"Gibran, gue enggak tahu harus ngomong sama siapa."
"Anjir, lo kenapa emangnya? Abis nabrak anak menteri?"
"Kagak. Gue yang ngirim blackmail ke Ganindra."
"Eh? Lo ngapain...."
"Gue serius, Bran. Mungkin abis ini gue udah diserbu sama Kak Salman cs berhubung Ganindra kenal deket sama doi."
"Bukan kenal deket, tapi emang dari dulu udah kenal."
"Ya, kayak gitu, deh."
"Tapi gue belum tahu soal blackmail itu. Emangnya kenapa?"
"Jadi ya gue nulis blackmail itu gara-gara gue tidak suka sama gayanya dia. Dia terlalu songong terus sombong, pulak. Terus...."
"Terus kenapa?"
"Dia cari gara-gara sama anak kader, 'kan? Gue tahu itu. Lo enggak apa-apa, 'kan? Pasti dia kasar sama lo...."
Sebenarnya gue juga enggak terima kalau ada orang yang enggak tahu apa-apa soal lo, Ndra. Gue tidak suka itu.
"Lo baru kenal sama dia di SMA. Gue udah kenal dia dari kecil, bahkan bokap gue bilang kalau gue udah ketemu dia pas umur gue masih lima bulan. Logis, tidak? Namun gue udah kenal Ganindra luar dalam hingga gue hafal semua kebusukan kecilnya, justru gue ngaku sendiri kalau gue lebih busuk daripada orang yang punya perasaan seperti dia. Lo sendiri juga busuk, 'kan?"
Tumben-tumbenan gue ngomong panjang lebar, but i have to.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Pelangi Akan Hadir Selepas Hujan Deras #Wattys2017
Short StoryLovelet : Dari gue untuk doi Gue suka nulis surat dan surat itu tidak pernah sampai pada orangnya. Entah karena gue enggak niat ngasih atau emang gue enggak mau dia tahu kalau gue menulis kehidupannya di puluhan surat yang gue tulis ini. #59...