IL RICCIO

13.8K 737 38
                                    


You know what? Gue nggak pernah yang namanya menye-menye kalau kisah cinta gue berakhir. When I fall in love, I fall in love hard. But when I fall out of love, I just say "Fuck it! I'm not going to be a pathetic brokenhearted man and be miserable." Gue juga nggak percaya ada yang namanya cinta sejati, belahan jiwa, atau happily ever after. Bullshit! Perceraian nggak akan pernah ada di dunia ini kalau orang percaya sama konsep itu. It happens only in movies, cheesy romantic novels, and those hopeless romantics people. I definitely not one of them. Tapi Zack bikin gue nanya diri sendiri tentang semua konsep yang gue anggap absurd itu. Hubungan kami memang nggak nyampe setahun, tapi sampai sekarang, gue nggak pernah ngerasain cinta kayak yang gue rasain sama Zack. Buat gue, dia adalah pelajaran cinta terbaik yang pernah gue punya.

Gue anti sama yang namanya lama-lama move on. But, here I am. Setelah 6 bulan, gue masih nggak bisa nyingkirin Zack dari otak dan hati gue. Gue masih inget semua tentang dia. His laugh, his one line smile, the way he hold his knife or fork, the way he ... hold me. Dammit! Gue segera ngabisin sisa white wine yang nemenin gue makan siang di Il Riccio dengan sekali teguk. Zack pasti bakal bilang "Glenn, kok gitu sih minum wine-nya?" dan demi Zack, gue sekarang ada di tempat seindah ini sendirian. Gara-gara lo, Zack! Gue ada di Capri, pulau paling borjuis di Semenanjung Sorrentine, gara-gara lo pengen ngajak gue ke sini dulu. Are you happy now, Zack? I am here, all alone sementara lo ... sementara lo....

Gue memang sengaja netesin jeruk nipis ke luka hati gue dengan pergi ke Capri. Duduk di sini sambil mandangin birunya laut dan ngedengerin orang ngomong bahasa Inggris, mulai dari yang logatnya Inggris sampai Amerika, pelayan-pelayan yang ngomong bahasa Italia dengan cepetnya, gue tetap nggak bisa lupa sama lo, Zack. You know what, Zack? Gue tahu lo bakalan godain gue abis-abisan di sini. Lo suka banget teasing dan gue yakin, cuma lo yang bisa bikin gue blushing. Dan gue nggak akan keberatan Zack. Tease me as much as you like, because at the moment, I just want you to be here.

"Glenn?"

Sejak ninggalin Bali, gue nggak ngarepin satu orang pun ngenalin gue. Apalagi di sini, di Capri, pulau yang nggak banyak orang Indonesia tahu. Rasanya aneh kalau ada yang sampai manggil gue. Tapi pas ngangkat wajah buat mastiin siapa yang manggil, gue berharap nggak ada di sini sekarang. Fuck! Hidup rasanya nggak ngebiarin gue tenang barang semenit aja.

Demi semua dewa dan dewi Romawi yang nggak pernah gue percaya, kenapa cowok ini ada di sini? Gimana dia bisa tahu gue ada di Il Riccio? What the hell is he doing here?

"Lo ngapain pake nyapa gue??"

Kalau orang waras, pasti udah langsung kabur atau paling nggak, judesin gue balik. Cowok ini nggak cuma jawab pertanyaan gue dengan sebuah senyum, tapi serasa gue udah nyapa dia baik-baik. Gue nggak punya waktu buat drama lagi. Not now while I'm trying to deal with another drama of my life. Cowok ini masih keliatan sama kayak pas gue terakhir liat dia hampir setengah tahun lalu. Masih suka melihara 5 O'clock shadow-nya, masih pake gelang Chaine d'Ancre punya Hèrmes kalau dia lagi pengen tampil rapi, dan masih dengan potongan rambut yang sama. I could screw him, or he could screw me, kalau aja dia bukan orang terakhir yang pengen gue liat di muka bumi ini.

"You always underestimate the power of fate, Glenn. That hasn't changed much, has it? Apa kabar Glenn Anantara?"


KETIKA LANGIT BERGANTI (NOW AVAILABLE ON KARYAKARSA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang