Chapter 3

399 25 0
                                    

Kaki ku baru saja melangkah masuk ke dalam rumah,membuatku kaget mendapati eomma tersungkur di lantai.
"EOMMA!!"aku segera berlari menghampiri eomma yang sudah tak berdaya.

"Eomma wae geure? Eomma ireonayeo...eomma"tangisku kembali pecah.

"Eomma jebal"ucapku berusaha membangun kan eomma,namun nihil,eomma tetap tidak sadarkan diri.

Rumah sakit sae young.....

Aku berlari mendampingi eomma yang kini di bawah oleh perawat menuju UGD. Hatiku tak henti-henti nya berdoa berharap tak terjadi apa-apa pada eomma.
Walau pun mereka jarang memperhatikan ku,tetapi aku sangat sayang kepada mereka. Aku bukan lah tipe anak yang suka dendam kepada orang tua,walau mereka selalu mementingkan hal lain di bandingkan anak sendiri.
Mataku sembap oleh air mata,kaki ku sungguh lemas,namun aku berusaha untuk kuat.

"Agasshi,berapa lama nyonya ini pingsan?"tanya dokter

"Aku tak tau,saat aku kembali kerumah,aku sudah mendapati dirinya seperti ini dilantai"jelasku

"Terdapat luka tusuk di bagian pinggang nya. Dia harus segera di operasi karena sudah banyak darah yang keluar dan juga terdapat sedikit retakan di bagian punggung"jelas dokter itu.
Aku sungguh kaget mendengar penjelasan dokter itu, aku sungguh tidak tau apa yang telah appa lakukan pada eomma sehingga eomma menjadi seperti ini. Appa sungguh tega terhadap eomma,dulu mereka sangat mencintai dan bahagia namun sekarang malah sebaliknya. Terdapat rasa benci dari kedua nya hingga tega melakukan hal berbahaya seperti ini. Aku sungguh tak tau harus apa,rasanya ingin mati saja dari pada hidup sengsara seperti ini.

"Tuhan kenapa cobaan mu sangat berat? Huh? Aku sungguh tidak sanggup melewati nya"batinku

....

Jam menunjukan pukul 10 malam,aku masih terjaga menunggu eomma bangun setelah operasi. Sudah 4 jam eomma tak bangun,membuat diriku sungguh khawatir.

"Eomma ireona jebal..mm..ireonayeo"ucapku

"Eomma mianhae,aku sungguh menyesal meninggalkan eomma dirumah. Aku menyesal telah pergi waktu itu. Aku sungguh minta maaf,jadi bangun eomma"mohonku


Aku keluar dari ruangan eomma untuk membeli minuman karena tenggorokan ku sangat kering. Waktu memang sudah larut,tetapi kantin rumah sakit ini buka sampai 24 Jam.

Ku bayar minuman yang berada di genggaman ku.
"Ini kembalian nya nona"

"Ah kamsahamnida"aku pun melangkah meninggalkan kantin,namun baru 3 langkah aku berjalan,pandangan ku teralih pada seorang namja yang duduk di pojok kantin. Seperti nya ia tertidur disana. Namun entah kenapa,kaki ku melangkah mendekati nya.

"Kenapa ia bisa tertidur disini?"gumamku. Aku pun berusaha kembali ke ruangan eomma,namun sebuah tangan menghentikan langkah ku.

"Tunggu!"ternyata namja itu yang memegang tanganku.

Aku hanya mengernyitkan dahiku,dan menunjukan ekspresi datar.
"Kenapa?"tanyaku

"Kau..bisakah kau menemaniku di sini? Walau hanya se jam"ucap nya

"Aku? Kenapa harus aku?"tanyaku bingung

"Karena tak ada orang lain lagi selain dirimu"jawabnya. Memang sih,di kantin ini hanya ada aku dan namja ini.

"Kau kenapa? Kenapa keadaan mu berantakan sekali?"tanyaku penasaran.

Dia diam tak menanggapi.

"Oh baiklah,kau memang tak harus menjawab pertanyaanku"kataku

"Yunhyeong,Song Yunhyeong..kau?"ucap nya memperkenalkan diri.

"Mm..Yura..Kim Yura"
Dia hanya mengangguk. Kemudian kembali diam.

Tak ada percakapan yang terlontar dari mulut kami,hanya keheningan yang menyelimuti. Kami terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Aku harus kembali"pamit ku memecah keheningan. Belum sempat Yunhyeong menjawab,aku berlalu begitu saja meninggalkan nya.
Dan tanpa Yunhyeong sadari,senyuman telah mengembang di wajah tampan nya.

....

Aku membuka pintu ruangan eomma,dan hendak masuk. Namun baru saja aku melangkah,pandangan ku mendapati appa tengah berdiri di sana sambil melepas alat bantu pernapasan eomma. Mataku terbelalak melihat apa yang telah appa lakukan pada eomma.

"Appa..."gumam ku berhasil membuat appa kaget setengah mati.

"Yu..Yura"appa sungguh tak tau harus apa. Ia gelagapan dan gugup.

"Apa yang appa lakukan? Kenapa appa melepas alat pernapasan eomma? Huh?"tanya ku berusaha tenang,agar appa bisa menjawab pertanyaan ku.

"Mm.a..anu..Yu..Yura"appa sungguh di selimuti rasa gugup.

"APA YANG APPA LAKUKAN PADA EOMMA? HUH? TAK CUKUP JIKA APPA MENYAKITI PERASAANKU. KENAPA APPA INGIN MEMBUNUH EOMMA JUGA? MANA KATA CINTA DI ANTARA KALIAN? BUKAN KAH DULU KALIAN SUDAH SALING SUMPAH UNTUK TETAP BERSAMA DAN SALING MENCINTAI? TAPI KENAPA APPA MEMBUNUH EOMMA?"teriak ku,kini air mataku tak dapat lagi di bendung hingga mengalir begitu saja. Namun aku cepat menghapus nya dengan kasar.

"Yura..."belum sempat appa menjawab pertanyaanku,aku langsung memotong ucapan nya.
"Aku benci sama appa, pergi..."ucapku pelan.

"Yura.."

"PERGI!!"teriakku.appa pun pergi meninggalkan kami,namun saat ia sampai di sampingku ia kembali berucap.
"Appa lakukan semua ini,karena appa sangat sayang sama kamu"ucap nya dan keluar.

Aku terdiam dan berjalan mendekati ranjang eomma. Kulihat eomma yang masih pucat,hingga pandangan ku teralih pada alat yang sudah bergaris lurus, dengan cepat ku tekan tombol darurat untuk memanggil dokter. Tak butuh waktu lama,dokter dan beberapa perawat datang dan langsung memeriksa keadaan eomma

"Agasshi harus tunggu di luar,biar kami yang akan menangani ibu mu"kata dokter,aku pun keluar dan menunggu di depan ruangan eomma.
Batinku tak henti-henti nya berdoa agar eomma tetap hidup. Sungguh,aku sangat sayang sama eomma. Walau pun ia sering memilih pekerjaan nya,tapi ia tak lupa untuk tetap memasak makanan kesukaan ku.
"Tuhan selamatkan lah eomma"gumam ku.

"Yura-ssi kau kenapa menangis?"tanya Yunhyeong yang kebetulan lewat.

Aku hanya diam,tidak menanggapi nya.
"Yura-ssi..."panggil Yunhyeong.

Aku menatap nya datar.
"Neo gwenchana?"tanya Yunhyeong lagi.

"Anni,aku sedang tidak baik-baik saja sekarang."jawabku pelan.

"Wae? Apakah terjadi sesuatu sama keluarga mu yang berada di dalam?"tanya Yunhyeong sambil menatap ruangan eomma yang sudah tertutup rapat itu.

"Yunhyeong-ssi kenapa hidup itu begitu kejam? Kenapa tuhan jahat padaku? Kenapa cobaan yang di berikan nya begitu berat? Eoh?"tanyaku.

"Tuhan itu tak akan memberikan cobaan melebihi batas umat nya. Aku yakin kau bisa melewati cobaan itu. Sama sepertiku dulu, saat ibu ku pergi bersama lelaki lain dan meninggalkan aku bersama adikku di sebuah minimarket. Saat itu keadaan cuaca sedang hujan deras,membuat diriku dan juga adikku harus tidur di teras minimarket,sampai pemilik nya mengusir kami. Sejak kejadian saat itu,adikku terserang penyakit entah apa nama nya. Dan sekarang penyakit itu kambuh membuat adikku harus menginap di rumah sakit ini selama 3 bulan"jelas Yunhyeong dengan mata yang berkaca-kaca.

"Yunhyeong-ssi.."gumamku pelan

"Kau jangan salah kan tuhan karena memberi mu cobaan berat karena itu semua sudah takdir kita"lanjut nya lagi.

"Yura-ssi seperti nya aku harus kembali keruangan adikku"pamit Yunhyeong dan berlalu begitu saja.

"Ternyata ada seseorang yang jauh lebih menderita dibanding diriku."gumamku.

--Mohon vote and comment--

Dear Jinhwan(FF IKON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang