Chapter 4

318 21 0
                                    

Yura POV End

Jinhwan Pov

Sudah dua hari aku tak melihat Yura,entah kemana ia pergi. Aku selalu menunggu nya di taman dekat sekolah namun ia tak kunjung datang.

Aku sempat mengikuti nya saat ia pulang sehabis dari rumahku,tapi saat itu aku kehilangan jejak nya saat menolong anak kecil yang terjatuh dari sepeda.

Flashback

"Jinhwan-ssi aku akan pulang sekarang"pamit Yura

"Kenapa cepat sekali??"tanyaku

"Anni..Takut nya nanti orang tua aku khawatir"kata Yura

"Mm..baiklah. Apa perlu ku antar?"tanyaku

"Anni gwenchana,aku bisa pulang sendiri"tolak Yura

"Geure"Yura pun pulang

Diam-diam aku mengikuti Yura dari belakang. Terlihat sedari tadi ia hanya menunduk dan terus diam. Aku ingin tau ia tinggal dimana,namun saat aku ingin terus mengikuti nya,seorang anak kecil jatuh dari sepeda dan menangis. Lutut nya berdarah,dan tanpa pikir panjang aku langsung membantu anak itu.
"Hey,apa kau baik-baik saja?"tanyaku,namun anak itu tidak menjawab dan malah menangis.

"Yah jangan menangis,sini biar Hyung bantu."aku pun menggendong anak itu. Namun saat aku melihat ke mana arah Yura pergi,ternyata ia sudah tidak ada. Aku kehilangan jejak nya. Namun aku tak memikirkan nya lagi,dan langsung membawa anak kecil itu ke minimarket terdekat untuk membeli obat.

"Apakah sudah tidak sakit?"tanya ku pada anak kecil itu.

"Ne,,kamsahamnida hyung"ucap anak itu.

"Lain kali kalau naik sepeda nya harus hati-hati jangan ngebut kayak tadi yah"saranku

"Ne, hyung aku pulang sekarang. Terima kasih sudah menolongku"ujar anak kecil itu

"Ne,hati-hati" anak itu pun pergi walau kaki nya masih terasa sedikit perih namun ia menahan nya.

Aku kembali ke rumah dengan perasaan kecewa. Aku ingin sekali mengetahui tempat tinggal Yura namun aku kehilangan jejak nya.

Flashback end

"Yura-ssi kau sebenarnya siapa? Kenapa kau membuatku menunggu kehadiran mu,eoh?"gumam ku

Aku pun pulang kerumah setelah 2 jam aku menunggu Yura di taman.
Aku sungguh kecewa.

Jinhwan Pov End

Author Pov

Yura sedang khawatir menunggu di depan ruangan ibu nya,sudah 30 menit dokter tak juga keluar. Yura sangat cemas,ia terus berdoa agar ibu nya selamat dan tetap hidup.
Hingga tak terasa air bening jatuh dari pelupuk matanya. Ia sudah tak sanggup membendung nya,ia kembali mengingat perlakuan jahat ayah nya yang menyebabkan eomma nya hampir meninggal,tidak! Mungkin sebentar lagi eomma nya akan pergi untuk selama nya. Firasat nya terus berkata bahwa eomma nya pasti tak akan selamat.

20 menit kemudian dokter keluar. Terlihat ekspresi kecewa dan menyesal di sana.
"Dok bagaimana keadaan eomma"tanya Yura berhati-hati

"Kami sungguh minta maaf..." belum selesai dokter itu berucap,Yura langsung memotong nya.

"Tidak usah terbelit-belit. Apa eomma baik-baik saja?"tanya Yura tak sabaran

"Eomma kamu...."dokter itu menggantung kan kata nya

"Kenapa dengan eomma?"teriak Yura

"Eomma kamu tak bisa di selamatkan. Kami sudah berusaha untuk menyelamatkan nya namun tak bisa. Agasshi kamu yang sabar yah"jelas Dokter itu.

Yura terdiam di tempat nya  seperti patung. Seakan ada petir yang menyambar nya. Air mata nya terus saja mengalir dengan deras. Kaki nya lemas,hingga membuat nya jatuh ke lantai. Ia sesunggukkan. Ia tak sanggup masuk ke dalam ruangan eomma nya,ia belum siap dengan kenyataan ini. Sungguh ia tak sanggup.
"Eomma"lirih Yura

Tanpa Yura sadari,dari kejauhan seseorang memperhatikan nya. Air mata telah mengalir di pipi orang itu seakan ikut sedih. Ia ingin sekali menghampiri Yura dan menenangkan nya. Namun kaki nya tak bisa melangkah,membuat nya terdiam di tempat. Dia adalah Yunhyeong,pria yang merasa sangat nyaman pada Yura padahal mereka baru saja kenal.

"Mianhae Yura-ssi, aku tak bisa menghampirimu. Entah kenapa hatiku berdetak kencang bila aku berada di dekatmu"batin Yunhyeong

oOo

Hari ini para tamu yang memakai pakaian serba hitam tengah bersujud memberi hormat pada eomma. Aku hanya diam berdiri dengan mata yang tentu nya sudah bengkak. Setelah para tamu bersujud,mereka membungkuk ke arah ku seakan turut berduka cita. Aku pun membalasnya,dan menyuruh mereka menyantap makanan yang sudah di sediakan.
Pandangan ku sungguh kosong,hingga tidak mengetahui bahwa Mr.Kim datang.
"Kim Yura"lirih Mr.Kim

Yura menatap Mr.Kim dengan tatapan kebencian,emosi nya seakan memuncak namun ia menahan nya. Ia tidak ingin eomma nya pergi dengan tidak tenang..
"Untuk apa appa kesini? Apakah apa senang jika eomma meninggal? Apakah appa sudah puas? Huh?"kata ku dengan penuh penekanan

"Yura-ya bukan begitu maksud appa..."

"Apalagi? Apakah appa ingin membunuh ku juga? Tak cukup dengan appa membunuh eomma,menyakiti perasaanku dan sekarang.... Appa ingin aku menyusul eomma juga?"ujar Yura.

"Yura mianhae,appa jeongmal mianhae. Appa sungguh menyesal,maaf kan appa"lirih Mr.Kim

"Aku....tak akan....pernah maafin appa. Sekarang pergi!"usir Yura

"Yura..."

"PERGI!!!"teriak Yura membuat semua tamu melihat kearah mereka.

Mr.Kim pun pergi meninggalkan tempat persemayaman itu

Tepat saat Mr.Kim pergi,Yunhyeong datang. Dia bersujud memberi hormat. Setelah itu ia duduk di samping Yura untuk menemani nya.
"Yura-ssi mian,jika aku tak sempat menghibur mu kemarin"ucap Yunhyeong

"Anni,gwenchana."

"Aku harap kau tetap tegar supaya eomma mu bisa tenang di surga"ujar Yunhyeong

"Ne"

Hening, keheningan kembali menyelimuti ruangan itu. Para tamu semu sudah kembali ke rumah masing-masih. Hanya Yunhyeong yang masih setia menemani Yura walau waktu sudah larut. Yura terus menangis seakan tidak ikhlas jika eomma nya pergi. Dan saat itu lah Yunhyeong berusaha untuk terus menghibur Yura.
"Yura-ssi sebaiknya kita pulang,aku yakin kau sangat lelah sekarang"ucap Yunhyeong.

Yura pun menangguk,memang diri nya sangat lelah sekarang. Ia ingin beristrahat dan memulai hidup nya seperti biasa nya.

Yunhyeong membantu Yura berdiri dan mereka berjalan keluar dan pulang.

Saat mereka hampir sampai,seseorang memanggil mereka,tidak! Bukan mereka,melainkan Yura.
"Yura-ssi..." Yura pun menoleh dan mendapati Jinhwan berlari ke arah nya.

"Jinhwan-ssi"gumam Yura

"Kau dari mana saja? Aku menunggu mu berhari-hari tapi kau tak kunjung muncul. Tunggu! Kenapa kau memakai baju seperti ini?"tanya Jinhwan seakan menyadari pakaian Yura.

"Eomma Yura baru saja pergi untuk selamanya"ucap Yunhyeong tiba-tiba.

"Ommo!! Yura-ssi mianhae,aku sungguh tidak tau jik eomma mu meninggal. Mianhae Yura-ssi"ucap Jinhwan

"Anni,gwenchana. Aku yang salah karena tidak memberi tahu mu. Maaf membuat mu menunggu"kata Yura pelan.

"Tidak apa kok. Ya sudah sebaik nya kau pulang dan istrahat. Biar aku yang antar Yura sampai rumah nya"pinta Jinhwan pada Yunhyeong

"Aku tak apa pulang sendiri,sebaiknya kalian berdua pulang. Hari sudah sangat larut"ujar Yura

"Aku akan tetap mengantar mu pulang. Dan tak ada penolakkan. Baiklah,terima kasih sudah menemani Yura dan mengantar Yura sampai sini"ucap Jinhwan pada Yunhyeong

Mereka pun pergi meninggalkan Yunhyeong sendiri di pinggir jalan yang cukup sepi itu.
"Entah kenapa melihat mu berdua bersama namja itu membuat hati ku sakit"gumam Yunhyeong sambil memegang dada bidang nya. Yunhyeong pun berbalik dan kembali menuju Rumah Sakit untuk menemani adik nya.


--Mohon vote and comment--

Dear Jinhwan(FF IKON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang