Kisah Pang Awi

122 0 0
                                    

Home » Cerita Rakyat Kalimantan Tengah » Kisah Pang Awi, Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
SATURDAY, 21 NOVEMBER 2015 CERITA RAKYAT KALIMANTAN TENGAH
Kisah Pang Awi, Cerita Rakyat Kalimantan Tengah

Kisah Pang Awi, Cerita Rakyat Kalimantan Tengah ~ Pak Awi dan mak Awi ini hanya beranak seorang saja, perempuan. Entah bagaimana pada suatu hari emak Awi berkata kepada pak Awi. "Bagaimanakah kita ini pak Awi? Garam kita ini habis . Setiap hari aku memasak Gulai kita terus tawar."

"Eh, Eh" kata pak Awi. "Jangan sakit hau kata pak Awi. Begitu subuh nanti cepat-cepatlah memasak supaya aku pergi ke hulu sana. Mandatangi di hulu sana!"

"Baiklah" kata mak Awi.

Begitu hari terang pak Awi lalu berangkat membawa bakul satu, lalu ia melepaskan tali perahu terus mendayung/berkayuh.

Begitu kira-kira di pertengahan tanjung orang menanyai dia.

"Kemana engkau pak Awi?"

"Sengajaku berdayung ke hulu disitu."

Begitulah berulang-ulang terus menerus orang menanyai dia.

Tidak begitu lama, dua tiga tanjung berkayulah, sampailah ia di dermaga lalu ia mengikat perahunya. Sesudah itu dia naik. Tidak begitu lama sampailah ia dimuka rumah lalu disambut oranglah pak Awi.

"Hau, silahkan masuk, pak Awi. Lama engkau tak bertemu. Bisa juga rindu perasaanku."

"Memang saya masuk walaupun kalian tidak mempersilahkan saya."

Demikianlah pak Awi lalu masuk dan terus duduk.

Setelah bercerita pak Awi lalu menanyakan dia, apa gerangan tujuannya pak Awi.

"Sengaja saya datang ini kalau-kalau ada kasihmu. Saya mau meminta garam untuk kami beranak bini, karena kami kehabisan garam. Untuk menggarami segala macam pakis, segala rebung."

"Hau, boleh pak Awi. Memang kebiasaan kita begini yaitu bisa saling meminta dan memberi segala barang."

Demikianlah tidak berapa lama pak Awi meminta permisi turun dan minta lagi disatu rumah lain. Begitulah seterusnya. Akhirnya habis, setiap rumah di kampung itu. Lalu penuhlah bakul yang di bawa pak Awi. Terus dia balik pulang menuju perahunya. Lalu dilepaskannya tali parahunya terus dia berkayuh. Begitulah di amilir. Tiba ditengah-tengah pulau pakis dan rebung, berhentilah dia. Lalu ia mengikat tali perahunya. Maka ia mengangkat bakul yang berisi garam. Sampai disitu lalu ia menabur habis garam yang sebakul itu. Setelah itu pak Awi bermaksud pulang kembali. Entah apakah waktu ia kembali sampai ke perahunya, tiba-tiba terlihat olehnya tanduk.

"Akui apa artinya rusa ini tidur di perahuku ini."

Begitulah pak Awi pelan-pelan melangkah lalu ia melepaskan tali perahunya. Setelah itu ia naik lalu mengambil pengayuh terus dia mendayang perlahan-lahan.

Maka di pertengahan tanjung banyak orang yang menanyai tujuannya semula.

"Oh, pak Awi, apa yang kau kayuh?"

"Jangan ribut, rusa tidur."

Lalu pak Awi berkayuh. Tak berapa jauh dari situ ditanyai orang lagi bahkan dipanggil orang dia. "Oh, pak Awi, apa yang kau dayung di dalam perahu?"

Terus pak Awi berkayuh.

Bosan sudah pak Awi oleh Pertanyaan-pertanyaan orang terus menerus. Berteriaklah dia karena orang menanyai dia.

"Oh, pak Awi" Keras-keras orang memanggil dia." Apa yang bercabang-cabang dalam perahumu itu rupanya!"

"Jangan ribut, rusa tidur!"

Asik baca dongeng Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin