkekeh. Ia lalu memalingkan perhatiannya pada Sehun, ditatapnya temannya yang sedang berpenampilan sangat tampan itu. "Udah ganteng kok, Hun. Ganteng banget. Si Suga lewat,"

"Ketinggalan jauh si Suga," timpal Kai.

Sehun tersenyum. Hari ini ia akan bertemu Eun-gi, tepatnya beberapa menit lagi. Ia sudah berada di cafe yang Chanyeol rekomendasikan dan ia hanya perlu menunggu gadis itu datang. Kali ini kedua sahabatnya ikut membantu agar pertemuannya itu berjalan lancar.

"Udah ya, Hun, kita pergi," kata Kai akhirnya.

"Iya, kalo ada apa-apa kabarin aja ya. Aku sama Kai stand by di rumahku kok, kan deket," timpal Chanyeol.

Sehun mengangguk. "Oke. Thanks, ya," sahutnya.

Chanyeol dan Kai membalasnya dengan senyuman. Kedua laki-laki itu akhirnya pergi meninggalkan Sehun.

Sehun melirik arlojinya. Ia dan Eun-gi sepakat bertemu jam 5, dan ini sudah jam 4 lewat 55 menit. Sehun menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Perasaan gugup kembali menguasainya, sama seperti waktu pertama kali ia akan bertemu Eun-gi.

Kaki Sehun mengetuk-ngetuk lantai. Tangannya mulai berkeringat dingin. Sedangkan matanya tidak henti-hentinya tertuju pada ponsel. Ia tidak tenang. Terakhir kali Eun-gi mengirimnya pesan lewat Line, mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju ke cafe -itu setengah jam yang lalu.

Sehun menghela napas untuk kedua kalinya. Kini ia meregangkan tubuhnya, berusaha untuk mengurangi ketegangannya.

Semua baik-baik saja. Hanya itu yang ia harapkan.

Pandangannya baru sedetik terarah ke luar cafe. Namun tiba-tiba ia tersentak kaget begitu ponselnya berbunyi. Nama kontak 'Papa' tertera di layar.

"Halo, Pa?" jawab Sehun setelah mengangkat telepon masuk itu.

"Sehun, kamu dimana?"

"Lagi di-"

"Kamu bisa ke rumah sakit internasional sekarang?"

"Hah? Memangnya kenapa, Pa? Siapa yang sakit?"

"Mama kamu-- dia-- --hun? Kamu denger Pap--, gak?"

"Halo, Pa? Mama kenapa, Pa?!"

"Seh-- Halo? Kok ---ra kamu gak ---denger--- halo?"

"Papa? Halo? Mama kenapa?"

"Beep!"

Sehun menjauhkan ponsel dari telinganya. Ia menekan-nekan layarnya, berusaha menghubungi ayahnya kembali.

"Nomor yang anda tuju sedang berada di luar jaringan. Cobalah-"

Ia kembali mengulang untuk menelepon ayahnya. Namun berapa kali pun ia berusaha, suara operator itu yang menjawab. Ayahnya sekarang sedang berada di Norwegia untuk urusan bisnis, mungkin itu yang membuatnya kesulitan untuk menghubunginya. Tapi yang mengganggu pikiran Sehun bukan itu -melainkan ada apa dengan ibunya?

you areTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang