Chapter 5 : Hurt

87 29 39
                                    

Pernah gak sih lo mikir kalau lo itu satu-satunya perempuan yang spesial bagi dia? Tapi nyatanya lo itu gak sespesial yang lo harapkan.

Itu yang gue rasanya sama Raka sekarang.

Baru tadi pagi bang Reno nasihatin gue buat jauhin Raka, sekarang gue lihat Raka ciuman dengan Ferly. Teman dekat gue.

Dia nusuk gue dari belakang. Sedih ya nasib kayak gue?

Sonya memeluk Rasya "Udah ya Sya, jangan nangis lagi dong" ucap Sonya

"Salah gue itu apa sih Son? Gue gak pernah sakitin Ferly, kenapa dia tega sama gue? Kata Rasya senggugukan

Sonya mengelus punggung Rasya "Udah lo gak usah mikirin mereka, semua bukan salah Ferly doang Sya. Tapi salah cowok lo juga. Bullshit juga kalau orang bilang gak bakalan ada orang ketiga kalau si cowok gak bukain pintu untuk sicewek. Kalau ceweknya kegatelan gimana coba? Intinya dua-duanya salah Sya"

"Iya gue ngerti Son, baru semalem gue sama Raka anniv. Tapi kenapa sekarang dia khianati gue Son" kata Rasya

"Seharusnya ada benernya lo dengerin kata bang Reno, Sya" Kata Sonya

Rasya semakin nangis kejer "Iya Son, nyesel gue gak dengerin apa kata bang Reno"

'Duh ini anak ya, kapan kelar nangisnya. Baju gue basah sya nembus kelihatan bh gue. Untung sahabat ya sya' batin Sonya

"Udah dengerin gue ya Sya, lo harus move on. Lo cantik, lo jangan stuck di dia aja. Kalian belum putus aja dia udah punya yang lain. Masa lo gak bisa Sya?" Kata sonya

"Perasaan gak segampang itu Son, gue jadian sama dia udah satu tahun. Gue udah sayang banget sama dia. Tapi kenapa dia tega sama gue? Dia anggap gue selama ini itu apa Son?" Kata Rasya

Sonya membalikkan tubuh Rasya agar menghadap kewajahnya "Dengerin gue! Lo itu kalau cowok bangsat kayak gitu jangan ditangisin! Kalau dia sayang sama lo, dia gak mungkin ciuman sama Ferly! Lo aja yang prioritasin dia Sya, dia enggak!" Kata Sonya

Rasya tak menjawab perkataan Sonya, pikirannya berkecambuk dengan banyak hal. Dia makin nangis senggugukan.

Rasya tak habis pikir, kepercayaan yang susah payah dia bangun untuk Raka selama 1 tahun, sudah lenyap. Raka mengkhianatinya.

***

Rasya berjalan seperti zombie, mata bengkak, jalan sempoyongan. Reno yang melihat adiknya seperti itu bertanya-tanya dalam hatinya.

"Kamu kenapa dek?" Kata Reno menarik tangan adiknya

Tanpa menjawab, Rasya memeluk Reno. Rasa penasaran Reno yang sudah dari tadi menghantuinya, Akhirnya terjawab sudah setelah mendengar cerita yang mengalir lancar dari bibir Rasya. Rasya kembali menangis senggugukan, Reno yang melihat itu, tidak tega melihat adik semata wayangnya menangis seperti ini..

"Udah ya Sya, jangan nangis lagi. Kamu jangan pikirin cowok bajingan itu lagi" kata Reno tegas

"Kakak jangan mukulin Raka ya, janji sama Rasya" kata Rasya yang terbata-bata akibat menangis

Reno menghela nafas,

'Gue bukan mau mukulin lagi dek, mau gue bunuh aja sekalian' batin Reno.

"Iya, kakak gak bakal mukul dia kok. Tapi janji sama kakak jangan pernah ketemuin dia lagi!" Kata Reno lembut

Rasya hanya menggangguk sebagai tanda 'iya' didalam pelukan Reno

Reno menegakkan badan Rasya

"Rasya, lihat kakak" kata Reno

Rasya melihat kakaknya, matanya semakin bengkak akibat menangis terlalu lama

"Kamu janji jangan pernah nangisin dia yang udah nyakitin kamu lagi, janji sama kakak ya" kata Reno

Rasya menghapus air matanya, "iya kak, Rasya janji sama kakak"

Reno memeluk adiknya, " yaudah sekarang kamu kekamar, mandi. Kamu bau tau gak sih" kata Reno menutup hidungnya

"Ih kakak deh, aku wangi tauk" kata Rasya mengerucutkan bibirnya

Reno terkikik melihat ekspresi adiknya,
Reno mencubit pipi Rasya..

"Ih udah deh aku mau mandi" kata Rasya pergi berjalan ke kamar

***

"Dek, makan malam udah siap. Turun ya" kata Reno di depan pintu

"Iya kak" kata Rasya yang menangis dalam diam dikamar..

Rasya bangkit dari tempat tidur, berdiri didepan cermin. Tak perlu kaget lagi, matanya sudah berhasil bengkak, Rasya ke kamar mandi dan menyuci mukanya..

Rasya menuruni anak tangga dengan perlahan, dia sudah melihat. Mama, Reno dan laki-laki yang selama ini dia rindukan. Rasya berlari menghampiri laki-laki paruh baya ituu..

"PAPA!!" kata Rasya memeluk Riko aka papanya..

"Princess papa makin cantik aja yaa. Gimana sekolahnya?" Tanya Riko pada Rasya

"Baik kok pa, papa kok lama banget pulangnya" kata Rasya yang selalu manja kepada papanya.

"Papa kan kerja nak" kata Riko mengelus rambut Rasya

"Tapi kan Rasya kangen sama papa" kata Rasya masih setia memeluk papanya

"Ehem" suara Riska membuat Rasya cengengesan karna sudah memperlama makan malam

"Mata kamu kenapa? Kamu nangis ya?" Selidik Riska

Rasya terdiam memikirkan jawaban yang tepat, agar mamanya tidak menanya lebih dalam lagi

"Rasya gak nangis kok ma" kata Rasya

"Jangan bohong sama mama" kata Riska mempertegas ucapannya

Rasya terdiam.

"Jangan bilang ini karena Raka?" Tanya Riska menyelidiki

Rasya terdiam lagi. Bibirnya kelu, tak sanggup menjawab..

"Sudah berapa kali mama bilang, kamu gak seharusnya sama Raka. Mama kan emang tidak suka dengan dia!" Kata Riska melihat anaknya yang sudah menunduk

"Sudahlah Ris, biarkan Rasya mengurus hubungannya dengan Raka" kata Riko

Riska menghela nafas panjang, dia memang tak suka melihat Raka. Entah kenapa, mungkin feeling seorang ibu.

"Yasudah sekarang lanjutkan makan kalian" ucap Riko selaku kepala keluarga.

Rasya,Reno,Riska dan Riko melanjutkan makannya kembali

Mata Rasya memerah, menahan air mata yang dari tadi di tahannya..

Setelah selesai makan Rasya bangkit dan pergi ke kamar. Reno yang melihatnya sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Reno tau, pertemuan pertama Raka dan Riska saja sudah membuat Riska menilai Raka tidak baik untuk Rasya

***

"Kamu seharusnya tak mengatakan itu, Ris" kata Riko yang sedang bersantai di ruang keluarga

"Bukan begitu mas. Rasya seharusnya gak ada hubungan dengan Raka. Kita harus mempercepat pindahan kita ke newyork mas"

.
.
.

HARAP DIBACA 👇

Jangan lupa tinggalin jejak yang sudah membaca ya👣

[Oke, aku memang ingin kalian semua tinggalin jejak. Tapi, jangan boomlike ya. Sedih tau gak sih. Liat banyak notif, cuma boomlike. Serasa aku nulis ini gak dihargai😢]

Makasih buat yang sudah kasih comment ke aku, bawaannya langsung senyum gitu kalau baca comment dari kalian wkwkwk.. Makasih buat kalian yang sudah Vote dan Comment ya! Aku menghargai kalian.

Buat yang silent readers juga, makasih udah mau baca walaupun tidak meninggalkan jejak haha😂

Merci For Read This💕

Our Journeyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن