[2]

25 6 0
                                    


Author POV

Amy memejamkan matanya merasakan sakit dikepalanya.
Ia sadar saat dibawa kerumah sakit,kepalanya terus berdenyut-denyut.
"Ma"panggil Amy.
Mamanya masih tertidur,Amy melirik jam dinding ditengah-tengah ruanganya masih pukul 02.17.

Amy sesekali menguap,memandang jendela tepat disampingnya,matahari belum memunculkan dirinya.
Amy menguap untuk ketiga kalinya.
Handphone Mamanya bergetar,Amy memandang handphone Mamanya.
Rasanya ingin ia mengangkatnya,tapi disatu sisi ia sangat takut.

Amy memberanikan dirinya membuka handphone Mamanya,tertera nama Papa.
Amy sumringah dan memcoba untuk membangunkan Mamanya.
"Mama!"panggil Amy berkali-kali,"Nghh.."Mamanya diguncang-guncangkan.

"Ma,ada telepon dari Papa,"ucap Amy.
"Yaudah,Amy angkat aja"jawab Mamanya yang masih menutup rapat matanya.
Amy mengangguk kecil,ia tau Mamanya tak akan tahu jika ia mengangguk.

Amy langsung mengambil ponsel Mama dan menjawab panggilanya.

"Halo,"

"...."

"Papa ini Amy,kapan Papa sampai?,Amy tunggu ya!"

"....,..."

"Kenapa?"

".....,......"

"Tapi kan udah 1 tahun Papa nggak dateng ke ulang tahunya Amy"

"..."

"Yaudah,ng..gakpapa deh Pa"

Tut....Tutt....Tuut...

Amy menutup sambunganya,berusaha untuk tidur lagi.
Tapi nyatanya tidak bisa.
Amy bukanlah tipe anak yang mudah lupa dari apa yang ia lakukan sebelumnya.
Bahkan rasa sakit hati dari tahun lalu pun masih ia bawa ditahun ini.
Bagaimana tidak lupa,semua hal yang sangat menyakitkan baginya selalu saja terngiang ditelinganya.

Amy memejamkan matanya,merasakan rasa kantuk yang akhirnya datang padanya.

****

Ariana menghembuskan nafasnya menunggu kedatangan keluarganya dibandara.
Sudah lebih dari 1 jam ia menunggu.

"Ari"panggil seorang remaja mendekatinya.
Ariana hanya memandang aneh perempuan yang sebaya denganya itu.
"Who are you?"tanya Ariana menggunakan bahasa Inggris yang berlogat ala Jepang.
Yup,Ariana tinggal di Jepang dari usia 3 tahun.

Ariana sebetulnya bisa berbahasa Indonesia,hanya saja terbata-bata.
Karena jarang dipakai di negrinya,gadis yang sebaya denganya hanya tersenyum menyambutnya.

'Nyasar apa ni orang?,gak salah?'batin Ariana.

"Remmember me?"tanya remaja itu mendongkak menatap Ariana.

Ah?

****

"Amy?"panggil Mama Amy menatap anaknya yang mulai membuka matanya perlahan.
Amy membuka matanya,dan mendapati semangkuk bubur dihadpanya.

"Amy makan ya!"ucap Mama dan menyuapkan bubur itu kemulut Amy.

Amy sangat bahagia,tentu saja sudah berapa lama ia tidak melakukan hal seperti ini?

Sudah lama sekali ia tidak pernah melakukan hal yang berbau keluarga.
Tentu saja ini sangat aneh baginya,bagaimana tidak ia sama sekali tidak menyadari hal yang telah terlupakan.

"Ma,Amy udah kenyang"ucap Amy pada Mamanya yang hanya mengagguk kecil.
"Amy mau pulang"kata Amy lagi,Mamanya tidak bisa berbuat apa-apa.
Bagaimana kalau luka dikepalanya sangat berbahaya?
Tentu saja Mamanya tidak akan memperpendek umur anaknya sendiri.

Dreams...

"Aku tidak mengenalmu,memangnya kamu siapa?"tanya Ari yang hanya memerhatikan gerakan Amy.
"Apa aku harus menjelaskanya?"tanya Amy.
"Tentu saja,"ujar Ari.

Amy hanya tersenyum simpul,mengetahui bahwa Ariana sama sekali tidak mengenalnya.
"Serius?"Amy berusaha bergurau denganya.
"Kalau tidak,yasudah.Lagi pula aku tidak terlalu ingin tahu"kata Ari memalingkan wajahnya.
Amy terkekeh,menarik tangan Ari menjauh dari bandara.
"Hey,kau mau membawaku kemana?"tanya Ari melepas genggaman tangan Amy.

"Tenang saja,aku bukan orang jahat"Amy kembali menariknya.
Ari hanya menurut dan mengikuti Amy.

*****

Hey,gimana kabar kalian.
Yup,walaupun readers dikit,ya nanti juga banyak.
Btw,tinggalkan vote and comment kalian ya!
Dan baca juga Very's life cari aja diwork aku.

Thnx....

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang