BAB 2

5 1 0
                                    

SISKA

Sesampainya di kampus aku lansung mencari sahabatku lia yang seharusnya sudah menungguku di kampus.

Aku clingak clinguk kesana kemari mencari keberadaan lia, yang dalam WA nya nungguin aku di parkiran. Tiba-tiba...

" Hy" tepuk seseorang dari belakang.

"O.... God"jawabku kaget

Ternyata itu lia, sahabatku yang super pecicilan.

Lia hanya tertawa melihat ekspresi kagetku. "Untung aja gue gak punya riwayat penyakit jantung. Kemana aja lo " lanjutku sinis.

"Gue disini aja, lo aja yang gak liat, hahahaha"

"Iseng banget sih..."

LIA

Saat siska nge WA, entah kenapa pikiran isengku seolah bergejolak.

Setelah balas WAnya, aku bersembunyi dikursi taman yang tertutup bunga agar saat siska datang dia tidak dapat melihatku.

Benar saja, saat turun dari mobil sembari asik mengacak acak handphone nya, siska mulai mengarahkan pandangannya ke setiap sudut parkiran, seolah seperti detektif mencari korban.

Hahahahaha, melihat ekpresi wajahnya saja sudah membuatku girang.

Dengan sangat pelan dan berlahan aku menuju kearah siska.

"Hy" tepukku dari belakang.

"O.... God"jawabnya kaget

Aku hanya tertawa melihat ekspresi kagetnya. "Untung aja gue gak punya riwayat penyakit jantung. Kemana aja lo " lanjutnya sinis.

"Gue disini aja, lo aja yang gak liat, hahahaha"

"Iseng banget sih..."

Puas banget rasanya ngeliat muka pucat siska. Jujur, baru kali ini aku melihat siska yang pucat. Biasanya aku hanya melihat ekspresi siska yang selalu percaya diri tanpa pernah melihat sedikit keraguanpun darinya.

Karna ekspresi nya ini, aku merasa sangat sangat puas. Akhirnya aksiku herhasil.

SISKA

"Aw...." jerit kerasku, saat seseorang menabrakku dan membuat bajuku sedikit berantakan.

"Maaf maaf... Gue gak sengaja... "
Tegas laki-laki yang menabrakku.

"What....? "

"Lo narok mata dimana ha, segede ini gue lo gak liat? "

"Oo god, mimpi apa gue ketemu ama lo?"

"Stop... Lo gak bisa ngomong pake titik koma apa?" suara laki - laki itu menghentikan suaraku.

"Ok... Ini pure salah gue, gue udah minta maaf sama lo kan. Ya kalo lo ada yang sakit gue bakal tanggung jawab" tegasnya lagi.

"What... Lo gak tau siapa gue"

"Gue tau lo siapa, manusia kan? Atau, maaf apa lo rubah ekor 9? Hehe" jawabnya sinis tanpa membiarkan aku untuk memperjelas statusnya.

Hampir saja tanganku mendarat di pipi laki-laki tampan itu, namun ditangkap oleh lia yang dari tadi asik memperhatikan kami berdua.

"Lia... " lia tak menggubrisku.
Lia menarikku pergi dari laki-laki itu, sembari melontarkan senyum manis padanya. " maafin teman gue ya" ucapnya sambil berlalu.

***

"Lo belain dia, cowok yang entah dari plenet mana datangnya." ucapku sambil melepaskan tangan lia dariku.

Pleace... Come To My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang