BAB 5

3 0 0
                                    

RIKAS

Ini sih jodoh banget, bagaimana mungkin aku lagi mikirin dia, tiba tiba muncul sendiri di hadapanku. Dirumahku pula.

"Hy siska, " sapaku

"Ooooo, hy. Lo ngapain di sini?" tanyanya kembali.

"Gue?"  seruku bingung.

"Ya elo, siapa lagi?"

"Bukannya seharusnya gue yang nanya gitu?"

"Ooo my god, sorry gue lupa, lo kan anaknya tante putri. Ngapain juga gue nanya lo disini." jawabnya dengan nada yang manis.

"Hahahaha, jadi ngapain lo di rumah gue" tanyaku kembali padanya.

"Tadi tante putri lihat desain gue buat peresmian cabang hotel lo di bandung"

"Ooo gitu..."

"Ya gitu deh, ya udah gue pamit ya, gue masih banyak kerjaan."

"Ok...."

Dia berlalu tampa menghiraukanku lagi. Dia sibuk dengan iphone ditangannya dan menuju mobilnya yang akhirnya melaju pergi jauh dari rumahku.

"Assalamualaukum bun" aku menghampiri bunda dan mencium tangannya.

"Waalaikumsalam, kamu pasti capek banget ya?"

"Nggak ah bun, biasa aja."

"Loh, emangnya hari ini anak bunda gak jadi ke bromo? Katanya ada suting disana?" tegas bunda.

"Iya, aku malah baru nyampe banget dirumah"

"Trus kok gak capek sih" tanya bunda

"Kalo udah liat bunda mah, semua capek rikas tu hilang semua."

"Ah kamu, ngegombalin bunda terus. Sana mandi, trus salat. Habis itu bunda tunggu makan malam ya?"

"Ok bunda, "

Aku meninggalkan bunda di ruang tamu, aku bergegas menuju kamar dan bersiap siap untuk membersihkan diri.

***

SISKA

Sore ini aku sendirian di butik. Sebenarnya ada wina dan meli sih, tapi mereka udah ada tugas untuk melayani pembeli di sini.

Lia udah pulang duluan, katanya dia kurang enak badan. Aku heran, kenapa lia selalu aja ada alasan saat aku menawarkan untuk mengantarnya pulang.

6 tahun berteman dengan lia, aku belum pernah datang kerumahnya.

"Ah sudahlah, lia juga butuh istirahat."

"Wina, tolong ambil kain yang warna ini di gudang, gue mau semuanya ada di sini ya. Dan meli beliin gue capucino ke luar."

"Baik buk,"jawab mereka serentak.

Semua bahan sudah berada di dekatku. Aku mulai mengukur ukur kain itu.

Namun konsentrasiku terpecah saat iphone ku berdering. "Shit, ngapain sih mami pake nelpon gue segala." umpatku melihat layar hp.

Aku menghiraukan iphone ku dan melanjutkan pekerjaanku.
Tak lama kemudian seorang mengetuk pintu ruanganku.

"Maaf bu, ini sudah jam 10 malam?"  wina mengingatkanku.

"Benarkah?" aku melirik jam dinding. "Aish..... Udah malam banget, pantas aja mami nelfon gue."

"Ok win, gue siap siap pulang dulu. Lo sama meli siap siap tutup butik ya?" perintahku terhadap wina.

Aku merapikan pekerjaanku, dan mengunci ruangan kerjaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pleace... Come To My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang