Chapter 7 : Reza

88 18 17
                                    

Mulmed as Reza(again)

Rasya berjalan sempoyongan, kepalanya sungguh berat hari ini.

Reza yang sedang berjalan di arah berlawanan, memerhatikan gerak gadis itu

'Dia mabuk apa gimana, jalan kok merengmereng gak jelas gitu' batin Reza

Rasya merasakan matanya sudah mulai tak terlihat dengan jelas. Dengan cepat Reza mendekat kearah Rasya. Dalam waktu yang sama pandangan Rasya menjadi gelap. Rasya pingsan.

Dengan cepat Reza menahan gadis itu, memukul pelan pipinya

"Rasya bangun" katanya panik

Reza mengendong Rasya menuju UKS

'Sumpah demi apa kak Reza kok gendong kak Rasya'

'Hebat ya Rasya, putus dari Raka langsung dapat Reza'

'Lebih cocokan sama Raka deh'

'Gak, cocokan sama Reza. Raka sama gue aja'

Banyak yang berkata aneh-aneh, Reza tak menghiraukannya. Dia meletakkan Rasya di kasur UKS dibantu dengan Dokter di UKS

Reza masih setia menunggu Rasya di UKS.
Rasya terbangun, kepalanya terasa sangat berat.

Reza memberi minum kepada Rasya. Rasya membelalakkan matanya, tak menyangka Reza lagilah yang menolongnya.

'Lo malaikat gue banget ya, selalu lo yang nolongin gue' batin Rasya

"Makasih ya Za, lo lagi yang nolongin gue" kata Rasya

"Iya" kata Reza singkat.

Seorang gadis menghampiri Reza dan Rasya

"Kak, kita ada rapat osis" kata Rosa

"Rapatnya diundurin aja, jam 3 kita rapat" kata Reza tanpa melihat gadis itu

Rosa menatap Reza tak percaya. Reza tak pernah mau mengundur atau apapun itu jika mengenai osis. Tapi hari ini dia menomor duakan osis.

"Loh tapi kak.." kata Rosa

"Kalau gue bilang undurin ya undurin" kata Reza tegas dan dingin

Rosa terdiam, tak berani melawan ketua osisnya.

"Iya kak" katanya dan pergi meninggalkan Reza dan Rasya

"Loh kok diundurin za? Bukannya osis penting buat lo?" Kata Rasya

"Semua tentang prioritas" kata Reza santai

Rasya membelalakkan matanya.

"Gue prioritas lo?" Tanya Rasya pelan

"Lebih tepatnya karna gue ketua osis" kata Reza

'Anjir, gue udah baper kirain gue diprioritasin' batin Rasya

"Ohiya, gue lupa lo kan ketua osis yang bertanggung jawab" sindir Rasya kesal

"Emang" kata Reza datar

"Bangsat" dengus Rasya pelan

"Apa Sya?" Tanya Reza

"Gak ada" jawabnya singkat

Reza memberikan sebuah bungkusan pada Rasya "Lo belum makankan?"

"Buat gue?" Kata Rasya

"Iyalah, bego" kata Reza

"Kalau putus ya putus, ngapain sampai buat lo gak makan gini. Bego banget" kata Reza

Rasya tertegun mendengar perkataan Reza

'Bener jugasih' batinnya

"Gue gak makan bukan karna putus sama Raka" dusta Rasya

"Dusta banget perkataan lo" kata Reza

Reza menepuk pelan kepala Rasya

"Cowok kayak gitu kok dipikirin sih" sambung Reza lagi

"Gue gak mikirin dia lagi kok, gue udah move-on" kata Rasya

"Serah kata lo aja, gue juga gak peduli juga kok" kata Reza datar

'Anjir bangsat banget lo' batin Rasya

"Udah makan lo, gue mau kekelas" kata Reza meninggalkan Rasya

***

Raka menghampiri Rasya yang sedang santai di bawah pohon rindang sekolahnya

"Kamu ada hubungan apa sama Reza itu?" Kata Raka

"Bukan urusan lo" kata Rasya

"Kita masih pacaran Sya, jadi lo masih milik gue" kata Raka

"Lo masih pacar gue? Terus kenapa lo ciuman sama Ferly?" Tanya Rasya emosi

"Gue gak cium Ferly. Ferly yang cium gue Sya" kata Raka

Rasya mencoba mencari kebohongan disana, tapi mata Raka menjelaskan bahwa tidak ada kebohongan disana.

"Oh gitu, kalau Ferly yang cium lo. Kenapa lo bales bego?!" Kata Rasya teriak

"Gue gak sengaja" kata Raka

"GAK SENGAJA LO BILANG? ANJING SAMA LO! PERSETAN DENGAN LO YANG ROMANTIS ATAU APAPUN ITU. KITA PUTUS! GUE JELASIN SAMA LO LAGI YA! KITA PUTUS DAN JANGAN PERNAH HUBUNGI GUE LAGI!" Teriak Rasya dengan perasaan emosi dan meninggal Raka yang terdiam di bawah pohon itu

'Gila ya Rasya kejam juga'

'Raka bangsat banget, mati aja udah'

'Gak nyangka gue sama Raka'

'Uler banget ya si Ferly'

Begitulah tanggapan mereka yang mendengar perdebatan Rasya dan Raka

Rasya berjalan menuju taman belakang sekolah yang jarang ditempati murid-murid lainnya

Dia menangis senggugukan

'Gue gak sengaja'

Kata-kata Raka terngiang di kepalanya

"BANGSAT LO RAKA!" Teriaknya

Dia menundukkan kepalanya.
Sakit rasanya, Raka mengkhianatinya dengan teman dekatnya.

Tanpa Rasya sadar, seorang laki-laki itu mendengar teriakkan Rasya

Laki-laki itu berjalan mendekat gadis itu, duduk disebelahnya. Memeluk gadis itu, mencoba menenangkannya

Rasya mendongak, dia terkejut lagi-lagi mendapatkan Reza yang selalu ada disampingnya

Rasya mengeratkan pelukannya

"Gue gak nyangka, dia tega sama gue" kata Rasya senggugukan

Reza mengelus puncak kepala Rasya "Cowok didunia bukan satu, hidup lo masih panjang. Lo masih muda, ngapain mikirin dia terus-terusan. Lo cantik, banyak yang mau sama lo. Kalau jodoh gak kemana juga kok"

Rasya terdiam, membenarkan perkataan Reza

"Makasih ya, gue merasa lo malaikat gue. Lo sesalu ada di saat yang tepat" kata Rasya

"Kebetulan doang" kata Reza santai

Reza menegakkan badan Rasya, menghapus air mata Rasya.

"Udah jangan nangis lagi" kata Reza

Rasya mengangguk, dia memeluk Reza lagi

'Kok nyaman banget ya?' Tanyanya dalam hati

'Kok gue deg-degan?' Tanyanya lagi

.
.
.

Makasih buat yang sudah Vote, Comment atau yang sudah baca ini😊

Merci For Read This💕

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Aug 21, 2016 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Our JourneyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon