Pulau nusa

88 0 1
                                    

Beranda | Cerita Terbaru | Berita | Artikel | Kedai Pustaka | Donasi | Peta Situs


Sabtu, 6 Agustus 2016


• Beranda   » Cerita Rakyat Nusantara »
Kalimantan Tengah - Indonesia

Rating :  2.6 (31 pemilih)

Pulau Nusa adalah sebuah pulau yang terletak di Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Bentuk pulau itu berkelok-kelok seperti ular naga. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat setempat, pulau ini terbentuk dari seekor naga besar yang sudah mati di dasar Sungai Kahayan. Peristiwa apakah yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bangkai naga besar itu bisa menjelma menjadi sebuah pulau? Temukan jawabannya dalam cerita Asal Mula Pulau Nusa berikut ini!

* * *

Alkisah, pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang laki-laki bernama Nusa. Ia tinggal bersama istri dan adik ipar laki-lakinya di sebuah kampung yang berada di pinggir Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah. Pekerjaan sehari-hari Nusa dan adik iparnya adalah bercocok tanam dan menangkap ikan di Sungai Kahayan.

Pada suatu waktu, kemarau panjang melanda daerah tempat tinggal mereka. Kelaparan terjadi di mana-mana. Semua tanaman penduduk tidak dapat tumbuh dengan baik. Tanaman padi menjadi layu, buah pisang menjadi kerdil. Air Sungai Kahayan surut dan ikan-ikannya pun semakin berkurang.

Melihat kondisi itu, Nusa bersama istri dan adik iparnya memutuskan untuk pindah ke sebuah udik (dusun) dengan harapan akan mendapatkan sumber penghidupan yang lebih baik. Kalaupun tanaman singkong penduduk kampung itu tidak ada, setidaknya tetumbuhan hutan masih dapat membantu mereka untuk bertahan hidup.

Setelah mempersiapkan bekal seadanya, berangkatlah mereka menuju udik dengan menggunakan perahu. Setelah tiga hari menyusuri Sungai Rungan (anak Sungai Kahayan), sampailah mereka di persimpangan sungai. Namun, mereka tidak dapat melanjutkan perjalanan, karena ada sebatang pohon besar yang tumbang dan melintang di tengah sungai. Untuk melintasi sungai itu, mereka harus memotong pohon itu. Akhirnya Nusa dan adik iparnya secara bergantian memotong pohon itu dengan menggunakan kapak.

Hingga sore, pohon itu belum juga terputus. Perut mereka pun sudah mulai keroncongan. Sementara bekal yang mereka bawa sudah habis. Akhirnya, Nusa memutuskan untuk pergi mencari makanan ke hutan di sekitar sungai itu.

"Aku akan pergi mencari makanan di tengah hutan itu. Kamu selesaikan saja pekerjaan itu," kata Nusa kepada adik iparnya yang sedang memotong pohon itu.

"Baik, Bang!" jawab adik iparnya.

Setelah berpamitan kepada istrinya, berangkatlah Nusa ke tengah hutan. Tidak lama kemudian, Nusa sudah kembali membawa sebutir telur yang besarnya dua kali telur angsa.

"Hei, lihatlah! Aku membawa makanan enak untuk makan malam kita. Dik, tolong rebus telur ini!" pinta Nusa kepada istrinya.

"Maaf, Bang! Adik tidak mau, karena Adik tahu telur binatang apa yang Abang bawa itu," jawab istri Nusa menolak.

"Ah, Abang tidak peduli ini telur binatang apa. Yang penting Abang bisa kenyang. Abang sudah tidak kuat lagi menahan lapar," kata Nusa dengan nada ketus.

Akhirnya, telur itu dimasak sendiri oleh Nusa. Hampir tengah malam telur itu baru matang. Ia pun membangunkan istri dan adik iparnya yang sudah terlelap tidur. Namun keduanya tidak mau memakan telur itu. Akhirnya, telur itu dimakan sendiri oleh Nusa sampai habis. Sementara istri dan adik iparnya kembali melanjutkan tidurnya.

Keesokan harinya, alangkah terkejutnya Nusa saat terbangun dari tidurnya. Tubuhnya dipenuhi dengan bintil-bintil berwarna merah dan terasa sangat gatal. Ia pun mulai panik dan kemudian menyuruh istri dan adik iparnya untuk membantu menggaruk tubuhnya. Namun anehnya, semakin digaruk, tubuhnya semakin terasa gatal dan perih. Melihat kondisinya seperti itu, Nusa segera menyuruh adik iparnya untuk pergi mencari bantuan. Sementara istrinya terus membantu menggaruk tubuhnya.

Asik baca dongeng Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin