7

4.6K 278 7
                                    

Veranda

Kinal samasekali tidak menolak ciumanku. Aku berharap tidak ada yang melihatnya tadi.

"Kinal..." lirihku.

"A..ku mau pulang."

Ia melepaskan tangannya dari leherku dan langsung pergi.

Pernah liat orang gila  yang senyum-senyum sendiri sambil jalan? Kayanya sekarang aku begitu. Senyum- senyum sendiri inget-inget lagi kejadian tadi, hihi.

Friendly Veranda is BACK IN ACTION!

Bagiku, Sekarang Kinal bukan lagi si tengil yang menyebalkan. Ia bagaikan cahaya untuk hatiku yang  gelap, Air untuk tanah yang kering.

Terimakasih, Kinal.

Kinal

Banyak orang yang mengatakan bahwa perubahan itu bisa datang kapan saja, termasuk Veranda.

Ia yang tadinya membenciku, malah menciumku seperti tadi.

Aku tidak tahu apakah itu sebuah spontanitas atau memang dari hatinya, aku tidak tahu apakah aku harus senang atau malah bahagia? Yang jelas sekarang aku harus melupakan kecupan itu.

Sebelum aku menjadi orang gila karena terlalu lama tersenyum sendiri.

Setelah aku pulang dari sekolah, aku pergi ke sebuah coffee shop didekat rumah. Sejenak melupakan kejadian kejadian yang sudah terjadi beberapa hari ini.

Banyak yang bilang kalau tempat yang pas untuk melupakan hal hal buruk yang telah terjadi adalah bar, atau diskotik. Tidak untukku. Coffee dan buku adalah salah satu hal yang bisa membuatku lupa waktu.

Sejak Veranda datang dengan hebatnya, dengan panggilan khasnya padaku.

Aku bohong.

Aku suka panggilan itu.

Tapi aku lebih menyukainya ketika ia menciumku tadi.

Oh Veranda, tanggung jawab kau!

Aku tersenyum sampai panggilan di handphoneku masuk. Itu bibi.

"Halo bi? Ada apa?"

"Non Kinal.. Ibu.."

"Ibu kenapa bi?"

"Ibu meninggal non.."

Kebahagiaan itu sekejap hilang.

"Meninggal kenapa.. bi?"

"Kecelakaan, non"

"Sama bapa nggak?"

"Bapa ikut, tapi nggak kenapa napa.."

Veranda

Ada beberapa hal yang kita harus ceritakan dan ada beberapa hal yang harus kita simpan baik baik dalam diri kita sendiri.

Seperti hari ini.

Aku mencoba untuk menelepon handphone Kinal, tapi sia sia. Hanya nada operatornya yang menjawab.

Kemana dia?

Aku mencoba menghubungi nomor telepon rumahnya, Tetap sia sia.

Yasudah, kita tunggu saja besok.

Keesokan Harinya.....

Veranda menonton berita pagi itu.

"Sebuah Kecelakaan tabrak lari terjadi di Jalan Tol Jakarta - Bandung km 110. Korban diketahui sebagai Sepasang suami Istri yang belum diketahui namanya."

"Hm. Kecelakaan tabrak lari." gumam Veranda

Ia mematikan Televisi lalu berjalan keluar kamarnya. Turun ke bawah dan langsung berangkat bersama supirnya.

Sesampainya di kelas, Bell berbunyi dan Mrs. Sisca Masuk.
Ia mengabsen para siswa yang ada dikelas, lalu memanggil nama Kinal.

"Devi Kinal Putri?"

"Izin, bu. Ibu-nya Kinal meninggal." jelas Ghazali.

Veranda terlonjak kaget.

"Jadi... yang tadi pagi itu orangtuanya Kinal?"

TBC

I'm In Love With My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang