Langit tidak terlihat cerah tapi Jongin tetap melangkahkan kakinya tanpa berpikir sedikitpun untuk membawa payung. Ia kini berjalan masuk ke dalam sebuah rumah yang berjarak hanya beberapa langkah dari rumahnya sendiri.
Soojung sedang memakai sepatunya saat Jongin tiba di teras rumahnya. Melihat Soojung hampir siap ia tersenyum tipis.
"Semuanya sudah?"
Soojung mengangguk dan meraih tas punggungnya.
"Hari ini aku cepat 'kan?" Kata Soojung sambil tersenyum lebar
"Besok-besok juga. Jangan hanya hari ini saja."
Soojung mendengus kesal lalu mendecih pelan.
"Susah ya buat dapat satu pujian aja."
Jongin tidak menanggapi Soojung. Matanya tertuju ke arah dalam rumah saat melihat siluet Sooyeon-kakak Soojung-melintasi ruang tamu. Jongin menebak dalam hati kurang dari tiga detik perempuan yang lebih tua lima tahun dari Soojung dan dirinya itu akan muncul di depan pintu.
"Good morning."
Benar kan?
Jongin tersenyum padanya. "Kapan nyampe?"
"Tadi malam. Gimana kabar, Jong?"
Oh ya, Sooyeon meneruskan sekolahnya di San Fransisco setelah lulus dari sekolah menengah atas. Ia pulang hanya saat musim dingin saja. Karena saat musim panas Soojung dan orang tuanya yang akan mengunjunginya di sana.
"Kabarku baik." Jawab Jongin seadanya.
Sooyeon berdecak singkat.
Ternyata Jongin masih memelihara image cool-nya.
"Basa-basinya basi." Tiba-tiba Soojung buka suara sambil melipat tangannya di dada.
"Laki-laki ini, dia udah tau eonni nyampe tadi malam. Aku nelpon dia waktu nahan ngantuk gara-gara nunggin lama banget." Jelas Soojung sambil berdiri dan menatap Jongin tajam. Sedangkan yang di tatapnya hanya balik menatapnya datar.
Soojung mengamati wajah Jongin lama tapi tidak menemukan perubahan ekspresi apapun akibat penjelasannya. Sedangkan Sooyeon tampak menunggu dengan semangat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Apakah Jongin yang akan tertawa bodoh atau Soojung yang akan menyerah.
Tentu saja Soojung yang akan menyerah. Karena jika Jongin tertawa bodoh maka dunia sesungguhnya sudah terbalik.
Soojung menghela nafasnya dan mulai berjalan lesu.
"Lupakan. Kita berangkat dulu." Ucap Soojung lemas sambil menarik ujung jaket Jongin.
Jongin tersenyum tipis pada Sooyeon sambil mengikuti Soojung dari belakang.
"Tunggu dulu!"
Langkah kaki mereka terhenti dan menatap Sooyeon yang masih berdiri di pintu masuk rumahnya.
"Kalian nggak lihat sekarang mendung?"
Dengan kompak Jongin dan Soojung menatap langit.
"Ambil payung dulu di belakang."
Soojung langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak perlu. Jongin bakalan jadi payung aku."
Jongin mengangkat sebelah alisnya begitu mendengar perkataan Soojung.
"Dia bakalan lepasin jaketnya melindungi aku dari air hujan. Romantis banget 'kan?"
Ya Tuhan.
Jongin memutar matanya dan mulai berjalan lagi sambil menyeret Soojung.
"Sudah ku bilang jangan terlalu banyak nonton drama." Gerutu Jongin sambil terus berjalan.