Part 4

47.9K 2.1K 5
                                    

Dira pov

Anak laki-laki Tante Nia adalah si Mas yang tidak bertanggung jawab yang ku temui di Mall sore kemarin. Seperti biasa, ekspresinya sangat dataaarrr. Tapi dengan ekspresi seperti itu saja si Mas terlihat sangat tampan, ups... Ya, ku akui dia memang sangat tampan. Dengan postur tubuh tinggi dan tegap, ditambah lagi wajahnya yang tampan dia benar-benar membuat jantung ku bekerja 2 kali lipat lebih cepat.

"Dira kenalkan, ini Rio anak pertama Tante" Ucapan Tante Nia membuyarkan lamunan ku. Akupun langsung tersenyum dan memberikan salam padanya. "Nah yang ini anak perempuan Tante, namanya Silla" lanjutnya. Anak perempuan Tante Nia langsung memeluk ku sebagai bentuk perkenalan kami. Sangat berbeda jauh dengan kakaknya, Mbak Silla benar-benar ramah terhadapku.

Setelah acara perkenalan berlangsung, Ayah langsung mengajak kami semua untuk masuk dan langsung menuju keruang makan. Posisi duduk kami saat ini adalah Ayah berada dikursi paling kanan kemudian sebelah Ayah ada Bunda, disebrang Ayah dan Bunda duduk Om Taufik dan Tante Nia, disebelahnya ada Mbak Silla.

Sedangkan aku duduk disebelah Bunda, and you know what? Si Mas duduk disebelah ku! Ah tidak, jantung ku benar-benar berdetak dengan cepat. Aku harap tidak ada yang menyadarinya.

"Yo, bagaimana proyek pembangunan jembatan layang yang di Bandung? Om dengar kamu yang menggarapnya?" Tanya Ayah tiba-tiba.

"Iya betul Pa saya yang menggarapnya bersama teman-teman saya yang lain. Sudah hampir 30% penggarapannya. Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa selesai dan sudah bisa digunakan" Jawab Mas Rio.

Ayah kemudian tertawa dan berkata "Ini diluar kantor Rio, cukup panggil saya Om saja tidak usah terlalu formal nak". Mas Rio hanya menganggukan kepalanya.

Tidak lama kemudian Bi Ina datang dan membawakan hasil masakan kami tadi, aku yang melihat masih banyak makanan yang harus disajikan oleh Bi Ina, kemudian aku segera bangkit dari duduk ku dan langsung membantu Bi Ina untuk membawakan makanan kemeja makan.

Setelah selesai menaruh semua makanan dimeja makan, aku kembali duduk di samping Mas Rio. Tiba-tiba Tante Nia berkata "Yo kamu lihatkan, Dira benar-benar dapat mengurus keperluan orang lain dengan baik. Oh ya! Lihat baju kalian sangat serasi"

Semua yang berada dimeja makan langsung memandang ke arah ku dan Mas Rio, mereka pun langsung tertawa saat menyadari sesuatu. Saat aku melihat Mas Rio, jantung ku kembali berdetak lebih cepat. Benar kata Tante Nia, baju kami benar-benar senada.

Kulihat Mas Rio hanya terdiam dan tidak menanggapi perkataan Maminya. Setelah semuanya berhenti tertawa, Ayah dan Bunda mempersilahkan kami semua untuk menyantap makan malam yang sudah disediakan.

Rio pov

Kami sekarang berada di ruang keluarga rumah Om Rahadian. Ku lihat Mami dan Tante Arini sedang asik membicarakan masa sekolahnya dulu.

Aku, Ayah dan Om Rahadian sedang membicarakan tentang proyek-proyek yang sedang kami garap bersama. Sedangkan Silla dan Andira ntah mereka sedang berada dimana. Aku cukup menikmati setiap cerita yang disampaikan oleh Ayah dan Om Rahadian.

Beberapa saat kemudian kulihat Silla dan Andira berjalan kearah kami sambil membawa cake dan pudding ditangan mereka. Setelah menyimpan makanan yang dibawanya, Silla langsung menghampiri Mami dan Tante Arini, Silla duduk di sebelah Mami sambil tersenyum kearah Mami dan Tante Arini.

Saat aku melihat kearah Andira, dia seperti kebingungan harus duduk dimana karna kursi yang tersedia seluruhnya sudah terisi, kecuali disebelahku. Ya kursi sebelahku kosong, dan kurasa Andira merasa tidak nyaman jika harus duduk disebelahku.

"Dira, sampai kapan kamu mau berdiri? Ayok duduk nak. Kursi disebelah Rio masih kosong" Pertanyaan Mami sepertinya mengagetkan Andira.

Dira terlihat sangat kikuk saat berjalan kearah ku dan duduk disebelahku. Setelah nyaman dengan posisi duduknya, Andira mempersilahkan kami semua untuk menyantap makanan yang ia dan Silla bawa tadi.

Setelah cake dan pudingnya habis, kami terlibat pembicaraan yang cukup ringan dan menyenangkan. Sesekali ku dengar Ayah dan Mami bernostalgia masa pacarannya mereka, begitu pula dengan Tante Rini dan Om Rahadian, mereka juga tidak mau kalah untuk menceritakan kisah mereka.

"Yo bagaimana pendapat mu tentang Andira?" Pertanyaan yang diajukan oleh Ayah secara tiba-tiba membuatku terdiam dan bingung harus menjawab seperti apa.

"Kami sangat berharap kamu dan Dira dapat saling mendekatkan diri. Sejujurnya, kita semua disini berencana untuk menjodohkan kamu dan Dira Yo" UHUK...!    

I LOVE YOU!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang