Part 12

48.1K 1.9K 7
                                    

Dira pov

Kejadian tadi pagi benar-benar masih membekas dipikiran ku. Mas Rio seperti memberikan perhatian lebih pada ku. Ah aku selalu tersenyum jika mengingat kejadian tadi pagi.

"Sepertinya Dokter kita ini sesekali harus mengunjungi RSJ, lihat saja dari tadi senyum-senyum sendiri dan pipinya memerah ya" ujar Nadia.

"Kamu tuh kebiasaan deh Nad kalo masuk ruangan ku ga pake ketuk pintu dulu" tutur ku pada Nadia.

"Dira sayang, tangan ku sampai sakit gara-gara ngetuk pintu tapi ga ada jawaban terus dari yang punya ruangan. Taunya pas aku masuk yang punya ruangan lagi asik ngelamun pake acara senyam-senyum sendiri." Balas Nadia pada ku.

Aku cukup kaget dengan kehadiran Nadia di ruangan ku. Masalahnya aku tidak mendengar suara ketukan pintu sama skali dari tadi. Aku hanya menjawab pernyataan Nadia dengan cengiran.

"Gimana keadaan Bunda? Kenapa ga dipindahin kerumah sakit ini sih? Kan aku jadi bisa sering-sering lihat Bunda Dir. Oiya dan demi apapun juga, aku cukup kaget mendengar cerita kamu semalam. Apa hubungan kamu dengan keluarga Mas Rio baik-baik saja?" Tanya Nadia.

Aku hanya tersenyum kecil sambil memandang Nadia. Mengingat kejadian semalam membuat ku benar-benar merasa bersalah pada Bunda. Tapi entah kenapa aku merasa Mas Rio benar-benar memberikan perhatian lebih pada ku. Oiya, dan untuk kedua kalinya pula Mas Rio memanggil nama ku, "ANDIRA" ya Mas Rio menmanggilku dengan Andira.

"Heh malah ngelamun lagi" tegur Nadia pada ku.

Aku menatap Nadia dan langsung menceritakan semua kejadian yang terjadi semalam pada Nadia. Tidak terkecuali perhatian-perhatian yang Mas Rio berikan pada ku, aku juga menceritakan itu semua. Setelah ceritaku selesai, Nadia tersenyum pada ku.

"Dira, aku rasa Mas Rio benar-benar mulai membuka hatinya untuk mu. Meskipun Mas Rio masih terkesan cuek dan jarang bicara pada kamu tapi aku yakin Mas Rio mulai memperhatikan mu dengan baik" kata-kata Nadia membuat jantung ku berdetak dua kali lebih cepat. Apa benar Mas Rio mulai membuka hatinya untuk ku? Tapi...

Saat aku akan berbicara pada Nadia HP ku berbunyi dan terlihat ada panggilan masuk dari.... Mas Rio! Nadia langsung memandangku sambil menahan senyum.

"Angkat telponnya Dira" kata Nadia sambil mengambil HP ku dan menyerahkannya pada ku.

"Assalammualaikum" kata ku saat mengangkat telponnya.

"Kamu pulang jam berapa?" Tanya Mas Rio. Kebiasaan buruk Mas Rio, tidak pernah menjawab salam dari ku.

"Aku praktek sampai jam 3 Mas. Mmm, Mas Rio Pulang jam berapa?" Tanya ku pada Mas Rio.

"Jam setengah 4, tunggu aku dirumah sakit" jawabnya, dan tidak lama Mas Rio memutuskan telponnya.

See, Mas Rio masih dingin dan berbicara seperlunya pada ku! Apanya yang mulai membuka hati. Jangan terlalu berharap Andira...

Nadia memandang ku dengan tatapan bingung, "Why Andira Putri Pratama?" tantanya.

"Mas Rio benar-benar irit bicara. Kamu tau Nad? Kalau aku bareng Mas Rio, diemnya Mas Rio nular sama aku!" jawab ku.

Nadia langsung tertawa setelah mendengarkan penjelasan dari ku. "Yaampun, Dira kemana sifat bawel kamu haaah? Mas Rio bener-bener bisa bikin kamu jadi anak pendiem ya hahaha. Ah waktu istirahat sudah habis, aku harus kembali keruangan ku. Pulang dijemput Mas Rio kan? Yess ga perlu nganterin kamu" kata Nadia sambil berbalik dan berjalan keluar ruangan ku.


Rio pov

Aku menunggu kabar dari Dira, setelah pulang dari apartemen ku Dira tidak memberikan ku kabar apapun. Bahkan dia belum mengatakan jadwal jam pulangnya hari ini. Aku menimang-nimang hp ku, apa aku harus menghubunginya?

I LOVE YOU!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang