Warning: Sangat sangat sangat pendek!!!
***
"Kau gila?!" Ujar Emily.
Pandangannya tak lepas dari Alexei yang tengah memandangnya dari tepi ranjang.
Alexei tersenyum miring. "Bukankah sudah kukatakan untuk tidak meremehkanku." Balasnya seraya melepaskan dasi yang melingkar di lehernya.
Emily mengambil bantal yang ada di sisinya dan melemparnya ke arah Alexei. "Dasar pria brengsek!"
Alexei berkelit. "Seharusnya tidak begitu," jemarinya membuka satu persatu kancing kemejanya.
Dada offside Emily bergerak naik turun. Bagaimana ini, Nicholas rupanya benar-benar terpancing.
Bahkan sedikitpun Emily tidak akan pernah menduganya. Setidaknya sebelum sekarang ini, ketika ia untuk yang pertama kalinya melihat Alexei yang selalu tampak dingin, bersikap bak api yang mampu membakar apapun yang ada didekatnya.
Hingga sebuah ide melintas di dalam kepalanya. Ya, hanya inilah satu-satunya cara untuk melawan pria ini.
"Oke," Emily berkata lantang. Tatapannya menantang sang singa jantan.
Alexei spontan menghentikan langkah. Bagaimana tidak, seharusnya gadis itu ketakutan bukan. "Apa yang kau lakukan?" Gantian dirinya yang terheran-heran.
Wajar, mengingat Emily yang kini setengah berdiri ditengah ranjang tanpa aba-aba mulai melepas pakaiannya satu persatu.
Diturunkannya dengan amat perlahan gaun yang ia kenakan. Membuat Alexei mau tak mau menelan liurnya ketika melihat setengah dari gunung gede milik Emily.
"Kukatakan untuk yang terakhir kali. Jangan menantangku!" Alexei memberikan satu kesempatan lagi sebelum semuanya menjadi seperti apa yang kejantanannya inginkan.
Emily terdiam. Dalam hatinya merasa lega, setidaknya meski Alexei kini sudah bertelanjang dada dan membuatnya mau tidak mau kesulitan untuk berkedip. Ia harus segera mengambil kesempatan ini.
"Baiklah, kalau begitu kita akhi-" mata Emily seketika membesar. Bola matanya bahkan nyaris melompat keluar. "CICAK!!!" Jeritnya menggelegar.
Ia melompat dari atas ranjang dan berlari mendekati Alexei. "SINGKIRKAN! SINGKIRKAN MAKHLUK ITU!!" teriaknya.
Sungguh, Alexei benar-benar ingin menolong gadis ini. Tetapi.... "Cicak itu menempel di dadamu bodoh!!"
"AMBIL! CEPAT AMBIL! AKU BISA MATI KARENA CICAK ITU!!"
Alexei tercengang. "Bagaimana mungkin kau bisa mati gara-gara cicak!"
Emily semakin menggila. Tidak hanya melompat-lompat hingga cicak itu semakin masuk ke dalam pakaiannya. Ia bahkan dengan nekat melepaskan gaun itu hingga hanya menyisakan korset serta segitiga yang menutup perabotnya.
Damn! Alexei tidak akan bisa menahannya lagi kalau begini. Ia memang benci wanita, tetapi... gairah seksual akan lawan jenis tentunya tidak akan pernah bisa ia pungkiri.
Alexei menarik tubuh Emily mendekat. "Tutup matamu." Ujarnya.
Emily menurut. Kedua matanya terpejam erat. Rasa takutnya akan hewan itu seakan membuatnya hilang akal sehat.
Setidaknya, satu hal yang kini membuatnya tersadar.
Sentuhan jemari Alexei yang menelusup ke dalam korsetnya. Dengan amat perlahan, membuat darahnya berdesir hingga merasa sedikit geli.
Emily membuka mata secara perlahan. Melihat Alexei yang tengah melempar jauh hewan laknat bin terkutuk itu. Sungguh, Emily benar-benar membenci cicak.
Alexei kembali melihat gadis itu, menatap langsung ke dalam matanya.
Tubuh Emily bergetar hebat di dalam pelukannya. "Sudah kusingkirkan, jadi kau tidak perlu takut." Tegasnya.
Emily menatap takjub Alexei. Baginya, kini pria itu bak pahlawan bertopeng yang telah menyelamatkannya dari cengkeraman makhluk buas.
Tapi, ada hal lain yang mengalihkan perhatiannya kini.
"Apa hewan itu menyakitimu?" Oke, Alexei mulai berlebihan.
Emily menjawab dengan gelengan kepala.
"Aku akan menyingkirkan debu yang di bawa hewan itu dari tubuhmu." Fix, gantian Alexei yang kehilangan akal sehatnya.
"Silahkan," begitupun dengan Emily.
Keduanya saling bertatapan dalam kesunyian, sebelum Alexei meniup lembut dada Emily seraya mengusapnya. Seakan, benar-benar ada debu yang menempel di dada gadis itu.
Ujung jemari Emily spontan mencengkeram bahu bidang Alexei.
Oh God, ketika Alexei melakukan itu... entah mengapa rasanya seperti ada sesuatu yang menekan kewanitaannya.
Inikah yang dinamakan terangsang... pikir gadis itu.
Alexei mengangkat wajahnya. "Aku akan membantumu melepaskan korset yang menyiksa ini. Bolehkah?"
Emily menggigit bibir ala film fifty shades.
Dan tindakan Emily barusan dianggap sebagai tanda setuju oleh Alexei. Oh, haruskah ia meminjam cambuk pada pak kusir agar bisa menghayati film itu.
***
To be continue. SOON, ON SATURDAY NIGHT.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Billionaire
RomanceKarena kesalahpahaman, Nicholas Alexei seorang executive muda ternama terpaksa menikahi seorang gadis yang baru ditemuinya, Emily Dawson. Tidak hanya itu, Alexei pun terpaksa harus menerima status barunya sebagai seorang Ayah dalam waktu sekejap mat...